Soekarno, yang lahir pada tanggal 6 Juni 1901 dan meninggal pada 21 Juni 1970, adalah proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia. Beliau memimpin negeri ini dengan penuh semangat revolusi yang terangkum dalam bukunya, "Di Bawah Bendera Revolusi". Soekarno bukan hanya seorang pemimpin politik, tetapi juga seorang pemikir yang mengembangkan konsep-konsep yang menginspirasi bangsa Indonesia untuk merdeka dan mandiri.Â
Salah satu konsep utamanya adalah Marhaenisme, yang bertujuan untuk memberdayakan kaum marginal. Selain itu, Trisakti---berdaulat dalam politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam berkebudayaan---adalah gagasan Soekarno yang bertujuan mengangkat martabat dan kemandirian bangsa Indonesia.
Kepemimpinan Revolusioner Soekarno
Soekarno dikenal sebagai seorang pemimpin revolusioner yang mampu menggerakkan rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan kolonial. Dalam bukunya "Di Bawah Bendera Revolusi", Soekarno menggambarkan perjalanan panjang perjuangan kemerdekaan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Buku ini tidak hanya memuat pidato-pidato dan tulisan-tulisan Soekarno, tetapi juga visi dan misi beliau untuk membangun Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Soekarno menyadari bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk membangun bangsa yang mandiri dan bermartabat.Â
Beliau menekankan pentingnya revolusi mental untuk mengubah cara berpikir dan bertindak bangsa Indonesia. Dalam pandangan Soekarno, kemerdekaan sejati hanya bisa dicapai jika rakyat Indonesia memiliki kesadaran politik yang tinggi dan semangat gotong royong untuk membangun bangsa.
Konsep Marhaenisme
Marhaenisme adalah salah satu konsep utama yang dikembangkan oleh Soekarno untuk memberdayakan kaum marginal di Indonesia. Konsep ini terinspirasi dari seorang petani kecil bernama Marhaen yang ditemui Soekarno di Bandung. Marhaenisme menekankan pentingnya kemandirian dan keberdayaan rakyat kecil sebagai dasar pembangunan nasional.Â
Soekarno percaya bahwa rakyat kecil, yang disebutnya sebagai "Marhaen", harus menjadi tulang punggung negara karena merekalah yang bekerja keras dan memiliki hak atas hasil kerja mereka sendiri.
Marhaenisme bukan hanya sebuah konsep ekonomi, tetapi juga sebuah gerakan sosial yang menekankan pentingnya keadilan sosial dan pemerataan kekayaan. Soekarno mengajarkan bahwa negara harus melindungi dan memberdayakan rakyat kecil agar mereka bisa hidup layak dan sejahtera. Dengan demikian, Marhaenisme menjadi landasan bagi berbagai kebijakan dan program pemerintah yang bertujuan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.
Konsep Trisakti