Mohon tunggu...
Arai Amelya
Arai Amelya Mohon Tunggu... Freelancer - heyarai.com

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Surat Cinta dari 74 Ribu Tahun Lalu itu Bernama Danau Toba

26 September 2021   23:54 Diperbarui: 26 September 2021   23:57 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung raksasa super mengerikan itu bernama gunung Toba.

Dengan letusan yang sudah menyerupai level kiamat itu, gunung Toba pun langsung luluh lantak tak berbentuk. Gunung purba itu telah mati. Meninggalkan sebuah kaldera yang akhirnya kini dikenal sebagai salah satu danau alami terbesar di Bumi, bernama danau Toba.

Sebuah awal dari surat cinta yang dituliskan Tuhan kepada rakyat Batak, dan tentunya bangsa Indonesia.

Danau Toba Pusat Kehidupan Suku Batak yang Luhur

danau Toba dari Sigapitan AFP/Goh Chai Hin
danau Toba dari Sigapitan AFP/Goh Chai Hin

Membentang sepanjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer dan kedalaman hingga 505 meter, bisa menjejakkan kaki di Toba tentu adalah mimpi dari seluruh masyarakat negeri ini, termasuk saya. Sebagai peranakan Jawa-Minang, tanah Sumatera memang seolah melambai agar manusia pulang seberang berkunjung menikmati keelokannya.

Sebagai icon dari Wonderful Indonesia, danau Toba memang menjalankan perannya dengan tepat. Seperti makna dari wonderful itu sendiri, Toba adalah kaldera di mana hal-hal menakjubkan bersemayam.

Baik keindahan alam atau budaya, danau Toba memberikan janji kepada dunia.

Siapapun yang datang akan terpesona dan selalu ingin kembali menikmati ruang-ruang cerita yang terbentang di danau seluas 1.145 kilometer persegi itu.

Biarkan kaki kalian lelah berjalan hingga puncak Bukit Holbung karena tempat itu menjanjikan hamparan padang rumput dan pemandang bukit yang mengelilingi danau Toba dari ketinggian. Menghabiskan malam untuk berkemah di Bukit Holbung tentu bisa jadi sebuah pengalaman tak terperi karena di malam hari, bintang terhampar di atas langit danau Toba tanpa malu-malu.

Atau mungkin bagi kalian yang begitu merindukan jejak sejarah, puncak gunung Pusuk Buhit tentu bisa jadi pilihan. Bagi masyarakat Batak, puncak gunung Pusuk Buhit adalah wilayah suci di mana sang Raja Batak pernah terlahir. Dan dari titik setinggi 1.982 meter di atas permukaan laut itu, danau Toba tampak terbentang.

Namun kalau boleh memilih, desa Huta Ginjang di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara adalah lokasi terbaik untuk menikmati kemolekan Toba bagi saya. Selain teropong bintang, saya ingin sekali mencoba olahraga paralayang sehingga benar-benar menikmati jejak gunung purba ini dari ketinggian, ditemani angin yang tanpa letih menghembus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun