Lihat saja, contohnya, apa yang terbayang bagaimana proses kreatif seorang Budi Ubruk mengeksplorasi warna, menggores kanvas, memulas detail, dan menyudahi setiap karyanya dalam delapan karya lukisan rerata berukuran besar yang dipamerkan di Bentara Budaya ini?
Saya sendiri terpesona, takjub dan berlama-lama melihat setiap detail, serta bertanya tanya dalam hati, tanpa jawaban pasti, "bagaimana proses kreatif si pelukis Budi Ubruk menyempurnakan lukisannya yang begitu indah, berjudul "5 ksatria berkuda" itu?". tanya saya dalam hati dengan rasa kagum.
Interaksi yang Mendalam
Berdiri atau duduk di arena sekitar karya seni juga menciptakan peluang untuk berinteraksi dengan pengunjung lain sesama penikmat karya seni.
"Bapak pelukisnya ya?", tanya seorang pengunjung di samping saya turut nimbrung, tatkala saya berekspresi, mengomentari sebuah lukisan bersama pak Inayat, bang Horas, mas Nur Taufik, mas Billy Steven, pak Jandris, dan anggota Komunitas KOPAJA71 lainnya. Saya tertegun sebentar.
"Bukan pak. Saya bukan Budi Ubruk. Saya adalah orang pinggiran yang kebetulan terdampar dan berkelebat di antara delapan karya lukisannya di ruang pamer ini". Jawab saya jujur, sak ngawur-ngawurnya. Dan kami pun tertawa. Hehehe.
Artinya, diskusi spontan atau pertukaran pandangan dapat terjadi dan memperkaya pengalaman pameran dan membuka mata hadirin pameran terhadap interpretasi beragam tentang suatu karya seni.
Koneksi Emosional yang Lebih Dalam
Nyangkruk memberi ruang untuk menciptakan koneksi emosional yang lebih dalam dengan karya seni.Â
Dengan merenung lebih lama, dan menikmati setiap detail karya seni misalnya, pengunjung dapat merasakan gelombang emosi yang disampaikan oleh lukisan, membantu mereka memahami dan meresapi pesan yang ingin disampaikan oleh seniman.
Misalnya, secara imajinatif setiap pengunjung pameran lukisan "Ratu Adil" Budi Ubruk ini akan serasa dibawa masuk ke suatu ruang pameran yang bernuansa magis. Secara emosional pengunjung mengalami seolah kegundahan rasa seperti tergambar dalam setiap lukisan yang dipajang.
Ada rasa ketidakadilan, rasa keberpihakan pada wong cilik, rasa derita masgul oleh ulah penjajahan kultural, rasa rindu pada sosok ratu adil pembawa keberkahan hidup baru, dan sebagainya.
Penghilang Stres
Adakalanya, atau sering kali pameran lukisan dianggap sebagai tempat pelarian dari kehidupan sehari-hari metropolitan yang sibuk. Nyangkruk di tengah-tengah pameran dapat menjadi bentuk meditasi ringan, membantu mengurangi stres dan menciptakan suasana pikiran yang tenang.