Koes Plus mungkin sedang bercanda saat membuat lirik lagu Kolam Susu yang begitu disukai Ayah saya itu. Kata mereka: 'orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman'.
Terdengar menggelitik? Memang.
Bagaimana mungkin tongkat kayu dan batu bisa berubah jadi tanaman begitu saja? Apakah tanah Indonesia ini memiliki kekuatan magis untuk mengubah apapun yang ditancapkan di atasnya menjadi tanaman dan bisa tumbuh subur?
Saya awalnya pun mengira lirik itu hanya ungkapan metafora berlebihan. Tapi melihat bentang alam negeri ini, apa yang tersimpan di bawah kerak-kerak Bumi Nusantara, saya mulai sadar kalau Tuhan memang tidak main-main saat menciptakan Indonesia.
Meletakkan gunung-gunung yang berjajar dari Sabang sampai Merauke, menjadikan kepulauan yang di kemudian hari dijuluki Zamrud Khatulistiwa ini akhirnya dilewati Cincin Api Pasifik. Sebuah kondisi yang selain luar biasa mengerikan, tapi juga luas biasa menguntungkan.
Kesuburan jelas menjadi jaminan bagi makhluk-makhluk yang berpijak di atas Nusantara.
Namun mereka juga harus siap dengan berbagai bencana mengejutkan seperti letusan maha dahsyat dari gunung berapi. Gunung-gunung gagah yang menawarkan pesona sangat indah, tapi tanpa sadar tengah sibuk menggodok magma di dapur-dapur mereka.
Dan bencana mengerikan itulah yang terjadi di tanah Andalas sekitar 74 ribu tahun lalu.
Jangan bayangkan gunung sekelas Semeru, Rinjani, Merapi bahkan Sinabung di dataran tinggi Karo sana. Gunung yang akan saya bahas ini memiliki level jauh lebih mengerikan dan dijuluki sebagai salah satu gunung berapi raksasa alias supervulkan. Memuntahkan material yang sulit dinalar, gunung purba ini menggetarkan Bumi dengan ledakan super masif berkekuatan VEI (Volcanic Explosif Index) 8, sebuah skala numerik tertinggi untuk letusan gunung berapi.
Letusan yang tidak bisa tertandingi itupun langsung membuat iklim di Bumi menjadi kacau dan memicu musim dingin vulkanik. Disebutkan hampir 90% kehidupan di planet biru ini tersapu waktu, termasuk hampir musnahnya manusia-manusia purba. Membawa serta awan panas, gelombang tsunami super tinggi dan udara yang mengandung racun, abu vulkanis gunung itu menutupi seluruh permukaan udara di Bumi ini.