Awalnya aku sangat antusias untuk ikutan jerit malam ini, karena aku bertugas di pos satu yang dekat mushola. Ya seperti yang kalian tahu, aku adalah orang yang penakut sehingga temanku yang Ketua OSIS menempatkanku di tempat yang tidak terlalu menyeramkan. Karena saat itu kami dipasang-pasangkan dan setiap pasangan wajib menjaga pos yang sudah ditentukan.
Sial bagiku, temanku di pos lorong atas kelas X mendadak meminta ganti posisi.
Entah hipnotis jenis apa, aku pun mengiyakan bertukar posisi dan akhirnya menjaga pos di lorong atas, dekat dengan ruang komputer. Sempat khawatir, tapi saat aku mengenal pasanganku adalah anak kelas XII bahasa yang berasal dari sekbid 1 keimanan dan kebetulan berhijab, aku jadi tenang.
"Eh tahu nggak, katanya lorong depan kelas X5 itu pernah ada penampakan. Aku diceritain sama temenku,"
Wajahku langsung masam saat mendengarnya berbincang dengan santainya.
Kami berdua duduk di lantai hanya beberapa meter dari ruang komputer. Di depan kami adalah lorong kelas X yang terdiri dari lima ruang kelas, satu ruang kamar mandi di bagian tengah dan tangga menuju lantai bawah di bagian ujung. Pos ini sebetulnya adalah pos terakhir sebelum garis finish di ruang OSIS yang bahkan dari tempatku berada bisa terlihat. Hanya saja lorong yang ada di depanku memang begitu gelap dan sudah banyak cerita tidak menyenangkan yang kudengar sejak kelas X.
Meskipun angin dingin berhembus, kegiatan jerit malam itu berlalu dengan lancar. Sayup-sayup aku mendengar suara teriakan di pos lain, sudah pasti teman-temanku yang kebagian menakut-nakuti menganggap teriakan itu sangat memuaskan. Di pos sembilan tempatku berjaga ini memang tidak ada hantu palsu karena kami cuma kebagian mengecek kondisi mereka. Karena memang lorong kelas X ini lumayan panjang dan sangat sepi, sehingga menurutku justru tingkat horornya paling tinggi.
Hingga akhirnya saat aku melihat jam menunjukkan pukul 01.50, kami sudah mengecek kondisi grup 10, grup terakhir yang empat anggotanya tampak pucat pasi semua.
"Kak, serius dari tadi di sini nggak ngerasa apa-apa? Kita waktu lewat kamar mandi tadi merinding semua. Tadi kita teriak, kan? Pintunya kebuka sendiri,"Â
Anak kelas X itu berkata dengan tangan begitu gemetar dan anggukan cemas bersama rekan-rekannya. Langsung membuatku ingin mencubit mulutnya.