Beberapa faktor berkontribusi terhadap keengganan mereka menentukan pilihan. Pertama, meningkatnya jumlah pemilih milenial yang cenderung apatis dan kritis terhadap politik. Kedua, terbukanya akses informasi yang memicu pertimbangan lebih dalam. Ketiga, isu politik yang kian kompleks.
Para kandidat dan partai politik dihadapkan pada tantangan untuk memikat hati para pemilih bimbang ini. Kampanye yang efektif, citra positif, dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pemilih muda menjadi kunci keberhasilan.
Dengan demikian, tren pemilih bimbang menandakan dinamika dan pentingnya strategi jitu dalam meraup suara pada Pemilu 2024 mendatang.
Nah, menurut penulis, menutup ulasan ini, penting dicatat bahwa dengan melakukan langkah-langkah jitu sebagaimana paparan ulasan ini di atas, partai politik dan tim capres dapat meningkatkan peluang untuk memenangkan hati pemilih bimbang di pemilu 2024.
Namun di atas itu semua, sebagaimana harapan kita semua, semoga pemilu 2024 berjalan tertib, aman, jujur, adil dan damai. Semoga.
Selesai -penulis adalah pengamat masalah sosial kemasyarakatan, tinggal di Jakarta; mantan mahasiswa Fisipol UGM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H