Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Akar Masalah Stunting dan Upaya Mengatasinya

25 November 2023   07:32 Diperbarui: 25 November 2023   12:23 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi akar masalah stunting.. [sumber image: kompas.id]

Untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia, menurut penulis, diperlukan upaya yang terintegrasi dari berbagai sektor, yaitu sektor kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Artinya mengatasi dua akar pokok masalah stunting perlu upaya gotong-royong, antara pemerintah, swasta dan masyarakat sipil.

Bagaimana caranya? Sedikitnya terdapat lima upaya pokok langsung harus dilakukan, antara lain: peningkatan akses terhadap pangan bergizi, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan pemberdayaan masyarakat, dan terakhir peningkatan sanitasi dan Kesehatan lingkungan. Marilah kita mengupas lima hal ini, satu demi satu.

Satu. Peningkatan akses terhadap pangan bergizi. Peningkatan akses terhadap pangan bergizi dapat dilakukan melalui berbagai upaya, antara lain:

Peningkatan produksi dan ketersediaan pangan lokal. Pangan lokal merupakan sumber pangan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dengan harga terjangkau. Maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi dan ketersediaan pangan lokal. Misalnya, melalui pengembangan pertanian organik, pengembangan teknologi pertanian yang tepat guna, dan pemberian bantuan modal bagi petani oleh pemerintah setempat atau swasta.

Peningkatan akses terhadap pangan bersubsidi. Penting dicatat bahwa Pemerintah telah memberikan berbagai bantuan pangan bersubsidi kepada masyarakat, seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan Sembako. Bantuan karitatif ini tentu dapat membantu masyarakat miskin dan rentan untuk mendapatkan akses terhadap pangan bergizi.

Peningkatan literasi gizi masyarakat. Artinya, masyarakat perlu memiliki pengetahuan yang cukup tentang pentingnya gizi untuk kesehatan, serta cara memilih dan mengolah pangan bergizi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan literasi gizi masyarakat, seperti melalui sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan oleh tim Kesehatan pemerintah.

Menurut pengamatan penulis, beberapa upaya nyata harus diapresiasi telah dilakukan oleh pemerintah. Contohnya: Pemerintah telah mengembangkan berbagai varietas pangan lokal yang bergizi, seperti ubi jalar, kacang-kacangan, dan buah-buahan.

Pemerintah telah memberikan bantuan modal kepada petani untuk mengembangkan pertanian organik. Dan Pemerintah telah memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara memilih dan mengolah pangan bergizi.

Menurut penulis, upaya-upaya in perlu dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan agar dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan bergizi, dan pada akhirnya dapat menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

Dua. Peningkatan akses terhadap layanan Kesehatan. Peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dapat dilakukan melalui berbagai upaya, antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun