Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Minol dan Pertaruhan Nasib Generasi

28 November 2020   07:49 Diperbarui: 28 November 2020   07:57 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: beritasatu.com

Namun, alangkah baiknya apabila langkah yang sudah ditempuh disempurnakan dengan pemutusan minol dari akarnya. Yakni dengan mamangkas produksinya, menutup pabriknya. Sebab peluang disalahgunakan akan tetap ada ketika bahannya tersedia. 

Kalaupun alasan ekonomi yang dipertimbangkan, maka sesungguhnya masih ada peluang industri lain yang bisa dibidik, tanpa harus memepertaruhkan nasib generasi. Semuanya memang tidak instan, namun dengan kreativitas dan inovasi, tidak mustahil bisa dikembangkan besar-besaran hingga menjadi sumber pemasukan yang bisa diandalkan. 

Lebih dari itu upaya penghentian produksi minol ini sejatinya berkaitan erat dengan pandangan dan gaya hidup. Kebiasaan hedonis yang meninggikan kebahagiaan sesaat, meski dengan maksiat adalah hal yang penting untuk ditiadakan. Sehingga ketergantungan pada benda pemenuh kebahagiaan bisa diarahkan pada sesuatu yang lain, yang benar. 

Dan tentunya ini tidak bisa bila konsep sekuler masih mendominasi. Sebab memang sekuler lah yang memberikan ruang bagi disediakannya barang haram untuk alat pemuas kebahagiaan. Sekuler tidak lagi mementingkan pandangan agama. Asalkan senang, asalkan bisa mendapatkan keuntungan, maka tak dipedulikan apa kata halal dan haram. 

Untuk itulah perhatian tuntas nasib generasi agar terbebas dari minol memerlukan kerjasama menyeluruh. Mengaktifkan seluruh elemen pada masing-masing level untuk memangkas sumber minol, hingga menghilangkan konsep sekuler dan hedonis dari sekitar remaja. Dan yang memungkinkan ke arah sana adalah tatanan masyarakat Islam. Yang diatur dan diterapkan aturan Allah atas mereka. []

Referensi:

1. Tribun 

2. Detik 

3. Detik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun