Hospitalitas dan kehangatan adalah dua elemen kunci yang dapat membangun persaudaraan dan mempererat hubungan antarindividu maupun antarorganisasi. Konsep ini sangat relevan dalam konteks kunjungan sembilan perguruan tinggi Indonesia ke Western Australia. Kunjungan ini melibatkan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Universitas Jember, UPN Veteran Jawa Timur, UIN Walisongo Semarang, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya, UIN Raden Mas Said Surakarta, UIN SAIZU Purwokerto, dan IAIN Kudus, yang disambut dengan hangat oleh tiga perguruan tinggi di Australia: ACICIS -UWA, Murdoch University, dan Curtin University.
Kehangatan sambutan yang diterima dari berbagai organisasi kemahasiswaan, seperti AIPSSA yang diwakili oleh Mbak Anindita (Nindi) Hardianti, MUISA (Murdoch University Indonesian Student Association) oleh Donnie Satria Bhuana, serta dukungan dari Pengurus NU di Western Australia yang diwakili oleh Gamal S Muhammad, peneliti di IPRC Murdoch University, Bustanul Arifin dari CIMSA (Curtin Indonesian Muslim Student Association) yang juga sekaligus President Postgraduate Student di Student Guild dan Council Member di Curtin University, menunjukkan betapa pentingnya peran komunitas mahasiswa dalam membangun hubungan internasional.
Keakraban ini juga terlihat dari sambutan hangat mahasiswa doktoral dari Bisnis School UWA asal Surabaya, Mas Mubin, yang menemani delegasi pada hari-hari pertama mereka di Australia, termasuk mengatur penjemputan dan pengantaran balik bandara, serta mengantar delegasi jalan-jalan ke Yancep dan Pinnacles. Cut Aja, seorang ekspatriat postdoctoral dari Aceh, juga dengan ramah mengantar sebagian delegasi untuk mengeksplorasi Perth dan berbelanja.
Kehangatan sambutan dari komunitas Indonesia di Western Australia tidak hanya berhenti di situ. Mereka juga disambut dengan tawaran jamuan makan siang oleh keluarga Pak Mohammad As'ad, sesepuh NU di Western Australia dan Bu Ade Scaf. Perwakilan Bara JP Perth dengan Mbak Nini McCracken, Teh Ros Roberts dan Mbak Lizani Rasidin dengan menyediakan waktunya untuk welcome hangout  di Victoria Park-Perth, serta keluarga Kang Hilman Sobir dan Teh Dessy untuk jamuan Pempeknya yang nikmat. Makan malam disediakan oleh keluarga Ibu Astrid Saraswati VASILE atas nama IDN Network, serta sarapan pagi oleh keluarga Pak Muslimin dan Bu Umi Khomsa. Keluarga Ibu Eni Elpiq juga menyediakan akomodasi sederhana bagi delegasi dari UIN Sunan Ampel Surabaya.
Selain itu, jamuan makan malam dari Circular Economy oleh Dr. Asif Iqbal Assidiqui, Direktur Circular Economy, bersama Ibu Conny, dan kehangatan sambutan dari Mas Rudianto, pemilik Bintang Caffe, juga menjadi momen penting dalam kunjungan ini. Tidak ketinggalan, discount dari Ibu Ade AUSSIN, pusat souvenir di ESheed Market Fremantle, menambah kehangatan dan keramah-tamahan yang diterima delegasi.
Persaudaraan yang terbangun antar delegasi dari masing-masing perguruan tinggi juga menjadi poin penting dalam kunjungan ini. Kesepahaman untuk membangun Indonesia yang lebih baik melalui institusi masing-masing tercapai melalui diskusi dan berbagai kegiatan bersama selama kunjungan. Hal ini menunjukkan bahwa silaturahmi dan keberkahan tidak hanya berdampak pada hubungan personal, tetapi juga memiliki efek positif yang luas dalam konteks kerjasama antar lembaga pendidikan.
Dalam konteks akademik, hospitalitas dan kehangatan yang ditunjukkan oleh tuan rumah di Western Australia memberikan contoh nyata bagaimana nilai-nilai ini dapat mempererat hubungan antarbangsa. Mereka tidak hanya menyambut delegasi dengan tangan terbuka, tetapi juga menyediakan dukungan logistik dan emosional yang membuat delegasi merasa seperti di rumah sendiri.
Hal ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kerjasama akademik dan penelitian. Dukungan yang diterima oleh delegasi dari berbagai komunitas di Australia menunjukkan bahwa kerjasama internasional dapat berjalan dengan baik jika didasari oleh saling pengertian dan kehangatan hubungan. Ini juga memberikan pelajaran berharga bahwa hospitalitas bukan hanya tentang menyediakan fasilitas fisik, tetapi juga tentang memberikan dukungan moral dan emosional yang membuat tamu merasa dihargai dan diterima.
Kunjungan ini juga menjadi bukti bahwa hospitalitas dan kehangatan dapat membawa keberkahan. Melalui silaturahmi yang terjalin, berbagai pihak mendapatkan manfaat yang besar, baik dari segi pengetahuan, pengalaman, maupun hubungan emosional yang terbangun. Keberkahan ini tidak hanya dirasakan oleh individu yang terlibat, tetapi juga oleh lembaga-lembaga yang mereka wakili, serta masyarakat secara umum.
Sebagai penutup, kunjungan sembilan perguruan tinggi Indonesia ke Western Australia memberikan contoh nyata bagaimana hospitalitas dan kehangatan dapat membangun persaudaraan yang kuat. Melalui silaturahmi yang diwarnai dengan berbagai aktivitas bersama, dari jamuan makan hingga dukungan logistik, terjalinlah hubungan yang penuh keberkahan. Ini adalah pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks, baik dalam hubungan personal maupun profesional, untuk menciptakan dunia yang lebih harmonis dan saling mendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H