Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Jika Anak Songong, Orangtua Bisa Berbuat Apa?

27 Januari 2024   18:11 Diperbarui: 28 Januari 2024   09:57 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak (vadimguzhva via kompas.com)

Jika Anak Songong, Orangtua Bisa Berbuat Apa?

Sikap songong merupakan perilaku atau sikap seseorang yang cenderung sombong, merasa diri lebih unggul, tinggi hati, congkak, jumawa atau menunjukkan sikap tengil, serta superioritas terhadap orang lain.

Dalam perspektif psikologi, jika seorang anak memiliki sikap songong atau jumawa, biasanya dia memiliki pandangan yang tinggi terhadap diri sendiri dan cenderung meremehkan atau kurang menghargai orang lain. Sikap ini dapat muncul dalam berbagai situasi, seperti di lingkungan sekolah, keluarga, teman-teman, atau tempat kerja, dan di ruang publik.

Secara khusus, jika sikap songong ini terjadi pada anak, dan ini repotnya, jika sikap itu telah menjadi kebiasaan dan bagian dari karakter diri si anak, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi si anak dan juga pada lingkungan sosial. Sebutlah beberapa dampak negatif itu, di antaranya:

Pengurangan Hubungan Sosial

Sikap songong dapat membuat orang sulit diterima dalam kelompok sosial. Anak yang terlalu angkuh atau merasa diri berlebihan lebih unggul dari yang lain, berpotensi mengalami kesulitan dalam membangun dan memelihara relasi interpersonal yang sehat.

Isolasi Diri

Anak dengan sikap songong cenderung menciptakan jarak antara dirinya dan orang lain. Si anak mungkin cenderung menjauhkan diri dari kelompok atau aktivitas sosial, karena merasa bahwa dia  berada derajatnya di atas orang lain.

Ketidaknyamanan dalam Tim atau Kolaborasi

Di lingkungan kerja atau kelompok pun, sikap songong dapat menyulitkan kolaborasi dan kerjasama. Misalnya, orang atau anak yang merasa diri lebih unggul dari orang lain, akan cenderung kurang bersedia untuk mendengarkan ide atau pendapat orang lain, berakibat dia menghambat kemajuan tim atau proyek yang tengah dikerjakan bersama.

Kesulitan Belajar dari Pengalaman

Sikap songong, tengil atau rasa jumawa seringkali dapat menghambat kemampuan seseorang untuk belajar dari pengalaman dan menerima umpan balik. 

Orang yang merasa sudah tahu segalanya atau lebih baik dari orang lain, cenderung kurang terbuka terhadap perbaikan diri. Dia berada seperti kata pepatah “seekor katak dalam tempurung”.

Ketidaksetaraan dalam Hubungan Pribadi

Dalam hubungan pribadi, sikap songong juga dapat menciptakan ketidaksetaraan dan ketidakseimbangan kekuatan. Hal ini dapat merugikan hubungan tersebut karena satu pihak merasa lebih berharga atau lebih berkompeten dibanding pihak yang lain.

Kurangnya Empati

Orang atau anak yang memiliki sikap songong, umumnya kurang memiliki empati terhadap perasaan dan pengalaman orang lain. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap kebutuhan dan perasaan orang di sekitarnya. Orang songong tidak paham dan tidak punya apa yang disebut empati sosial dan kepekaan sosial.

Ilustrasi jika anak songong orangtua bisa berbuat apa? [sumber image: freepik]
Ilustrasi jika anak songong orangtua bisa berbuat apa? [sumber image: freepik]

Menurut penulis, untuk mengatasi dampak negatif dari sikap songong, penting bagi individu yang bersangkutan untuk menjadi lebih terbuka terhadap pandangan dan pengalaman orang lain, serta untuk mengembangkan sikap kerendahan hati, empati, dan kerjasama. 

Proses ini bisa melibatkan refleksi diri, pendidikan moral, dan dukungan dari lingkungan sosial, seperti sekolah, dan terutama dari orangtua atau keluarga.

Peran Orangtua dalam Membentuk Karakter Positif

Ketika seorang anak menunjukkan sikap songong misalnya, tentu hal ini bisa menjadi tantangan bagi orangtua dalam mendidik anak agar memiliki karakter yang positif dan ramah.

Sikap songong pada anak tidak hanya dapat mempengaruhi hubungan sosialnya, tetapi juga perkembangan pribadi dan profesional di masa depan. Maka pertanyaannya, seperti judul artikel ini: "jika anak songong, orangtua bisa berbuat apa?"

Menurut penulis, beberapa langkah yang mungkin dapat diambil oleh orangtua untuk mengatasi sikap songong pada anak, di antaranya adalah:

Komunikasi Terbuka

Orangtua perlu membuka saluran komunikasi yang baik dengan anak-anak. Misalnya, melibatkan mereka dalam percakapan sehari-hari. Hal ini dapat membantu orangtua memahami lebih baik apa yang mendasari sikap songong anak. 

Contohnya, dengan pertanyaan terbuka dan mendengarkan pendapat anak dengan empati. Hal ini dapat menjadi kunci untuk mengetahui perasaan dan pikiran anak.

Berikan Pendidikan tentang Empati Sosial

Ajarkan anak tentang pentingnya memahami perasaan dan perspektif orang lain. Dorong mereka untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain dan memahami bagaimana tindakan mereka dapat mempengaruhi orang di sekitarnya.

Terbentuknya sikap empati ini dapat membantu mengurangi sikap songong anak dengan membangun pemahaman yang lebih baik terhadap perasaan orang lain.

Tanamkan Nilai-Nilai Moral

Orangtua memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak. Tanamkan nilai-nilai moral seperti kerendahan hati, kesederhanaan, sopan santun, tatakrama, dan penghargaan terhadap orang lain.

Ajarkan dan praktikkan contoh sikap positif pada anak, penting menekankan bahwa keberhasilan dan keunggulan sejati tidak hanya dilihat dari prestasi pribadi, tetapi juga dari bagaimana kita bersikap positif terhadap orang lain.

Berikan Tanggung Jawab

Memberikan tanggung jawab kepada anak dapat membantu mengurangi sikap songong. Dengan memberikan tanggung jawab, anak akan belajar untuk menjadi lebih mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap tindakan mereka. Ini juga dapat membantu mengajarkan mereka pentingnya kerja keras, menghargai proses, dan pentingnya kerjasama dalam mencapai suatu tujuan.

Contohkan Sikap Positif

Sekali lagi, contohkan atau praktikkan sikap positif. Misalnya, sikap menghormati orang lain, termasuk hormat pada teman, guru dan kerabat keluarga.

Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtua. Oleh karena itu, orangtua perlu menjadi contoh yang baik dalam perilaku dan sikap. 

Tunjukkan kepada anak bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dari seberapa besar keunggulan pribadi, misalnya karena harta, kekuasaan orangtua atau uang yang  banyak, tetapi juga dari bagaimana kita berinteraksi dan menghargai orang lain.

Catatan akhir

Menyudahi ulasan ini, sekali lagi, penting dicatat bahwa mengatasi sikap songong pada anak memerlukan pendekatan yang holistik dan kesabaran. Orangtua memiliki peran sentral dalam membimbing anak-anak menuju karakter yang positif dan ramah.

Misalnya dengan komunikasi terbuka, pembelajaran nilai-nilai moral, dan memberikan tanggung jawab, orangtua dapat membantu anak-anak songong itu untuk tumbuh menjadi individu yang menyenangkan, berkepribadian sehat dan dapat diterima dalam pergaulan sosial di tengah masyarakat. Begitulah. 

Semoga setiap mahkluk berbahagia. Semoga ulasan sederhana ini ada faedahnya.

SELESAI-penulis adalah pemerhati masalah sosial kemasyarakatan, tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun