Pagi itu saya mendapat email untuk melakukan presentasi mengenai bisnis plan pengembangan perguruan tinggi di Jawa Timur. Saya bingung harus mempresentasikan apa di lembaga terhormat itu? Saya pernah merintis Lembaga Pengembangan Kewirausahaan di kampus, dan alhamdulillah bisa menjalin kerja sama dengan The University of Sydney untuk tiga tahun.Â
Program yang diawali dengan pengiriman dosen dosen untuk peningkatan kapasitas ini akhirnya berlajut dengan kunjungan beberapa tenaga ahli pengembangan kewirausahaan ke Kampus. Â Malahan pada akhir tahun 2015 kampus mendapatkan kesempatan untuk mengirim tiga orang dan satu mitra kerja untuk mengikuti workshop kewirausahaan untuk pengembangan kelompok minoritas dan disability.Â
Malah saya dengar dengar delegasi yang berangkat itu berkesempatan untuk mendapatkan hibah dana sebesar $10.000 untuk modal pengembangan kewirausahaan berbasis kelompok minoritas dan disability. Apakah lembaga ini yang akan saya presentasikan untuk dijadikan model pengembangan perguruan tinggi? Ah kayaknya model ini sudah banyak yang mengembangkan dengan berbagai versi dan ragamnya.
Beberapa saat setelah itu membaca email dan masih memikirkan konsep presentasi saya, saya mendapat postingan dari Whatsup Grup Kampus yang memberitakan tentang dilauncingnya gerakan nasional wakaf uang sejuta Nahdliyin. Karuan saja otak dan imaginasi saya berkembang saat itu dan dengan segala upaya aku mencoba mencreate suatu bentuk lembaga yang bisa membantu pengembangan perguruan tinggi. Lembaga itu sementara diberi nama  Lembaga Waqof Kampus.Â
Tujuan lembaga atau badan waqof kampus ini untuk menghimpun waqofnya para alumni dan stakeholder baik dalam bentuk uang atau aktiva bergerak lainnya untuk pengembangan kampus , sehingga kampus memiliki alternative sumber pembiayaan untuk pengembangan. Lembaga Waqof Kampus ini  istilah Englishnya "endowment fund".
Endowment fund ini selain untuk pengembangan kampus, juga bisa digunakan untuk membantu mahasiswa yang berprestasi dan memiliki potensi besar ke depan tetapi menghadapi masalah finansial. Â Dan juga tidak ketinggalan badan endowment fund ini bisa juga untuk mendanai kegiatan pengembangan riset dan publikasi khususnya untuk beberapa publikasi international yang membutuhkan back up dana.
Dengan maksud dan tujuan pengembangan kampus dengan tidak mengandalkan anggaran rutin dari pemerintah pusat dengan menggalang donasi dari alumni, kayaknya lembaga ini akan hanya menjadi " debt collector" saja yang kegiatannya hanya "malakin" mahasiswa yang mau lulus atau yang mau masuk dengan dalih gerakan wakah kampus, apabila tidak dikelola dengan visi bisnis yang jelas. Â
Untuk itu agar lembaga Waqof kampus bisa maksimal fungsinya, lembaga ini di persiapkan agar mempunyai kemampuan, otoritas untuk memutar uangnya untuk bisnis, dimana keuntungan bisnisnya juga untuk mendanai pengembangan kampus. Misalnya bisa diinvestkan dengan mengembangkan properti (beli tanah dan dibangun untuk perumahan) atau usaha usaha lainnya yang halal dan syah
Saya juga mbayangkan bila kampus yang memiliki fakultas teknik mesin misalnya punya  punya angkot dan bengkel mobil dan motor yang sekaligus bisa menjadi tempat praktek para mahasiswa jurusan mesin  atau jurusan teknologi lainnya sehingga ada income masuk yang lumayan significant, apalagi perguruan tinggi yang sudah berbentuk BLU kan bisa menjalankan bisnis. Ah otak ku dan anganku semakin melayang layang dan menjadikan power point rancanganku semakin panjang dengan ranjangan bisnis dan gambaran lembaga endowment ini.
wah wah kebacut saya ini yang mana sejak 2006 saya berangkat tugas belajar hingga kini namun banyak tidak aware dengan perkembangan kampus.  Kalau dipikir pikir kampus saya ini bisa saya jadikan model lah........Misalkan hotel yang sudah dimiliki di kisaran Juanda itu di daftarkan di traveloka atau di tripadvisory  atau di Agoda mungkin bisa diakses online  dan lebih dikenal baik di dalam dan luar negeri.Â