Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menyingkap Faedah Nyangkruk di Pameran Lukisan: Lebih dari Sekadar Bersantai

24 Januari 2024   12:03 Diperbarui: 24 Januari 2024   16:31 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama KOPAJA71 "ngetem di Bentara Budaya" [sumber image: Kopaja71/mas Taufik] 

Contohnya, saya pribadi terhibur dengan suasana dalam pameran seni di Galeri Seni Nasional, minggu lalu. Di mana ruang pamer yang bertema merawat ruang ekologi yang ramah lingkungan ini memberi rasa perasaan ringan pada setiap pengunjung yang hadir, termasuk saya.

Demikian halnya, ruang pameran delapan karya lukisan Budi Ubruk di Bentara Budaya itu, terus terang memberi rasa dan aroma kenyamanan yang sama pada pikiran dan rasa pengunjung. Apakah hal demikian akan terjadi pada semua jenis pameran seni dan berdampak positif pada perasaan setiap pengunjung? Entahlah, saya tidak tahu.

salah satu karya seni pada pameran seni kontemporer indonesia  kini, Galeri Seni Nasional Jakarta [sumber image:dokumen pribadi/wibhyanto] 
salah satu karya seni pada pameran seni kontemporer indonesia  kini, Galeri Seni Nasional Jakarta [sumber image:dokumen pribadi/wibhyanto] 

Inspirasi Kreatif

Berdiri mengamati di depan karya seni dapat memicu inspirasi kreatif. Melalui refleksi dan kontemplasi sederhana misalnya, pengunjung dapat membangun gagasan baru, melihat dunia dengan perspektif yang berbeda, dan mungkin merangsang kreativitas sendiri yang unik.

Contohnya, pada ruang pameran di Galeri Seni Nasional minggu lalu, saya dan pengunjung terkesima pada karya seni Kontemporer, karya Condro Priyoaji, bertajuk "Site-Specific". Karya ini menurut Condro berupa bayangan manusia sebagai entitas yang saintifik dan membentuk pengalaman individu yang abstrak.

Wujud karya ini berupa lampu bulat putih menyala di lantai tengah ruang, sementara bayangan beberapa sosok tubuh manusia tampak menyebar di setiap dinding ruang. Hanya itu.

Dan setiap pengunjung terusik bertanya? Ini lukisan apa? Oo, ternyata ini lukisan bayangan tanpa subjek. Dan uniknya, kita pengunjung juga bisa menjadi terlibat sebagai bayangan dalam lukisan ini? "Bayangan terjadi secara acak, dan menjadi jejak abadi dalam ruang waktu", begitu pesan Condro pada karya seni kontemporernya ini.

Wah, keren menewen, sungguh luar biasa  kreatif karya seniman asal Jember ini. Karya seniman ini tentu bisa  memicu pengunjung untuk terinspirasi dan berpikir kreatif pula. Begitu pikir saya dalam hati, nun di kala itu.

Mendukung Komunitas Seni

Nyangkruk di pameran juga dapat menjadi cara untuk mendukung komunitas seni lokal. Dengan menghadiri pameran, baik secara fisik maupun virtual, menurut saya, pengunjung telah ikut berkontribusi pada ekosistem seni dan memberikan dukungan kepada seniman dan galeri.

Misalnya, kunjungan kami sebagai komunitas writer dan blogger KOPAJA71 pada kegiatan kunjungan ngetem di dua kegiatan pameran seni baik di Bentara Budaya dan Galeri Seni Nasional ini, tentu sedikit banyak turut mengapresiasi, mempublikasi dan mempromosi apa yang telah menjadi ajang pameran dan senimannya. Iya tidak? ya iya donk. Masak tidak. hihihi.

Menghargai Keunikan Setiap Karya

Setiap lukisan memiliki cerita dan makna sendiri. Dengan nyangkruk di pameran, seseorang atau kita sebagai pengunjung pameran, dapat lebih memahami keunikan setiap karya seni, menghormati kerja keras seniman, dan mengakui nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam setiap lukisan.

Misalnya, baik pameran lukisan Budi Ubruk di Bentara Budaya maupun karya seni kekinian bertema kepedulian lingkungan berkelanjutan di Galeri Seni Nasional itu, bagi kami masing-masing di komunitas KOPAJA71 terdorong untuk menghargai keunikan setiap karya yang dipamerkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun