Â
"Iya, kalau kakak lewat tol Cipularang emang ada banyak hal menarik sih di sana. Mulai dari TKP kecelakaan maut sampe masjid segitiga,"
Aku menoleh menatap supir travelku kala itu. Pandanganku jelas penuh tanya.
Dia mengangguk dan malah melanjutkan ceritanya dengan antusias, kala mobil kami yang menuju Bandara Halim Perdana Kusuma dari Bogor sudah memasuki tol Jagorawi.
"Sempet ramai kan itu kak masjid segitiga sebelum pandemi? Katanya itu masjid Illuminati, masjid Dajjal!"
Aku tergelak.
Entah darimana awalnya, rasa-rasanya teori konspirasi atau yang mungkin lebih tepat disebut sebagai cocoklogi, semakin digandrungi oleh masyarakat negeri ini. Jika dulu aku mendengar Madonna atau Lady Gaga sebagai pengikut Illuminati, mungkin aku yang lebih muda akan tertarik dan membicarakannya berhari-hari.
Namun masjid Illuminati hanya karena menggunakan bentuk segitiga?
Tentu akan sangat menarik untuk dibahas.
Illuminati, Segitiga dan Dajjal
Bicara soal teori konspirasi sebetulnya bukan hal yang rumit. Kalian bisa menemukannya di diskusi-diskusi ilmiah ruang kuliah, atau bahkan di sebuah grup Facebook berisi remaja tanggung kabupaten. Namun kalau dirunut soal bagaimana segitiga bisa menjadi pangkal dari banyaknya teori konspirasi, mungkin kita harus membahas Eye of Providence alias Sang Mata Ilahi yang kebetulan berada di dalam bentuk segitiga.