Sang Mata Ilahi semakin terkenal pamornya berkat kelompok-kelompok elite yang konon katanya mengontrol dunia dari balik layar, Freemason dan Illuminati.
Kelompok-kelompok penguasa itupun dituding ingin mengubah tatanan dunia termasuk memusnahkan Muslim yang begitu serupa dengan tujuan musuh-musuh umat Islam, termasuk Dajjal di Hari Penghakiman nanti. Hal inilah yang akhirnya membuat segitiga semakin erat dengan simbol Zionisme dan Dajjal itu sendiri.
Bisa ditebak, ketika simbol segitiga muncul dengan sangat menonjol di masjid maupun bangunan Islami, tudingan kencang kalau itu merupakan gedung Dajjal makin ramai berhembus.
Sebuah tudingan yang memang sempat membuat nama Masjid Al Safar yang bisa kalian temukan di Rest Area KM 88, Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat itu makin populer. Masjid yang diarsiteki oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu pun akhirnya terseret ke pusaran kontroversi sebagai masjid Illuminati.
Mungkin di hari ketiga puasa Ramadan kali ini, kita bisa mengembalikan harkat dan martabat Masjid Al Safar.
Masjid Al Safar, Dekonstruksi Asimetris Bernapas Islam
Resmi memulai pembangunan pada tahun 2014, Masjid Al Safar diresmikan pada tahun 2017. Dalam sekali lihat saja, masjid ini memang memiliki desain yang tidak mirip dengan bangunan masjid lazim di Indonesia yang persegi dengan kubah sebagai atapnya. Tak heran kalau Ridwan Kamil pernah menjelaskan jika Al Safar adalah hasil eksperimentasi teori lipat Folding Architecture. Menurut mantan Walikota Bandung ini, seni Islam tidak memperlihatkan makhluk hidup karena memang mengutamakan rumus-rumus geometri.
Menggunakan gaya arsitektur dekonstruksi, masjid ini sebetulnya berbentuk asimetris. Para penggemar geometrik sepertiku tentu tak akan fokus pada bagian segitiga saja, karena Al Safar juga dipenuhi oleh bentuk-bentuk segiempat. Meskipun memang tampilan segitiga masjid ini begitu menonjol lewat mezzanine pada lantai yang berada tepat di tengah-tengah bangunan, antara lantai utama dan plafon.
Pemilihan warna abu-abu pada bagian luar Al Safar membuat masjid ini begitu mirip dengan bangunan futuristik. Untuk menjadikannya menjadi tempat ibadah yang go green, Al Safar mempunyai banyak jendela berbentuk segiempat-segiempat kecil di bagian atap yang membuat sinar matahari alami bisa bebas menembusnya.
Satu-satunya bagian segitiga yang dipermasalahkan para penggemar teori kontroversi pada masjid ini adalah bentuk ruang mihrab yang benar-benar segitiga. Apalagi dilengkapi dengan bola kaligrafi tergantung di bagian tengah, membuat banyak orang lantang menyebutnya sangat serupa dengan simbol Eye of Providence yang begitu dipuja Freemason, Illuminati, Zionis dan akhirnya Dajjal.