#MerdesaThinking

Merdesa Thinking!!!

MERDESA! Bukan Merdeka. Beda satu huruf, "S" pada kata merdesa dan "K" pada kata merdeka. Ada perbedaan makna.

MERDEKA. Kata ini tentu sudah sangat populer. Diperingati setiap tahun. Di Indonesia setiap bulan Agustus.

Instruksi pemasangan bendera merah putih sudah beredar: 1-31 Agustus 2021. Tanda peringatan kemerdekaan Indonesia sudah dekat.

Kemerdekaan Indonesia. Kita, tentu sudah memahami maknanya. Prosesnya. Pun apa yang harus diperbuat. Satu pesan dariku, "NKRI itu besar dengan keragaman. Hal yang patut diseragamkan hanyalah cara pandang KEBHINEKAAN"

Atas nama persatuan tapi mengecilkan kelompok lain bukan sifat bhineka -Atas nama persatuan dengan merasa kelompoknya paling benar, bukan pula sifat bhineka. Cara pandang KEBHINEKAAN menjunjung tinggi kesetaraan dalam perbedaan. Buahnya PERSATUAN.

Dalam perbedaan ada keberlimpahan. Ada kekayaan rasa, karsa, dan cipta. Yang disebut dengan TRIDAYA. 

Para pendahulu telah berjuang memerdekakan Indonesia. Bertaruh nyawa, tidak sekadar mengorbankan harta benda dan tenaga. Perjuangan panjang dalam melepaskan belenggu penjajahan. 

Akhirnya, 17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka. Buah pengorbanan para pendahulu melawan penjajah.

17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2021. Setiap tahun, kita diingatkan tentang hari Kemerdekaan Indonesia. Berbagai ekspresi peringatan ditampilkan. 

17 Agustus 2021, Indonesia memasuki 76 th Kemerdekaan. Di tengah masa pandemi Penyelenggara Pemerintahan mengusung tema "Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh".

Sebelum dan saat pandemi, apapun kondisi Indonesia secara ekonomi, secara sosial-budaya, dan secara politik. Itulah realitasnya. 

Tentu, memiliki harapan diperkenankan. Harapan untuk Indonesia kedepan. Kondisi Indonesia kedepan, semoga;

1. Layak secara ekonomi, layak secara sosial-budaya, dan layak secara politik.

2. Patut (Kepatutan) memiliki dimensi holistik; Adanya pola hidup yang bersahaja, rukun, penuh kesederhanaan, tak ada individualisme -- Karena sistem kehidupan dilandasi oleh pertimbangan  kebersamaan, komunalitas, berjamaah, tidak mudah untuk mengumbar keserakahan: Eksploitasi. Tidak ada yang dominan pada kepentingan diri pribadi.

Kondisi Layak secara ekonomi, layak secara sosial-budaya, dan layak secara politik --Itulah Kesejahteraan. 

Layak dan Patut (kepatutan) adalah makna dari MERDESA. Sedang #Merdesathinking cara pandang merdesa adalah 1) Adanya pola hidup yang bersahaja, rukun, penuh kesederhanaan, tak ada individualisme -- Karena sistem kehidupan dilandasi oleh pertimbangan  kebersamaan, komunalitas, berjamaah, tidak mudah untuk mengumbar keserakahan: Eksploitasi. Tidak ada yang dominan pada kepentingan diri pribadi. Yang disebut nilai kepatutan. 

Nilai patut (kepatutan) mengantarkan pada layak secara ekonomi, layak secara sosial-budaya, dan layak secara politik. Buahnya KESEJAHTERAAN.

#MerdesaTHINKING sangat relevan dengan apa yang pernah disampaikan Mahatma Gandhi, "Bumi ini cukup untuk kesejahteraan seluruh umat manusia, namun tidak cukup untuk keserakahan satu manusia".