Percobaan medis dan senjata kimia terkait manusia juga dilakukan di Harbin (dekat wilayah Rusia) saat pendudukan Jepang berlangsung. Percobaan medis dilakukan oleh tentara Jepang di bawah pimpinan dokter dari kesatuan Angkatan Darat Jepang, Shiro Iishi. Ia adalah seorang dokter yang spesialisasinya bakteriologi. Kala itu ia dan tim merencanakan untuk membuat pabrik senjata biologis yang percobaannya dilakukan ke manusia langsung dengan cara yang kejam. Orang-orang Cina dijadikan "kelinci percobaan", mereka disuntik bakteri untuk melihat efeknya, bahkan ada juga yang dibedah tanpa obat bius!
Kini kekejaman tersebut diabadikan di Unit 731 Museum. Museum banyak menampilkan patung lilin manusia untuk merekonstruksi kegiatan percobaan medis yang dahulu dilakukan oleh Jepang terhadap orang Cina. Juga menampilkan alat-alat medis (jarum, kait, gergaji) dan bahkan organ-organ tubuh manusia!Â
Namun, ada pula cerita tentang polisi Jepang, Mio Yutaka, yang dahulu bertugas mengantarkan tawanan ke laboratorium. Setelah perang usai, beliau menolak mendapatkan uang pensiun dari pemerintah (Jepang) karena perasaan bersalah sebagai penjahat perang.Â
National Museum of China, Beijing
Kembali ke narasi anti-Jepang, semua peristiwa sejarah Cina vs Jepang yang sudah dibahas satu persatu di museum-museum diatas juga dibahas di National Museum of China, di Beijing. Museum ini merupakan penggabungan dari Museum of the Chinese Revolution dan Museum of Chinese History yang baru dibuka lagi tahun 2007 setelah di desain ulang. Museum ini membahas mengenai sejarah Cina modern yang dimulai di tahun 1840. Menceritakan Cina (dibawah kekuasaan Komunis) melawan kekuasaan asing (kolonialisme Eropa dan Jepang).Â
Agak berbeda dari museum yang lain, National Museum of China tidak menitikberatkan narasinya pada kekejaman penjajahan Jepang, tetapi lebih kepada peran CCP sebagai tonggak kekuatan rakyat melawan agresi Jepang. Kemenangan juga milik Cina seorang (baik tentara komunis maupun tentara Kuomintang). Museum ini tidak seperti museum lain yang mengakui peran Sekutu dan Amerika dalam mengalahkan Jepang.Â
Selain artefak dan foto, karya seni baru seperti lukisan dan instalasi juga di pesan untuk mengilustrasikan peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi. Misalnya, untuk menampilkan Sino-Japanese War dan insiden 18 September 1931 di Shenyang.Â
Hongkong Museum of History, Hongkong
Museum lain yang juga cukup menarik untuk dibahas adalah Hong Kong Museum of History. Seperti kita tahu, Hong Kong adalah bekas koloni Inggris yang kini bagian dari Cina. Namun, di pameran the Hong Kong Story yang dikembangkan sejak tahun 2000, masa kolonial Inggris hampir tidak diceritakan di museum. Malah, periode Jepang yang singkat menempati ruangan yang lebih besar. Museum juga menampilkan sejarah dinasti-dinasti Cina dan kembalinya Hong Kong ke Cina.Â
Narasi di museum jauh dari memori kolektif penduduk Hong Kong karena mengikuti narasi besar sejarah Cina dari CCP. Sejak Oktober 2020 pameran ditutup sementara untuk di desain ulang. Namun, penduduk Hong Kong sangsi bahwa narasi sejarah di pameran yang baru akan dapat berubah.Â
Museum-museum di Cina tentang penjajahan Jepang lagi-lagi memperlihatkan bahwa museum dan politik sangat berkaitan erat. Narasi sejarah di museum tergantung versi sejarah dari rezim politik yang berkuasa. Apabila pandemi sudah berakhir, apa ada yang tertarik untuk berkunjung ke museum-museum ini kalau sedang jalan-jalan ke Cina?Â