Mohon tunggu...
Achmad Room Fitrianto
Achmad Room Fitrianto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang ayah, suami, dan pendidik

Achmad Room adalah seorang suami, bapak, dan pendidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel. Alumni Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya ini juga aktif beberapa kegiatan pemberdayaan diantaranya pernah aktif di Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil. Penyandang gelar Master Ekonomi Islam dari Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dan Master of Arts dalam Kebijakan Publik Murdoch University Perth Australia ini juga aktif sebagai pegiat dan penggerak UMKM yang terhimpun dalam Himma Perkumpulan Pengusaha Santri Indonesia (HIPPSI). Bapak satu anak ini menyelesaikan PhD di Department of Social Sciences and Security Studies dan Department of Planning and Geography, Curtin University dengan menekuni Ekonomi Geografi. Selama menempuh studi doktoral di Australia Room pernah menjadi Presiden Postgraduate student Association di Curtin University pada tahun 2015 dan aktif ikut program dakwah di PCI NU Cabang Istimewa Australia- New Zealand di Western Australia serta menjadi motor penggerak di Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA). Setelah dipercaya sebagai Ketua Program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel dan Koordinator Lembaga Pengembangan Kewirausahan dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel serta sebagai anggota tim Pengembang Kerja Sama UIN Sunan Ampel, Saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Achmad Room juga menjadi pengamat di isu isu reformasi pemerintahan, pengembangan masyarakat, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Ekonomi Islam. Fokus Penelitian yang ditekuni saat ini adalah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa wisata

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Trisakti dan Marheisme: Konsep Soekarno untuk Indonesia Emas 2045

24 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 24 Juni 2024   07:34 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soekarno, yang lahir pada tanggal 6 Juni 1901 dan meninggal pada 21 Juni 1970, adalah proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia. Beliau memimpin negeri ini dengan penuh semangat revolusi yang terangkum dalam bukunya, "Di Bawah Bendera Revolusi". Soekarno bukan hanya seorang pemimpin politik, tetapi juga seorang pemikir yang mengembangkan konsep-konsep yang menginspirasi bangsa Indonesia untuk merdeka dan mandiri. 

Salah satu konsep utamanya adalah Marhaenisme, yang bertujuan untuk memberdayakan kaum marginal. Selain itu, Trisakti---berdaulat dalam politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam berkebudayaan---adalah gagasan Soekarno yang bertujuan mengangkat martabat dan kemandirian bangsa Indonesia.

Kepemimpinan Revolusioner Soekarno

Soekarno dikenal sebagai seorang pemimpin revolusioner yang mampu menggerakkan rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan kolonial. Dalam bukunya "Di Bawah Bendera Revolusi", Soekarno menggambarkan perjalanan panjang perjuangan kemerdekaan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Buku ini tidak hanya memuat pidato-pidato dan tulisan-tulisan Soekarno, tetapi juga visi dan misi beliau untuk membangun Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Soekarno menyadari bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk membangun bangsa yang mandiri dan bermartabat. 

Beliau menekankan pentingnya revolusi mental untuk mengubah cara berpikir dan bertindak bangsa Indonesia. Dalam pandangan Soekarno, kemerdekaan sejati hanya bisa dicapai jika rakyat Indonesia memiliki kesadaran politik yang tinggi dan semangat gotong royong untuk membangun bangsa.

Konsep Marhaenisme

Marhaenisme adalah salah satu konsep utama yang dikembangkan oleh Soekarno untuk memberdayakan kaum marginal di Indonesia. Konsep ini terinspirasi dari seorang petani kecil bernama Marhaen yang ditemui Soekarno di Bandung. Marhaenisme menekankan pentingnya kemandirian dan keberdayaan rakyat kecil sebagai dasar pembangunan nasional. 

Soekarno percaya bahwa rakyat kecil, yang disebutnya sebagai "Marhaen", harus menjadi tulang punggung negara karena merekalah yang bekerja keras dan memiliki hak atas hasil kerja mereka sendiri.

Marhaenisme bukan hanya sebuah konsep ekonomi, tetapi juga sebuah gerakan sosial yang menekankan pentingnya keadilan sosial dan pemerataan kekayaan. Soekarno mengajarkan bahwa negara harus melindungi dan memberdayakan rakyat kecil agar mereka bisa hidup layak dan sejahtera. Dengan demikian, Marhaenisme menjadi landasan bagi berbagai kebijakan dan program pemerintah yang bertujuan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Konsep Trisakti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun