Mohon tunggu...
Ajeng Arainikasih
Ajeng Arainikasih Mohon Tunggu... Sejarawan - Scholar | Museum Expert | World Traveller

Blogger - Writer - Podcaster www.museumtravelogue.com www.ajengarainikasih.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Indigenous Australians dan Representasinya di Museum

10 Mei 2020   12:41 Diperbarui: 10 Mei 2020   18:35 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, di tahun 2007/2008, tata pamer Migration Museum juga sudah dirancang dengan interaktif. Misalnya, pengunjung dapat membuka/tutup laci dan lemari display, memutar-mutar display di lantai, atau bermain game untuk membahas suatu isyu. 

Tata pamer museum diawali dengan sedikit membahas mengenai South Australia sebagai settlement bagi penduduk asli yang "kedatangan" imigran. 

Lalu cerita berlanjut dan mengambil sudut pandang dari sisi orang Eropa. Yakni menceritakan kedatangan orang Inggris dan Jerman ke South Australia di abad 19. 

South Australia sangat bangga dengan sejarah mereka sebagai free-settler. Maksudnya, orang-orang Eropa yang pertama kali datang ke negara bagian South Australia adalah orang-orang bebas, bukan narapidana dan orang buangan seperti di negara bagian lain. 

Lalu, cerita mengenai imigran dan refugee dari berbagai penjuru dunia yang datang dan bermukim di South Australia di abad 20 dan 21 juga dibahas. Di bagian ini saya paling suka permainan "White Australian Policy". 

Pengunjung harus membaca pernyataan terkait kebijakan-kebijakan imigrasi  Australia di awal abad 20, lalu pengunjung harus memencet tombol untuk mendapatkan jawabannya. Misalnya, ada pernyataan "You are white British migrant" yang kalau dipencet tombolnya akan keluar lampu hijau bertuliskan "Welcome to Australia". 

Tetapi, pernyataan "You are Asian" jawabannya langsung lampu merah! TET TOOT! "Come Back to Your Country!". Tandanya, orang Asia tidak diizinkan untuk bermigrasi ke Australia di awal abad 20.

Kini, apabila melihat di website museum, tata pamer permanen museum sudah diubah di tahun 2014. Tema pameran permanen bertajuk "Leaving Britain and Establishing South Australia" serta "Immigration in the 20th Century" masih ditampilkan. 

Namun, ada juga tema "Superdiversity: 21st Century Migration" dan "Impact".  "Impact" merupakan pameran karya seni karya Darryl Pfitzner Milika yang membahas mengenai efek dari adanya imigrasi dan kolonialisme terhadap penduduk asli di South Australia. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Selain itu, di bangunan yang terletak di seberang bangunan tata pamer utama, ada pula pameran permanen bertajuk "In This Place" yang sepertinya baru didesain ulang tahun 2017. 

Di tahun 2007/2008 pameran ini memang sudah ada, tapi tampilannya berbeda. Pamerannya menceritakan mengenai sejarah lokasi dan bangunan museum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun