Mohon tunggu...
Achmad Room Fitrianto
Achmad Room Fitrianto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang ayah, suami, dan pendidik

Achmad Room adalah seorang suami, bapak, dan pendidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel. Alumni Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya ini juga aktif beberapa kegiatan pemberdayaan diantaranya pernah aktif di Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil. Penyandang gelar Master Ekonomi Islam dari Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dan Master of Arts dalam Kebijakan Publik Murdoch University Perth Australia ini juga aktif sebagai pegiat dan penggerak UMKM yang terhimpun dalam Himma Perkumpulan Pengusaha Santri Indonesia (HIPPSI). Bapak satu anak ini menyelesaikan PhD di Department of Social Sciences and Security Studies dan Department of Planning and Geography, Curtin University dengan menekuni Ekonomi Geografi. Selama menempuh studi doktoral di Australia Room pernah menjadi Presiden Postgraduate student Association di Curtin University pada tahun 2015 dan aktif ikut program dakwah di PCI NU Cabang Istimewa Australia- New Zealand di Western Australia serta menjadi motor penggerak di Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA). Setelah dipercaya sebagai Ketua Program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel dan Koordinator Lembaga Pengembangan Kewirausahan dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel serta sebagai anggota tim Pengembang Kerja Sama UIN Sunan Ampel, Saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Achmad Room juga menjadi pengamat di isu isu reformasi pemerintahan, pengembangan masyarakat, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Ekonomi Islam. Fokus Penelitian yang ditekuni saat ini adalah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa wisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MADILOG: Pemikiran dasar Revolusioner Mengubah Masyarakat

28 Juni 2024   05:36 Diperbarui: 28 Juni 2024   05:36 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Madilog" merupakan salah satu karya paling penting dari Tan Malaka, seorang tokoh revolusioner Indonesia yang terkenal. Madilog adalah singkatan dari materialisme, dialektika, dan logika, yang dirangkai menjadi satu panduan pemikiran bagi para kader dan pemimpin pergerakan revolusioner di Indonesia. Dalam buku ini, Tan Malaka tidak hanya memberikan dasar pemahaman tentang ketiga konsep tersebut, tetapi juga berusaha mengenalkan pemikiran ilmiah kepada kalangan pekerja dan rakyat jelata, sehingga mereka dapat lebih kritis terhadap realitas sosial serta politik yang dihadapi.

"Madilog"  menyediakan landasan teoretis yang kuat bagi para pejuang kemerdekaan dan kaum revolusioner di Indonesia. Didalamnya terdapat pemikiran agar para pemimpin pergerakan memiliki pemahaman yang mendalam tentang materialisme, dialektika, dan logika, yang menurutnya merupakan elemen kunci dalam memahami dan mengubah masyarakat. Selain itu, Tan Malaka juga berusaha mengenalkan pemikiran ilmiah kepada rakyat biasa, terutama kalangan pekerja dan petani, agar mereka dapat memahami dinamika sosial dan politik yang mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.

Materialisme dalam Madilog
Salah satu konsep utama yang dibahas Tan Malaka dalam "Madilog" adalah materialisme. Materialisme dalam konteks ini merujuk pada pandangan filosofis yang menekankan peran faktor-faktor materi dalam membentuk masyarakat dan sejarah. Tan Malaka menyatakan bahwa perjuangan kelas merupakan produk dari faktor materi dan ekonomi dalam masyarakat. Ia mengajarkan bahwa pemahaman tentang hubungan-hubungan ekonomi dan material adalah kunci untuk memahami struktur dan dinamika sosial.

Menurut Tan Malaka, sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas, di mana konflik antara kelas-kelas sosial yang berbeda dipicu oleh kondisi materi yang berbeda-beda. Misalnya, kelas pekerja yang tertindas oleh kaum kapitalis yang memiliki alat produksi. Materialisme dalam Madilog juga menekankan bahwa perubahan sosial dan sejarah tidak bisa dipisahkan dari kondisi materi yang melatarbelakanginya. Perubahan sosial terjadi ketika kondisi materi berubah, misalnya melalui revolusi atau perubahan dalam sistem ekonomi.

Dialektika sebagai Alat Analisis
Selain materialisme, dialektika merupakan elemen kunci lain dalam "Madilog". Dialektika adalah cara pandang filosofis yang menggabungkan pemahaman tentang kontradiksi dan perubahan sebagai bagian integral dari alam semesta. Menurut Tan Malaka, dialektika adalah alat untuk memahami perubahan sosial dan sejarah. Ia menekankan pentingnya memahami kontradiksi dalam masyarakat untuk menggerakkan perubahan revolusioner.

Dalam pandangan Tan Malaka, dialektika memungkinkan kita untuk melihat bahwa segala sesuatu dalam masyarakat berada dalam keadaan terus-menerus berubah dan berkontradiksi. Misalnya, dalam sistem kapitalis, ada kontradiksi antara kepentingan kaum buruh dan kepentingan kaum kapitalis. Kontradiksi ini, menurut Tan Malaka, adalah sumber dari perubahan sosial. Dengan memahami dan memanfaatkan kontradiksi ini, kaum revolusioner dapat menggerakkan masyarakat menuju perubahan yang diinginkan.

Logika dalam Pemikiran Revolusioner
Logika, sebagai bagian dari Madilog, adalah alat yang digunakan untuk berpikir secara sistematis dan rasional. Tan Malaka menekankan pentingnya logika dalam proses berpikir ilmiah dan kritis. Ia percaya bahwa tanpa logika yang kuat, analisis dan strategi yang dibuat oleh kaum revolusioner akan menjadi lemah dan tidak efektif.

Logika membantu dalam menyusun argumen yang koheren dan memahami hubungan sebab-akibat dalam fenomena sosial. Dengan logika, kita dapat mengevaluasi situasi dengan lebih jelas dan membuat keputusan yang lebih tepat. Tan Malaka mengajarkan bahwa logika adalah senjata yang penting dalam perjuangan revolusioner, karena membantu dalam merumuskan strategi dan taktik yang efektif.

Kelas Sosial dan Perlawanan Rakyat
Dalam "Madilog", Tan Malaka juga membahas konsep kelas sosial dan perlawanan rakyat. Ia menjelaskan bahwa masyarakat terbagi menjadi berbagai kelas sosial yang memiliki kepentingan yang berbeda dan seringkali bertentangan. Dalam konteks Indonesia pada masa itu, Tan Malaka menyoroti bagaimana kelas pekerja dan petani tertindas oleh kekuatan kolonial dan kapitalis.

Tan Malaka berargumen bahwa perlawanan rakyat adalah kunci untuk mencapai perubahan sosial. Ia mendorong para pekerja dan rakyat jelata untuk menyadari posisi mereka dalam struktur sosial dan bersatu dalam perjuangan melawan penindasan. Dengan memahami konsep-konsep materialisme, dialektika, dan logika, rakyat dapat lebih kritis terhadap kondisi sosial mereka dan mengambil tindakan untuk mengubahnya.

Salah satu tujuan penting dari "Madilog" adalah untuk meningkatkan kesadaran kritis di kalangan rakyat. Tan Malaka percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan rakyat dari kebodohan dan penindasan. Ia berusaha untuk mengenalkan pemikiran ilmiah kepada kalangan pekerja dan rakyat jelata agar mereka dapat memahami realitas sosial dan politik dengan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun