Mohon tunggu...
Achmad Room Fitrianto
Achmad Room Fitrianto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang ayah, suami, dan pendidik

Achmad Room adalah seorang suami, bapak, dan pendidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel. Alumni Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya ini juga aktif beberapa kegiatan pemberdayaan diantaranya pernah aktif di Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil. Penyandang gelar Master Ekonomi Islam dari Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dan Master of Arts dalam Kebijakan Publik Murdoch University Perth Australia ini juga aktif sebagai pegiat dan penggerak UMKM yang terhimpun dalam Himma Perkumpulan Pengusaha Santri Indonesia (HIPPSI). Bapak satu anak ini menyelesaikan PhD di Department of Social Sciences and Security Studies dan Department of Planning and Geography, Curtin University dengan menekuni Ekonomi Geografi. Selama menempuh studi doktoral di Australia Room pernah menjadi Presiden Postgraduate student Association di Curtin University pada tahun 2015 dan aktif ikut program dakwah di PCI NU Cabang Istimewa Australia- New Zealand di Western Australia serta menjadi motor penggerak di Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA). Setelah dipercaya sebagai Ketua Program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel dan Koordinator Lembaga Pengembangan Kewirausahan dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel serta sebagai anggota tim Pengembang Kerja Sama UIN Sunan Ampel, Saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Achmad Room juga menjadi pengamat di isu isu reformasi pemerintahan, pengembangan masyarakat, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Ekonomi Islam. Fokus Penelitian yang ditekuni saat ini adalah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik

"What Doesn't Kill You Makes You Stronger" Pemilihan Gubernur Jakarta 2024

26 Juni 2024   11:44 Diperbarui: 26 Juni 2024   11:59 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Gubernur Jakarta selalu menjadi pusat perhatian nasional, dan kontestasi politik di ibu kota Indonesia ini kerap kali menyedot perhatian publik lebih besar dibandingkan pemilihan gubernur di provinsi lainnya. Dengan sejarah dinamika politik yang kompleks dan tantangan sosial-ekonomi yang besar, para calon gubernur Jakarta harus menghadapi tekanan yang tidak ringan. Dalam pemilihan gubernur 2024, ada tiga nama yang menarik perhatian: Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Kaesang Pangarep. Ketiga tokoh ini memiliki latar belakang dan pengalaman yang sangat berbeda, yang bisa memengaruhi dinamika pemilihan mendatang.

Anies Baswedan: Dari Kekalahan di Pilpres ke Kemenangan di Jakarta?

Anies Baswedan adalah figur yang tidak asing lagi di panggung politik Indonesia. Setelah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari 2017 hingga 2022, Anies kemudian mencoba peruntungannya di pemilihan presiden 2024 namun gagal. Kekalahan dalam pemilihan presiden ini, meskipun mengecewakan, tidak serta merta menghapus pengaruh dan popularitasnya di Jakarta. Dalam konteks pepatah "What doesn't kill you makes you stronger", Anies bisa saja menggunakan kekalahan ini sebagai batu loncatan untuk kembali berkompetisi dalam pemilihan gubernur Jakarta.

Selama masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies dikenal dengan beberapa kebijakan populis yang berhasil menarik dukungan dari berbagai kalangan masyarakat. Salah satu kebijakan populernya adalah program DP 0% untuk rumah rakyat yang bertujuan memudahkan warga Jakarta memiliki rumah sendiri. Kebijakan ini, meskipun mendapat kritikan dari beberapa pihak, berhasil memperkuat basis pendukung Anies di kalangan masyarakat menengah bawah.

Anies juga dikenal dengan program revitalisasi kawasan Kota Tua dan penyediaan transportasi publik yang lebih baik, termasuk integrasi layanan transportasi antar moda. Meskipun ada beberapa kontroversi, seperti masalah banjir dan penataan pedagang kaki lima, Anies tetap berhasil mempertahankan popularitasnya di Jakarta. Dengan modal pengalaman dan rekam jejak ini, Anies bisa saja memanfaatkan kekalahannya di pilpres untuk membangun narasi kebangkitan di pemilihan gubernur Jakarta.

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): Kebangkitan dari Kegagalan dan Kontroversi

Basuki Tjahaja Purnama, atau yang lebih dikenal dengan Ahok, adalah figur yang sangat kontroversial dalam politik Indonesia. Setelah kalah dalam pemilihan gubernur 2017 melawan Anies Baswedan dan terjerat kasus penistaan agama yang dianggap dipolitisir, banyak yang meragukan apakah Ahok masih memiliki peluang dalam politik Indonesia. Namun, Ahok telah membuktikan bahwa ia bisa bangkit dari kegagalan dan kontroversi.

Selama masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan berani mengambil keputusan yang tidak populer namun dianggap perlu. Kebijakan penertiban kawasan Kalijodo dan relokasi warga dari kawasan kumuh ke rumah susun adalah contoh bagaimana Ahok tidak ragu mengambil tindakan drastis demi perbaikan kota. Ahok juga mendapat pujian atas transparansi anggaran dan upayanya untuk mengurangi korupsi di birokrasi Jakarta.

Setelah menjalani hukuman dan bebas dari penjara, Ahok  menjabat sebagai Komisaris Utama di salah satu perusahaan BUMN dan melepasnya setelah mendukung salah satu pasangan calon presiden. Kembalinya Ahok ke panggung politik dalam pemilihan gubernur 2024 bisa menjadi ajang pembuktian bahwa ia telah belajar dari masa lalunya dan siap untuk memberikan kontribusi lebih besar bagi Jakarta. Ahok bisa memanfaatkan narasi "What doesn't kill you makes you stronger" untuk menunjukkan bahwa ia telah bangkit dan siap untuk memimpin kembali dengan pengalaman dan kebijaksanaan yang lebih matang.

Kaesang Pangarep: Pendatang Baru dengan Modal Nama Besar

Kaesang Pangarep, putra bungsu dari Presiden Joko Widodo, adalah wajah baru di dunia politik Indonesia. Sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang belum memiliki pengalaman birokrasi yang mumpuni, namun namanya cukup dikenal berkat latar belakang keluarganya. Dengan modal nama besar Jokowi, Kaesang berpotensi menarik perhatian publik dalam pemilihan gubernur Jakarta 2024.

Meski demikian, Kaesang menghadapi tantangan besar untuk membuktikan bahwa ia bukan sekadar "anak presiden" yang menumpang popularitas ayahnya. Kaesang harus menunjukkan bahwa ia memiliki visi dan kemampuan untuk memimpin Jakarta. Dengan memanfaatkan dukungan dari PSI dan jaringan yang dimiliki keluarganya, Kaesang bisa saja menyusun strategi kampanye yang kuat untuk menarik dukungan, terutama dari generasi muda dan pemilih pemula.

Kaesang bisa belajar dari pengalaman Jokowi yang memulai karier politiknya dari bawah, sebagai Walikota Solo, kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan akhirnya menjadi Presiden Indonesia. Jika Kaesang mampu menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang kuat dan visi yang jelas untuk Jakarta, ia bisa memanfaatkan pepatah "What doesn't kill you makes you stronger" untuk mengatasi skeptisisme publik dan membangun reputasinya sebagai pemimpin muda yang potensial.

Dinamika Pemilihan Gubernur Jakarta 2024

Pemilihan gubernur Jakarta 2024 akan menjadi panggung penting bagi ketiga tokoh ini untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam memimpin ibu kota. Anies Baswedan, dengan pengalamannya sebagai mantan gubernur, bisa menawarkan stabilitas dan kelanjutan program-program yang telah ia mulai. Ahok, dengan narasi kebangkitannya dari kegagalan dan kontroversi, bisa menawarkan pendekatan baru yang lebih matang dan bijaksana. Kaesang Pangarep, sebagai pendatang baru dengan semangat dan visi baru, bisa menawarkan inovasi dan ide-ide segar untuk Jakarta.

Setiap calon memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing. Anies harus mampu meyakinkan publik bahwa kekalahannya di pilpres tidak mengurangi kemampuannya memimpin Jakarta. Ahok harus mampu mengatasi bayang-bayang masa lalunya dan membuktikan bahwa ia telah belajar dari pengalaman. Kaesang harus mampu menunjukkan bahwa ia lebih dari sekadar nama besar dan memiliki visi serta kemampuan yang diperlukan untuk memimpin Jakarta.

Tantangan dan Peluang

Jakarta, sebagai ibu kota negara, memiliki tantangan yang kompleks mulai dari masalah kemacetan, banjir, hingga ketimpangan sosial. Pemimpin yang terpilih harus mampu menghadapi tantangan-tantangan ini dengan solusi yang inovatif dan berkelanjutan. Selain itu, pemimpin Jakarta juga harus mampu membangun kerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah-daerah sekitarnya untuk mengatasi masalah-masalah regional yang saling terkait.

Peluang untuk meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta juga sangat besar. Dengan populasi yang beragam dan ekonomi yang dinamis, Jakarta memiliki potensi untuk menjadi kota global yang maju dan inklusif. Pemimpin yang mampu memanfaatkan potensi ini dengan baik akan mampu membawa Jakarta ke tingkat yang lebih tinggi dalam berbagai aspek, mulai dari ekonomi, sosial, hingga lingkungan.

Kesimpulan

Pemilihan gubernur Jakarta 2024 akan menjadi momen penting dalam menentukan arah masa depan ibu kota Indonesia. Anies Baswedan, Ahok, dan Kaesang Pangarep masing-masing membawa cerita dan visi yang berbeda untuk Jakarta. Dengan menggunakan pepatah "What doesn't kill you makes you stronger", ketiga tokoh ini memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka telah belajar dari masa lalu dan siap untuk memberikan yang terbaik bagi Jakarta.

Oleh karenanya warga Jakarta khususnya dan Indonesia umunya harus kritis dan cermat dalam memilih pemimpin yang mampu menghadapi tantangan yang kompleks dan memanfaatkan peluang yang ada untuk kesejahteraan bersama. Pemimpin yang terpilih harus mampu mengatasi masalah-masalah yang ada dengan solusi yang inovatif dan berkelanjutan, serta mampu membawa Jakarta menjadi kota yang maju, inklusif, dan berdaya saing tinggi di kancah global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun