Mohon tunggu...
Arai Amelya
Arai Amelya Mohon Tunggu... Freelancer - heyarai.com

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Atlet eSport, Asa Baru untuk Masa Depan Perempuan Indonesia

17 Oktober 2021   21:04 Diperbarui: 17 Oktober 2021   21:06 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gamer perempuan via Andy Sowards

Seolah menjawab kegalauan setiap orangtua antara membiarkan anak-anak bermain game sebagai bagian dari 'dunianya' atau melarang demi 'masa depan yang lebih baik', Evangeline I. Suaidy,MSi pun angkat bicara. Psikolog yang pernah berbincang dalam acara coaching clinic Cosmos di Kidzania, Pacific Place, Jakarta Selatan itu menegaskan bahwa orangtua sebaiknya tidak melarang anak untuk bermain.

Dilansir Kompas, Evangeline memaparkan bahwa bermain game dalam batas normal dan seimbang mampu memberikan dampak positif bagi anak entah laki-laki atau perempuan. Baginya, game yang memiliki berbagai jenis genre ini mampu mengasah keterampilan, kecekatan, fokus dan keuletan pada anak.

Bahkan untuk beberapa game online yang bisa dimainkan di smartphone, sudah menggunakan pengantar bahasa Inggris yang sedikit banyak, membuat anak mempelajari kosakata bahasa asing. Karena bagaimanapun untuk memenangkan permainan, anak haruslah memahami perintah berbahasa Inggris tersebut sekaligus mendorong mereka untuk rajin membaca.

Tanpa disadari pula, game online yang lagi-lagi dimainkan secara tepat dan tidak berlebihan akan turut mengasah kemampuan spasial anak yang berkaitan dengan kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Menurut Evangeline, kedua hal itu bisa mempengaruhi kemampuan menghitung dan motorik halus buah hati.

Game online pada dasarnya adalah sebuah aktivitas tanpa batas yang ternyata ikut menstimulasi otak anak sebagai pemain dalam proses berpikir, mengembangkan kreativitas hingga strategi agar bisa memenangkan tantangan. Bahkan orangtua pun diperbolehkan terlibat menemani buah hati bermain yang ternyata ikut meningkatkan keakraban.

Dengan berbagai hal positif di atas, orangtua sudah seharusnya tidak menutup peluang buah hati yang memang memiliki ketertarikan atas game. Tak peduli laki-laki atau perempuan, karena dalam dunia game, tak ada batasan siapapun yang ingin bermain, gender apapun memiliki posisi yang sama karena game adalah saluran hiburan yang tidak dibuat hanya untuk pria saja.

Cerita Sukses Perempuan Indonesia Sebagai Gamer Handal

Lantas, apakah ada gamer sukses yang merupakan perempuan?

Jawabannya adalah sangat banyak.

Bahkan di Indonesia sendiri, gamer yang sudah semakin profesional dan menjajaki profesi sebagai atlet eSport bukanlah dominasi para pria saja. Hal ini tentu menjadi sebuah kabar menggembirakan mengingat eSport dipandang sebagai salah satu lahan pekerjaaan yang sangat menjanjikan di masa depan.

Tak main-main, menurut Ricky Setiawan selaku CEO GGWP.id kepada Bisnis, saat ini ada lebih dari 44,2 juta pemain game eSport di Indonesia. Dibandingkan negara kawasan Asia Tenggara lainnya, atlet eSport di Tanah Air mengalami pertumbuhan hingga 37%. Dengan rentang usia 13-24 tahun, anak-anak muda ini bahkan memperoleh penghasilan dalam jumlah menggiurkan berkat nge-game, terutama setelah mengikuti kompetisi bergengsi.

Salah satu tim eSport tersukses yakni EVOS, bahkan memiliki divisi game yang seluruhnya merupakan atlet perempuan yakni EVOS Galaxy Sades. Fokus dalam game Point Blank (PB), tim ini bahkan pernah jadi juara ketiga kompetisi PBIWC (PB International Women Championship). EVOS Galaxy Sades jelas berisi perempuan-perempuan jago nge-game yang sudah punya banyak prestasi mentereng tingkat global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun