Program BP Tapera dapat dianggap memiliki potensi kegagaln karena beberapa alasan:
Lokasi Rumah Murah: Rumah murah bersubsidi biasanya berlokasi di tempat yang sangat jauh dari pusat ekonomi, sehingga biaya transportasi menjadi sangat mahal. Ini tidak sejalan dengan penghasilan MBR, sehingga banyak rumah yang akhirnya ditinggalkan dan menjadi kredit macet.
Harga Rumah yang Tidak Terjangkau: Meskipun bersubsidi, harga rumah tetap tidak terjangkau oleh MBR. Ini menunjukkan kurangnya pertimbangan dalam perencanaan dan analisis pasar yang realistis.
Konsep Nabung Rumah: Menurut Jehansyah Siregar, seorang akademisi dan pengamat masalah perumahan dari ITB, konsep "Nabung Rumah" dengan menyisihkan 3% dari gaji adalah penipuan. Kontribusi sekecil ini tidak akan pernah cukup untuk membeli atau merenovasi rumah.
Alternatif Solusi
Untuk mengatasi masalah perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, perlu ada pendekatan yang lebih realistis dan berkelanjutan:
Peningkatan Subsidi dan Insentif: Pemerintah perlu meningkatkan subsidi dan insentif untuk perumahan yang lebih dekat dengan pusat ekonomi. Ini termasuk memberikan subsidi transportasi atau membangun infrastruktur transportasi yang lebih baik.
Model Pembiayaan yang Fleksibel: Pembiayaan perumahan harus lebih fleksibel, misalnya dengan memperkenalkan skema rent-to-own atau shared equity, di mana MBR dapat memiliki sebagian rumah dan meningkatkannya secara bertahap.
Pengembangan Kawasan Terintegrasi: Pemerintah harus fokus pada pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan pusat ekonomi, sehingga pekerja tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk transportasi.
Edukasi dan Pelatihan: Masyarakat harus diberi edukasi dan pelatihan tentang manajemen keuangan dan perencanaan kepemilikan rumah. Ini akan membantu mereka memahami cara yang lebih efektif untuk mencapai kepemilikan rumah.
Program BP Tapera dengan janji "Nabung Rumah" 3% dari gaji tidak realistis dan berpotensi menyesatkan masyarakat. Dengan menggunakan matematika sederhana dan logika, kita dapat melihat bahwa program ini tidak akan berhasil memberikan solusi perumahan bagi MBR.Â
Untuk mencapai solusi yang efektif, pemerintah perlu mengembangkan pendekatan yang lebih komprehensif dan realistis, dengan mempertimbangkan aspek subsidi, lokasi, dan model pembiayaan yang fleksibel. Hanya dengan demikian, visi memberikan perumahan yang layak dan terjangkau bagi seluruh rakyat dapat terwujud.