Tak Ada Ruang Tersisa di Matamu
Tak ada ruang tersisa, yang terasing dan bersembunyi,
Bahkan melati tidak mekar pada bulan-bulan dimana tak tertunggui
Oleh serangga, seperti katak yang menanti bulan turun, mata yang selalu aniaya tiap kali,
Dibuka. kau bukan batu, meski
Setiap serpih pincing mataku mengkristal, dan kemilaunya susah dicerna kecuali dalam pertautan ini.
Tak ada yang tersisa urat tubuhku, bersembunyi
Di persegi delapan dari dua garis tegak lurus, yang sempurna di kagumi
Harapan itu, masadepan itu, yang kau tanam dan tumbuh kian hari,
Daun kepercayaan yang makin lebat tak terperi,
Juga ketergantunganku, saat aku melihat kau yang semakin besar bersembunyi