Sebagai Desa Wisata, Bilebante jelas menawarkan banyak paket liburan mulai dari bersepeda, terapi kebugaran, kebun herbal hingga cooking class. Nah, untuk paket yang terakhir itulah, kami para Kompasianer terlibat dan bersama-sama memasak Ayam Merangkat.
Awalnya, saya mengira Ayam Merangkat tak berbeda dengan ayam bakar pada umumnya. Namun ketika ayam ini masuk ke dalam mulut, tekstur yang begitu lembut dan cita rasa pedas berkat bumbu rempah-rempah yang melimpah membuat lidah langsung bergejolak. Menggunakan ayam kampung, biasanya Ayam Merangkat tersaji dalam suwiran-suwiran kecil atau ayam utuh yang sudah dipotong dalam beberapa bagian.
Keberuntungan saya bisa menikmati Ayam Merangkat memang patut selalu dikenang bahkan meskipun sudah hampir tiga bulan berlalu sejak saya ke Lombok. Bagaimana tidak, karena kuliner ini sejatinya hanya 'keluar' ketika adat Merarik digelar.
Jika kalian tidak tahu, Merarik alias melarikan calon mempelai perempuan adalah salah satu tradisi dalam pernikahan adat suku Sasak.
Suku Sasak percaya kalau adat Merarik adalah bukti betapa mempelai pria sangat serius dengan calon istrinya. Seperti layaknya penculikan, si laki-laki harus melarikan calon istrinya dengan diam-diam pada saat malam hari, lalu dibawa kabur selama tiga hari. Nanti ketika si perempuan sudah diculik, tokoh masyarakat setempat akan mempertemukan kedua pihak keluarga secara resmi dan mulai berbicara persiapan pernikahan.
Dan saat kedua keluarga baik dari calon mempelai laki-laki atau perempuan sudah sepakat agar pernikahan digelar, Ayam Merangkat akan menjadi suguhan utama dan disantap bersama. Tak heran kalau kuliner ini dianggap memiliki posisi yang cukup penting pula bagi suku Sasak, membuat saya yang turunan Jawa-Minang ini terasa begitu terhormat bisa menyantapnya langsung di Bilebante.
Apakah ingin merasakannya kembali?
Tentu saja!
Karena setiap Mandalika dan Lombok jadi pembicaraan, lidah saya akan otomatis mengenang kuliner lezat si Ayam Merangkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H