Lantaran mengacu pada bakat dan minat peserta didik, guru akan jauh lebih leluasa dalam memilih perangkat mengajar.
Dalam proses adaptasi ke Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek pun akhirnya resmi menghapus tes calistung (membaca, menulis, dan menghitung) dalam PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) untuk jenjang SD. Menurut Muhammad Hasbi selaku Direktur SD Kemendikbudristek kepada CNN Indonesia, Kurikulum Merdeka menjadikan kemampuan literasi dan numerasi bisa dipelajari para murid hingga tahap akhir kelas 2 SD.
Hal serupa pun dilakukan Kemendikbudristek dengan menghapus TKA (Tes Kemampuan Akademik) sejak UTNK SBPMPTN 2023/2024. Di mana alasan penghapusan dua ujian masuk jenjang pendidikan ini dilakukan Nadiem lantaran membuat murid dan guru hanya fokus pada hafalan, bukannya penalaran pelajaran.
Sebagai kurikulum yang baru saja dikenalkan dan butuh waktu untuk beradaptasi, Nadiem pun membebaskan setiap satuan pendidikan dalam merencanakan program pembelajaran berkualitas. Asalkan masih fokus pada pengembangan soft skills dan karakter, materi-materi esensial yang bisa meningkatkan kreativitas dan inovasi murid, serta pembelajaran fleksibel, maka program pembelajaran itu sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Dalam kondisi seperti inilah, aku sangat bersyukur pernah dua kali terlibat dalam Kelas Inspirasi.
Karena melalui komunitas belajar seperti itu, baik guru dan orangtua akan memperoleh pandangan baru untuk mengajar anak-anak mereka.
Misalnya saja guru-guru bisa mengadaptasi sistem pendidikan Amerika Serikat dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Caranya? Murid diberi kebebasan memilih mata pelajaran yang diminati, meskipun masih ada materi-materi utama seperti matematika, bahasa, IPA dan IPS. Hanya saja saat ujian, murid yang lebih minat matematika akan memperoleh soal ujian lebih rumit dibandingkan murid yang tak terlalu menyukai matematika.
Sedangkan orangtua di rumah, tetap senantiasa memberikan dukungan pada apa yang diminati anak mereka. Sambil menjadi garda terdepan dalam mengajarkan nilai-nilai Pancasila sejak dari rumah.
Jauh lebih menyenangkan, bukan?
Karena pada dasarnya, belajar secara merdeka itu adalah hak segala bangsa.