Belum ada semacam pembahasan penyelesaian ini dalam jangka panjang, apakah di tingkat Daerah, maupun pemerintah pusat. Padahal jika kerugian dan masyarakat terdampak berjuta juta orang ini, saya pikir penting untuk memastikan bahwa bencana ini tidak datang lagi tahun depan.
Artinya BNPB dengan dana ratusan Milliard itu seharusnya last choice. Bukan jadi ujung tombak seperti sekarang, panglimanya tetap ada di penegakan hukum, dan tentu saja penyelesaian konstruktif dan mengikat pihak berkepentingan harus dipastikanmulai dilakukan saat ini, bahkan sebelum api api itu padam.
Menghitung harga bencana ini seperti pekerjaan sia sia. Kondisi asap yang tak kunjung usai ini membuat pihak yang berkepentingan merasa tertekan. tertekan berita, tertekan atasan yang takut dipecat, atau tertekan hastag #lawanasap.
Korp Pemadam yang harusnya diapresiasi lebih, sekarang energinya tak sepenuh minggu lalu, sepuluh hari ini menguras tenaga, menguras waktu dan menyisakan keletihan yang sangat. Â Itu baru ditingkat pemadam, tekanan berat juga sedang melanda pejabat pejabat yang kalap ketauan mengubah status Pollutan Standard Index dari Berbahaya menjadi Sangat Tidak Sehat.
Akhirnya, seperti Patung Zapin karya pematung kelas dunia, I nyoman Nuarta yang dipasangi masker oleh aktivis lingkungan kemarin. Mari siapkan masker standar N95 untuk melawan milimikron partikel asap dan jika kepercayaan kita pada pemerintah semakin luntur seperti sekarang, usahlah meminta bantuan pada tetangga jengah itu.
Minta saja pada penguasa Langit agar hujan turun, agar petugas pemadam itu dapat beristirahat, agar anak anak kita bisa sekolah lagi, agar gunjing asap ini juga selesai.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H