Mohon tunggu...
Arai Amelya
Arai Amelya Mohon Tunggu... Freelancer - heyarai.com

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Mengayuh Roda Ekonomi dari Jalanan Ibukota

29 Desember 2022   17:01 Diperbarui: 1 Januari 2023   17:45 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
infografis penduduk miskin Indonesia selama satu dekade/databoks

"Sudah tujuh tahunan lah saya jualan gini. Ya, Alhamdulilah anak pertama sampai bisa kuliah di Jember,"

Cerita Rohim (45) terhenti sejenak saat dia menyodorkan segelas teh hangat pesananku. Kuteguk minuman itu sambil melihat jalan Thamrin yang sudah ramai, padahal belum juga pukul tujuh pagi ini.

Di sebelahku, Rohim tampak cekatan meracik pesanan minuman untuk pembeli lain di atas sepeda anginnya. Sesekali Rohim bercanda dengan logat Madura yang masih kental terdengar.

Kusodorkan selembar uang lima ribu Rupiah pada Rohim. Dia mengangguk senang lalu dijejalkan ke tas pinggul bersama lembaran uang kertas kusut lain.

Sebelum aku beranjak, Rohim membunyikan bel sepedanya yang nyaring saat rekannya sesama pedagang Starling (Starbak = penjual kopi keliling) lewat.

Aku tersenyum.

Meski kehadiran mereka tidak sementereng pegawai kantoran di Jakarta, kehidupan Starling menarik untuk dikulik. 

Rohim bahkan mengaku sedikitnya menghasilkan uang sebesar Rp250 ribu tiap hari yang artinya, omzet bulanan bermodal otot kaki itu menyentuh Rp7,5 juta.

Menjadi Starling memang bukan sesuatu yang remeh-temeh. 

Merdeka bahkan pernah melaporkan keberadaan kampung Starling di kawasan Prapatan Satu, Jakarta Pusat. Dengan sekitar 400 pedagang Starling bertempat tinggal di area itu, aku menggeleng membayangkan betapa kencangnya aliran uang keluar masuk di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun