Mohon tunggu...
Achmad Room Fitrianto
Achmad Room Fitrianto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang ayah, suami, dan pendidik

Achmad Room adalah seorang suami, bapak, dan pendidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel. Alumni Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya ini juga aktif beberapa kegiatan pemberdayaan diantaranya pernah aktif di Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil. Penyandang gelar Master Ekonomi Islam dari Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dan Master of Arts dalam Kebijakan Publik Murdoch University Perth Australia ini juga aktif sebagai pegiat dan penggerak UMKM yang terhimpun dalam Himma Perkumpulan Pengusaha Santri Indonesia (HIPPSI). Bapak satu anak ini menyelesaikan PhD di Department of Social Sciences and Security Studies dan Department of Planning and Geography, Curtin University dengan menekuni Ekonomi Geografi. Selama menempuh studi doktoral di Australia Room pernah menjadi Presiden Postgraduate student Association di Curtin University pada tahun 2015 dan aktif ikut program dakwah di PCI NU Cabang Istimewa Australia- New Zealand di Western Australia serta menjadi motor penggerak di Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA). Setelah dipercaya sebagai Ketua Program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel dan Koordinator Lembaga Pengembangan Kewirausahan dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel serta sebagai anggota tim Pengembang Kerja Sama UIN Sunan Ampel, Saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Achmad Room juga menjadi pengamat di isu isu reformasi pemerintahan, pengembangan masyarakat, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Ekonomi Islam. Fokus Penelitian yang ditekuni saat ini adalah Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Perubahan Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Desa Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Meningkatkan Gizi dan Mengurangi food waste dari Program Makan Siang Gratis

19 Januari 2025   14:08 Diperbarui: 19 Januari 2025   14:08 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program makan siang gratis adalah salah satu inisiatif sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah, mengurangi angka kelaparan, dan mendukung proses belajar mereka. Di Kota Surabaya, program ini dijalankan sebagai bagian dari upaya menciptakan generasi emas yang sehat dan produktif. Pada 13 Januari 2025, program makan bergizi gratis dipantau langsung oleh Wali Kota Surabaya dan sejumlah anggota DPRD. Dalam implementasinya, program ini menyasar siswa di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA.

Program ini tidak hanya menyediakan makanan sehat, tetapi juga menanamkan kesadaran lingkungan, seperti penggunaan wadah ramah lingkungan dan pengelolaan sampah makanan. Meskipun program ini diharapkan memberikan manfaat besar, beberapa tantangan muncul, seperti perbedaan kebutuhan gizi siswa, pengelolaan limbah makanan, dan kecocokan menu dengan selera anak-anak. Di sisi lain, program ini memiliki potensi untuk mendukung ekonomi sirkular melalui pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti maggot.

Artikel ini akan membahas bagaimana program makan siang gratis di Surabaya dirancang dan diimplementasikan, tantangan yang dihadapi, serta dampaknya terhadap kesehatan siswa dan lingkungan. Dengan pendekatan holistik, program ini menjadi model yang patut diapresiasi dan terus dikembangkan.

Implementasi Program dan Manfaatnya
Program makan siang gratis di Surabaya dirancang dengan memperhatikan kebutuhan gizi anak-anak. Setiap porsi makanan mengandung minimal 440 kalori, sesuai dengan standar kebutuhan gizi nasional. Siswa di setiap jenjang pendidikan menerima menu yang berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan usia mereka. Berdasarkan evaluasi awal, mayoritas siswa merasa puas dengan kualitas makanan yang disajikan, meskipun terdapat perbedaan pola konsumsi antara siswa laki-laki dan perempuan.

Manfaat utama dari program ini adalah mendukung proses belajar siswa dengan memastikan mereka memiliki asupan energi yang cukup. Selain itu, program ini juga menanamkan nilai-nilai kesehatan dan kebiasaan makan yang baik. Dengan adanya makanan bergizi di sekolah, anak-anak yang sebelumnya tidak sarapan di rumah dapat tetap fokus selama pembelajaran.

Tantangan dalam Pelaksanaan
Namun, pelaksanaan program ini tidak luput dari tantangan. Salah satu isu utama adalah pengelolaan limbah makanan. Banyak siswa menyisakan makanan, terutama sayur, karena kebiasaan makan di rumah yang kurang terbiasa dengan menu sehat. Beberapa siswa bahkan membawa makanan dari rumah, yang dapat menyebabkan limbah bertambah.

Tantangan lainnya adalah perbedaan selera dan kebiasaan makan siswa. Misalnya, beberapa siswa terbiasa makan roti daripada nasi. Hal ini memengaruhi tingkat konsumsi makanan dan potensi food waste yang dihasilkan. Selain itu, terdapat tantangan dalam mengelola distribusi makanan agar tetap higienis dan efisien, serta memastikan keberlanjutan anggaran untuk mendukung program ini dalam jangka panjang.

Potensi Pengelolaan Food Waste
Salah satu inovasi menarik dalam program ini adalah pengelolaan food waste. Sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi siswa akan diproses menjadi maggot, yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat digunakan sebagai pakan ternak. Surabaya, yang memiliki infrastruktur pengelolaan limbah seperti TPS 3R dan kompos, diharapkan dapat mengintegrasikan program makan siang ini dengan sistem pengolahan limbah yang lebih baik. Selain itu, kolaborasi dengan kampung-kampung yang sudah memiliki fasilitas pengolahan limbah menjadi solusi yang menjanjikan untuk memanfaatkan sisa makanan.

Penutup

Program makan siang gratis di Surabaya merupakan langkah progresif untuk mendukung pemenuhan gizi siswa sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih bersih melalui pengelolaan limbah makanan. Dengan pendekatan yang komprehensif, program ini mampu memberikan manfaat ganda, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Namun, keberhasilan program ini membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sekolah, orang tua, dan masyarakat. Evaluasi berkala perlu dilakukan untuk menyesuaikan menu dengan kebutuhan siswa dan meminimalkan potensi food waste. Selain itu, integrasi dengan ekonomi sirkular melalui pengolahan limbah menjadi maggot dapat menjadi solusi inovatif untuk mendukung keberlanjutan program ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun