Di sudut Desa Setro, Prambon, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, tersembunyi sebuah hidden germ a kuliner yang jarang diketahui banyak orang, Sate Komo Bu Yuyun. Sebuah warung kecil yang sederhana dengan papan nama yang hampir tersamarkan oleh pepohonan rindang di sekitarnya yang bersebelahan dengan sungai. Warung ini terlihat biasa dari luar, namun bagi mereka yang pernah mencicipi makanannya, tempat ini adalah surga bagi pecinta kuliner tradisional, terutama penggemar sate.
Bu Yuyun, sang pemilik, adalah sosok yang hangat dan ramah. Perempuan setengah baya ini telah menjalankan warung satenya selama lebih dari dua dekade, meneruskan resep keluarganya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sate komo yang ia buat bukanlah sate biasa. Daging sapi yang digunakan telah direndam dalam bumbu rempah khas yang membuatnya berbeda dari sate-sate lainnya.
"Komo itu berasal dari kata 'klomoh', yang dalam bahasa Jawa artinya basah banget," jelas Bu Yuyun sambil tersenyum lebar kepada para pelanggannya yang sering bertanya tentang asal usul nama sate komo. Klomoh yang dimaksud adalah banyaknya bumbu yang melimpah pada setiap tusuk satenya. Setiap gigitan menawarkan sensasi gurih yang kaya rempah, menyatu sempurna dengan daging sapi empuk yang diolah dengan penuh cinta.
Di warung Bu Yuyun, sate komo tersedia dalam dua varian: sate tanpa lemak dan sate dengan lemak. Bagi pecinta cita rasa daging murni yang sedikit kering namun kaya rasa, sate tanpa lemak adalah pilihan tepat. Namun, bagi yang menginginkan kenikmatan rasa gurih daging yang meleleh di mulut, sate dengan lemak selalu menjadi favorit. Kehangatan api yang membakar satenya membuat aroma sate ini begitu khas, mengundang siapa saja yang melewati warungnya untuk berhenti dan mencoba.
Tapi bukan hanya sate komo yang menjadi daya tarik warung Bu Yuyun. Pilihan lauk pendamping yang melimpah juga menjadi alasan banyak orang kembali lagi. Salah satu lauk yang paling digemari adalah botok jerohan ayam, sebuah olahan tradisional yang dibungkus dengan daun pisang, dipadu dengan bumbu kelapa yang kaya rasa. Botok jerohan ayam ini disajikan dengan sempurna untuk menemani kelezatan sate komo.
Selain itu, ada juga semayi kelotok dan semayi udang. Tak ketinggalan, ada dadar jagung yang garing di luar dan lembut di dalam, membuat setiap suapan terasa begitu memuaskan. Untuk penggemar ikan, botok patin dengan rasa bumbu yang meresap dalam daging patin yang lembut selalu menjadi pilihan yang menggugah selera.
Tak cukup sampai di sana, warung Bu Yuyun juga menawarkan berbagai pilihan sayur sebagai pendamping hidangan. Ada sayur sop dengan tetelan sapi yang memiliki kuah bening penuh cita rasa, sempurna untuk membersihkan mulut setelah menikmati sate komo yang penuh bumbu. Bagi mereka yang menyukai rasa asam segar, sayur asem yang disajikan Bu Yuyun memberikan keseimbangan yang pas dengan rasa daging sate. Sedangkan untuk mereka yang mencari cita rasa tradisional lebih dalam, sayur lodeh dengan kuah santan yang kental menjadi pilihan yang tak boleh dilewatkan.
Warung ini memang sederhana, namun atmosfir yang tercipta di dalamnya adalah kehangatan sebuah rumah. Bu Yuyun selalu menyambut setiap pelanggan dengan senyum hangat dan sapaan ramah. Baginya, setiap pelanggan adalah bagian dari keluarganya. Saat hari-hari sibuk, tak jarang ia terlihat berinteraksi dengan para pengunjung, mendengar cerita mereka sambil tetap sibuk mengaduk bumbu di dapur. Keahlian Bu Yuyun dalam memasak tidak hanya menghasilkan hidangan yang lezat, tetapi juga menciptakan kenangan yang tak terlupakan bagi mereka yang datang.
Warung Sate Komo Bu Yuyun tidak hanya menjadi tempat makan bagi warga setempat, tetapi juga telah menjadi tujuan kuliner bagi para pelancong yang mencari pengalaman otentik di Sidoarjo. Meski lokasinya terletak di desa kecil, jauh dari hiruk-pikuk kota besar, mereka yang pernah mencicipi satenya tahu bahwa perjalanan ke Desa Setro sangatlah berharga.
Salah satu cerita yang sering terdengar adalah kisah dari seorang pengunjung dari Surabaya yang tidak sengaja menemukan warung ini saat bepergian ke Prambon. Awalnya, ia hanya berencana singgah sebentar untuk makan, tetapi setelah mencoba sate komo Bu Yuyun, ia tak kuasa menahan keinginannya untuk kembali lagi. Bahkan, kini ia membawa serta keluarganya setiap kali ingin menikmati hidangan sate tradisional yang berbeda dari yang lain.
"Rasa sate komo ini benar-benar unik, tidak seperti sate-sate lain yang pernah saya coba. Bumbunya benar-benar kaya dan meresap sampai ke dalam dagingnya. Kalau ke sini rasanya seperti pulang kampung, hangat dan menenangkan," ujar pengunjung tersebut dengan senyum puas setelah menyantap sate komo.
Kelezatan sate komo Bu Yuyun memang bukan sekadar soal rasa, tetapi juga soal cerita di baliknya. Setiap bumbu yang diracik, setiap daging yang dipilih, semuanya dilakukan dengan penuh perhatian. Bu Yuyun percaya bahwa makanan yang enak bukan hanya berasal dari bahan berkualitas, tetapi juga dari niat yang tulus dalam menyajikannya.
"Kalau masak itu harus pakai hati, biar yang makan juga merasa puas dan senang," kata Bu Yuyun suatu hari sambil mengipasi sate-sate yang sedang dibakar.
Kini, meskipun sudah banyak restoran besar dan modern yang bermunculan, warung Sate Komo Bu Yuyun tetap setia dengan kesederhanaannya. Ia percaya bahwa yang membuatnya bertahan bukanlah kemewahan tempat atau teknologi canggih, tetapi rasa tradisional yang otentik dan ikatan emosional yang ia bangun dengan para pelanggannya.
Desa Setro, Prambon, mungkin tidak dikenal banyak orang, tetapi bagi pecinta kuliner sejati, tempat ini adalah harta karun yang tersembunyi. Dan di tengah-tengah desa ini, Bu Yuyun dengan sate komo khasnya telah menjadi simbol kehangatan, tradisi, dan rasa yang tak lekang oleh waktu.
Bagi yang ingin merasakan kelezatan sate komo dan berbagai lauk tradisional lainnya, perjalanan ke warung Bu Yuyun adalah pilihan yang tepat. Sebuah pengalaman kuliner yang bukan hanya memanjakan lidah, tetapi juga memberikan pelajaran tentang makna kejujuran dalam sebuah hidangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H