Mohon tunggu...
Aradea Rofixs
Aradea Rofixs Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aktifitas: wirasuasta : suka membaca. Suka berimajenasi. Penggiat sastra komunitas tangan bicara pekalongan. : wira usaha, suka seni. Kesenian, filsafat, puisi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Majapahit penerus Wangsa Rajasa (5)

26 Juni 2011   15:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:09 2726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBRONTAKAN RA-SEMI DAN RA-KUTI

Dari semua pembrontakan yang tergolong sukses adalah dari regu Pasukan Dharmaputra yang pernah dibentuk Raden Wijaya yakni pembrontakan Ra Kuti. Setelah sebelumnya meledak pembrontakan Ra-Semi yang juga anggota korp Dharmaputra - di Lasem. Ra Kuti bahkan berhasil menduduki tahta Majapahit sampai Jayanegara pun mengungsi ke Desa Dangder bersama para tentara Bayangkari-nya Gajahmada. Namun hanya sekejap Ra Kuti berkuasa, karena komplotannya dapat ditumpas oleh Pasukan Bhayangkari pimpinan Gajah Mada. Dan, kemudian menghukum Patih Dyah Halayuda yang merupakan komandan korp Dharmaputra.

JAYANEGARA
Jayanegara adalah putra Raden Wijaya dari Dara Petak. Istri dari Kerajaan Melayu yang berkuasa dari tahun 1309m-1328m. Ia---diceritakan dalam kitab Negarakertagama ataupun Pararaton---meninggalnya dibunuh oleh abdinya sendiri. Yakni Tabib kerajaan Ra-Tanca. Disini, perlu dicatat. Bahwa insiden tersebut menimbulkan teka-teki tentang Gajah Mada, karena Ra-Tanca sehabis membunuh Jayanegara langsung dibunuh oleh Gajah Mada tanpa pengadilah terlebih dahulu. (Ra-Tanca membunuh Jayanegara dengan alasan karena ia mencium gelagat tidak mengenakkan. Bahwa, Jayanegara saking takutnya kehilangan tahtanya, ia akan memperistri adiknya atau saudara se-Ayah lain ibu, yaitu Dyah Gitaraja dan Dyah Wiyat putri Raden Wijaya yang ber-ibu Dewi Gayatri.) dari sini timbul praduga para sejarawan "jangan-jangan ada andil Gajah Mada dalam kasus terbunuhnya Jayanegara.". Karena Gajah Mada lebih dekat dengan Bhre Daha "Gayatri" yakni ibunda dari Gitaraja dan Dyah Wiyat yang akan dinikahi Jayanegara.

Setelah Jayanegara meninggal---berhubung ia belum punya anak---maka: Gajah Mada dan kaum Brahmana menunjuk Dewi Gayatri Rajapatni naik tahta karena dari semua permaesuri Raden Wijaya hanya dia yang masih hidup namun Gayatri menolak dan ia lebih memili menjadi pertapa. Akhirnya setelah Dyah Gitaraja dipersunting Cakradara lewat Sayembara. Maka, Gayatri melimpahkan amanat tersebut pada anak sulungnya yakni Dyah Gitaraja menjadi Raja Majapahit yang kemudian bergelar Tribuanawijaya Tunggadewi dan ia menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih yang terkenal dengan sumpah palapanya.

"BHRE-BHRE" ADALAH SISTEM KETATANEGARAAN MAJAPAHIT
Sedangkan dari ke 4 istri lainnya serta banyaknya anggota keluarga seperti mertua, anak atau pun para paman dan bibi melahirkan banyak "Bhre" yang dalam kepemimpinan Hayam Wuruk tercatat ada 12 Bhre bahkan lebih. Seperti yang tertuang dalam Prasasti Wangun Pitu 1447m "Majapahit di bagi menjadi 14 daerah yang dipimpin oleh Uparaja Bathara atau Bhre yang antara lain Bhre-Kahuripan di Sidoarjo yang berkuasa adalah ibusuri Tribuanatunggadewi, Bhre-Daha di Kediri yang berkuasa adalah Rajadewi Maharajasa atau Dyah Wiyat yang merupakan mertua Hayam Wuruk. Bhre-Wirabumi yang memimpin daerah Blambangan adalah anak, Bhre-Tumapel di daerah Malang atau bekas kerajaan Singasari yang berkuasa adalah Kertawardhana yang merupakan Ayah. Bhre-Wengker di Ponorogo penguasanya adalah paman dari Raja juga mertua Wijaya Rajasa. Bhre-Mantahun Bojonegoro sepupu atau kakak dari pamannya. Bhre-Pangkuhan, Bhre-Kabalan, Bhre-Pawanuan, Bhre-Pajang, Bhre-Mataram. Yang kesemuanya adalah masih saudara serta kerabat kerajaan yang diberi wewenang memimpin daerah-daerah yang menjadi kekuasaan Majapahit. Mungkin kalau jaman sekarang Bhre ini setara dengan propinsi.

BERSAMBUNG
(catatan referensi lengkap ada pada penulis)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun