Kurang dari sepekan lagi, umat Islam di seluruh dunia akan menyambut Idulfitri. Ada beberapa hal yang identik terjadi jelang Lebaran seperti mulai ramainya arus mudik, berbelanja kue-kue kering, ramainya masjid untuk i'tikaf serta tentunya pembagian THR (Tunjangan Hari Raya).
Aah, THR.
Mungkin itu adalah satu-satunya hal yang kurindukan sebagai pekerja kantoran.
Aku masih ingat saat masih menjadi budak korporat di sebuah situs entertainment beberapa tahun lalu, masa-masa sepekan jelang Idulfitri adalah saat THR yang sebesar satu bulan gaji cair ke rekening. Rutinitasnya pun sama, berbelanja usai memperoleh THR. THR memang sangat layak untuk dinanti.
Namun setelah aku memutuskan resign sebagai karyawan dan memilih jalan sebagai freelancer writer, hingga akhirnya blogger sejak tahun 2020, THR jelas jadi sesuatu yang asing. Absennya THR dari saldo rekening membuatku melakukan penyesuaian terutama dalam hal pengeluaran setiap kali Ramada tiba.
Apakah aku sedih tidak memperoleh THR lagi?
Ya.
Tapi apakah itu artinya aku kehilangan kesenangan duniawi dalam hal menikmati Lebaran saat tak memperoleh THR?
Tentu tidak!
Lenyapnya THR dari kehidupanku bukanlah berarti dunia berakhir. Kalian pun demikian. Karena ternyata ada kok sejumlah cara yang bisa dilakukan agar finansial tetap sehat dan tidak panik, meskipun THR tidak didapat. Seperti apa? Berikut beberapa di antaranya: