Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menyingkap Faedah Nyangkruk di Pameran Lukisan: Lebih dari Sekadar Bersantai

24 Januari 2024   12:03 Diperbarui: 24 Januari 2024   16:31 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyingkap Faedah Nyangkruk di Pameran Lukisan: Lebih dari Sekadar Bersantai

JAKARTA, Setidaknya dua kali saya ikut nyangkruk di kegiatan pameran seni di bulan Januari ini. 

Pertama, ngetem bersama kawan-kawan komunitas Kompasianer KOPAJA71, menikmati pameran lukisan "Ratu Adil" karya Budi Ubruk, di Bentara Budaya, Jakarta, Sabtu 13 Januari 2024.

Kedua, kunjungan ke Galeri Seni Nasional, Sabtu [20/1/2024], berlokasi di seberang Stasiun Gambir, juga bersama Komunitas KOPAJA71, untuk menikmati "Pameran Seni Rupa Indonesia Kini: Pascamasa" karya 12 seniman kontemporer, yang tengah digelar di Galeri Seni Nasional ini.

Oiya, Komunitas KOPAJA71 adalah komunitas kompasianer Jakarta dan sekitarnya, beranggotakan lebih dari 929 writer, dipimpin Kompasianer yang ramah dan baik hati, bung Horas. Komunitas ini merupakan wadah bagi para kompasianer berbagi tentang Jakarta. 

foto bersama KOPAJA71
foto bersama KOPAJA71 "ngetem di Bentara Budaya" [sumber image: Kopaja71/mas Taufik] 

Lanjut kembali ke laptop. Saya lebih suka memakai istilah nyangkruk, tinimbang ngetem, nongkrong, lesehan, udad udud, gabut, ngopa ngopi, jumpa darat atau apalagi. Nyangkruk bagi saya pribadi lebih sreg, tepat untuk mengekspresikan suasana rileks, kebatinan dan santai jiwa raga dan pikiran.

Tentulah sembari bincang ringan di tengah suasana kegiatan pameran seni yang menggugah rasa ingin tahu tentang, misalnya soal: "apa sih yang dipamerkan? Tema atau pesan apa yang menonjol? Siapa pelukis atau senimannya? Mengapa karya seni rupa penting dipamer pamerkan ke publik?" Dan sebagainya.

Seperti kita tahu, bahwa pameran lukisan sering kali dianggap sebagai wadah untuk mengeksplorasi seni visual, tetapi apa yang terjadi ketika kita membahas apa faedah nyangkruk di pameran tersebut?

Nah, ulasan remah remah rengginang rempeyek kerupuk rambak dalam kaleng Kong Guan ini, mencoba menjawab pertanyaan itu. semoga bermanfaat bagi pembaca budiman budiwati sekalian.

Nyangkruk atau duduk bersantai sambil menikmati pameran, ternyata memiliki dampak positif yang tak terduga. Setidaknya itu menurut saya. Mari kita telusuri lebih dalam, beberapa faedahnya.

Peningkatan Apresiasi Seni

Ketika seseorang duduk dan merenung di depan lukisan, dia memiliki waktu lebih lama untuk meresapi dan memahami karya seni. Nyangkruk memberi kesempatan bagi para pengunjung untuk lebih mengapresiasi detail-detail halus, nuansa warna, dan makna yang terkandung dalam lukisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun