Hai Arai, apa kabar?
Aku tahu kamu pasti kaget membaca surat ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa memperoleh surat dari dirinya sendiri yang sudah dewasa? Bukankah itu artinya surat ini berasal dari masa depan? Tenang, tak perlu kamu berteriak ketakutan memanggil Ibumu, atau heboh mencari Ayahmu, seperti yang selalu kamu lakukan selama ini.
Kurasa kita sepakat kalau surat ini hanya boleh kamu baca, sendirian, di salah satu kamar di rumah maktum (kakak perempuan mendiang nenekku) yang sering kali kamu tempati ketika menghabiskan Lebaran di Dusun Juwah, Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri itu. Aah, Juwah, aku tak tahu kalau akhirnya bakal sangat merindukan kampung halaman Ayah, padahal sempat kubilang aku bosan harus mudik setiap tahun saat Lebaran.
Karena itulah aku tahu kamu pasti masih sedikit mengantuk usai perjalanan darat selama dua jam dari Malang, bukan? Ya, tidur memang menjadi hobimu saat naik mobil sejak kecil. Kuharap kamu akan selalu melakukan itu, karena nanti saat kamu dewasa, kamu akan lebih sering mual dan muntah bahkan saat naik mobil transportasi online.
Bagaimana dengan kondisi Juwah?
Salah, bagaimana kondisi maktum?
Aku tahu kamu pasti akan sebal dengan wajahnya yang selalu bersungut-sungut bahkan ketika anak cucunya tiba di setiap Lebaran. Biarkan saja. Kamu juga tak perlu ambil hati jika beliau melarangmu ikut ke kandang ayam-ayamnya di kebun belakang. Kuberitahu, ayam-ayam itu akan segera hilang ketika maktum meninggal dunia nanti.
Ya, jangan kaget. Maktum akan pergi meninggalkan dunia ini ketika kamu berusia 20 tahun kelak. Tak akan ada keluarga yang menemaninya, karena maktum meninggal dalam tidurnya. Sebuah kematian yang mungkin diidamkan banyak orang, katanya. Kuharap kamu bisa lebih baik padanya dan tak terlalu ambil hati ketika beliau terus-menerus mengomel dan merepotkan hal-hal kecil yang tak berguna.
Oiya, apakah tante dari Madiun dan dari Pekalongan sudah tiba? Pastikan untuk memasang karpet di seluruh ruang tamu hingga ruang TV, ya agar sepupu-sepupu kita yang sebagian besar laki-laki itu dapat tidur tenang dan tidak saling berebut kamar. Jangan lupa bilang pada Ayah untuk membeli lotion anti nyamuk karena di Juwah saat malam hari, nyamuk akan keluar dari tempat persembunyiannya.
Bicara soal sepupu-sepupu kita, pastikan untuk memberitahu Ibu agar tidak terlalu kaget di malam Takbiran nanti. Kenapa? Karena bocah-bocah nakal itu akan mengeluarkan seluruh isi petasan dan menggabungkannya jadi satu di halaman, lalu diledakkan bersama tepat ketika mushola di belakang rumah maktum mengumandangkan takbir.