Mohon tunggu...
Arai Amelya
Arai Amelya Mohon Tunggu... Freelancer - heyarai.com

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cerita dari Masjid Segitiga di Cipularang

25 Maret 2023   23:49 Diperbarui: 25 Maret 2023   23:59 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Mata Illahi foto: Rouzes/Getty Images 

 tampak atas Masjid Al Safar foto: Jasa Marga

"Iya, kalau kakak lewat tol Cipularang emang ada banyak hal menarik sih di sana. Mulai dari TKP kecelakaan maut sampe masjid segitiga,"

Aku menoleh menatap supir travelku kala itu. Pandanganku jelas penuh tanya.

Dia mengangguk dan malah melanjutkan ceritanya dengan antusias, kala mobil kami yang menuju Bandara Halim Perdana Kusuma dari Bogor sudah memasuki tol Jagorawi.

"Sempet ramai kan itu kak masjid segitiga sebelum pandemi? Katanya itu masjid Illuminati, masjid Dajjal!"

Aku tergelak.

Entah darimana awalnya, rasa-rasanya teori konspirasi atau yang mungkin lebih tepat disebut sebagai cocoklogi, semakin digandrungi oleh masyarakat negeri ini. Jika dulu aku mendengar Madonna atau Lady Gaga sebagai pengikut Illuminati, mungkin aku yang lebih muda akan tertarik dan membicarakannya berhari-hari.

Namun masjid Illuminati hanya karena menggunakan bentuk segitiga?

Tentu akan sangat menarik untuk dibahas.

Illuminati, Segitiga dan Dajjal

Sang Mata Illahi foto: Rouzes/Getty Images 
Sang Mata Illahi foto: Rouzes/Getty Images 

Bicara soal teori konspirasi sebetulnya bukan hal yang rumit. Kalian bisa menemukannya di diskusi-diskusi ilmiah ruang kuliah, atau bahkan di sebuah grup Facebook berisi remaja tanggung kabupaten. Namun kalau dirunut soal bagaimana segitiga bisa menjadi pangkal dari banyaknya teori konspirasi, mungkin kita harus membahas Eye of Providence alias Sang Mata Ilahi yang kebetulan berada di dalam bentuk segitiga.

Sang Mata Ilahi semakin terkenal pamornya berkat kelompok-kelompok elite yang konon katanya mengontrol dunia dari balik layar, Freemason dan Illuminati.

Kelompok-kelompok penguasa itupun dituding ingin mengubah tatanan dunia termasuk memusnahkan Muslim yang begitu serupa dengan tujuan musuh-musuh umat Islam, termasuk Dajjal di Hari Penghakiman nanti. Hal inilah yang akhirnya membuat segitiga semakin erat dengan simbol Zionisme dan Dajjal itu sendiri.

Bisa ditebak, ketika simbol segitiga muncul dengan sangat menonjol di masjid maupun bangunan Islami, tudingan kencang kalau itu merupakan gedung Dajjal makin ramai berhembus.

Sebuah tudingan yang memang sempat membuat nama Masjid Al Safar yang bisa kalian temukan di Rest Area KM 88, Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat itu makin populer. Masjid yang diarsiteki oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu pun akhirnya terseret ke pusaran kontroversi sebagai masjid Illuminati.

Mungkin di hari ketiga puasa Ramadan kali ini, kita bisa mengembalikan harkat dan martabat Masjid Al Safar.

Masjid Al Safar, Dekonstruksi Asimetris Bernapas Islam

tampak luar Masjid Al Safar foto: Jasa Marga
tampak luar Masjid Al Safar foto: Jasa Marga

Resmi memulai pembangunan pada tahun 2014, Masjid Al Safar diresmikan pada tahun 2017. Dalam sekali lihat saja, masjid ini memang memiliki desain yang tidak mirip dengan bangunan masjid lazim di Indonesia yang persegi dengan kubah sebagai atapnya. Tak heran kalau Ridwan Kamil pernah menjelaskan jika Al Safar adalah hasil eksperimentasi teori lipat Folding Architecture. Menurut mantan Walikota Bandung ini, seni Islam tidak memperlihatkan makhluk hidup karena memang mengutamakan rumus-rumus geometri.

Menggunakan gaya arsitektur dekonstruksi, masjid ini sebetulnya berbentuk asimetris. Para penggemar geometrik sepertiku tentu tak akan fokus pada bagian segitiga saja, karena Al Safar juga dipenuhi oleh bentuk-bentuk segiempat. Meskipun memang tampilan segitiga masjid ini begitu menonjol lewat mezzanine pada lantai yang berada tepat di tengah-tengah bangunan, antara lantai utama dan plafon.

Pemilihan warna abu-abu pada bagian luar Al Safar membuat masjid ini begitu mirip dengan bangunan futuristik. Untuk menjadikannya menjadi tempat ibadah yang go green, Al Safar mempunyai banyak jendela berbentuk segiempat-segiempat kecil di bagian atap yang membuat sinar matahari alami bisa bebas menembusnya.

Satu-satunya bagian segitiga yang dipermasalahkan para penggemar teori kontroversi pada masjid ini adalah bentuk ruang mihrab yang benar-benar segitiga. Apalagi dilengkapi dengan bola kaligrafi tergantung di bagian tengah, membuat banyak orang lantang menyebutnya sangat serupa dengan simbol Eye of Providence yang begitu dipuja Freemason, Illuminati, Zionis dan akhirnya Dajjal.

bagian mihrab Masjid Al Safar foto: Jasa Marga
bagian mihrab Masjid Al Safar foto: Jasa Marga

Padahal jika kalian mundur ke ribuan tahun lalu, segitiga justru erat kaitannya dengan peradaban Islam.

VOA Islam pernah melansir jika ada banyak cendekiawan Muslim di era keemasan Islam membuat kemajuan dalam bidang geometri karena segitiga. Bahkan sejumlah peneliti di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pada cendekiawan Muslim sudah menggunakan pola geometris mirip kristal, sejak abad ke-15 atau sekitar 500 tahun lebih cepat daripada ahli matematika modern.

Aah, terlalu tenggelam dalam teori konspirasi memang bisa membuat kita hilang arah.

Karena jika dibiarkan terus mengenai pelarangan segitiga dalam bangunan lantaran dianggap sebagai simbol Illuminati dan Dajjal, apakah ini artinya dunia arsitektur harus merelakan geometri berisi lingkaran dan segiempat saja?

Hmm, selamat sudah menyelesaikan puasa hari ketiga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun