Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ayo! Menulis di Kompasiana agar Kita Ada

19 November 2023   14:08 Diperbarui: 22 November 2023   06:05 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ayo! menulis di Kompasiana agar kita ada (sumber: tangkapan layar Kompasiana.com) 

Ayo! Menulis di Kompasiana Agar Kita Ada

JAKARTA, "Selamat kepada D Wibhyanto sebagai pemenang utama, lomba bikin artikel bertema Wayang". Demikian pengumuman dari panitia lomba yang kubaca di laman Kompasiana, Minggu (19/11) pagi tadi.

Artikel saya yang memenangi lomba dalam rangka Hari Wayang Nasional 2023, yang diadakan oleh komunitas Indonesian Heritage beberapa waktu lalu itu, berjudul: "Sepenggal Kisah Pilu: Begawan Durna Gugur, Karena Korban Berita Bohong". (jika berkenan, baca artikel lengkapnya di : SINI LINK-nya).

Mengutip panitia lomba, pesan moral yang bisa kita petik bersama dari artikel ini adalah: "betapa berbahayanya berbohong dan menyebarkan berita palsu, serta pentingnya kejujuran dan kehati-hatian dalam menerima informasi. Terlebih kita di Indonesia akan menghadapai tahun politik yang pastinya penuh dengan berbagai isu dan informasi yang belum teruji kebenarannya". (SUMBER)

Hore! Begitulah spontan saya gembira membaca pengumuman itu. Atas pemenangan ini penulis memperoleh hadiah berupa sejumlah uang yang dikirim melalui Gopay. Mungkin uang hadiah itu akan penulis pakai untuk merayakan peristiwa yang menyenangkan ini, dengan cara "Nyego Kucing" di sebuah "Warung Angkringan" yang berlokasi di perempatan desa sebelah, di Sawangan, Magelang.

Sebab mau "pesan Soto Tangkar Betawi" yang enaknya "nyundul langit" yang berada di kawasan Tanah Abang Jakarta itu, faktanya soto semacam itu tidak tersedia di desa saya. Maka ritual "Nyego Kucing" cukuplah. hehehe. 

Ilustrasi menang Blog Competition di tema yang lain (sumber: kompasiana.com) 
Ilustrasi menang Blog Competition di tema yang lain (sumber: kompasiana.com) 

| Baca Juga: "Lagi! Menang Blog Competition di Kompasiana"

Remah Remah Rengginang

Ulasan ini berisi tulisan sekadar remah remah rengginang dalam kaleng Khong Guan. Maka jika  unfaedah, silahkan di-skip saja, ya sodara sodara K-ners yang Budiman budiwati sekalian.

Tentu jauh dari maksud penulis untuk umuk atau pamer atas suatu pencapaian di lomba menulis ini. Nonono, bukan itu.

Maksud penulis adalah sekadar ajakan untuk mensyukuri setiap jeda peristiwa dalam kehidupan, entah itu menyenangkan atau tidak, yang kita alami dalam kehidupan yang fana ini. [Anjay..Hehehe]

Selain juga, secara khusus artikel ini hendak mengajak kepada pembaca dan K-ners, seperti judul artikel ini: "Ayo! Menulis di Kompasiana, Agar Kita Ada".

"Menulislah, Maka Kita Ada"

Sekadar sharing, penulis seringkali mengikuti berbagai lomba menulis yang diadakan di berbagai Event Kompasiana. Sesekali menang dan memperoleh hadiah dari Kompasiana. Namun rasanya lebih banyak saya keok, remuk, dan sering kali kalah dalam kompetisi.

Oiya, tujuan penulis mengikuti berbagai lomba itu, selain untuk turut uji nyali di ajang kompetisi menulis, sekaligus saya ingin menyalurkan hasrat untuk terus menulis di Kompasiana. Soal menang kalah dalam berkompetisi, hal itu bukan menjadi motif utama penulis.

Maksud saya, "Menulis ya menulis saja, lakukan dengan riang gembira, dan sungguh sungguh". Begitu pesan penulis seringkali kepada diri sendiri. Artinya, menang saat lomba ya tidak apa-apa, kalah juga tak mengapa. Sesederhana itu.

Tetapi satu hal lagi, menurut catatan saya, bahwa menjadi penulis dan giat menulis di Kompasiana atau platform lain, faktanya "Membuat eksistensi kita Ada" dan kita "Hadir", yaitu eksis ADA sebagai personal penulis dengan karya nyata yang Ada, bukan sebagai bagian kerumunan sosial yang anonim.

Maka menulis suatu karya, entah berupa fiksi, cerpen, puisi, opini, feature perjalanan wisata atau apapun, sejatinya adalah "proses kita meng-ADA". Dan itu sesuatu kegiatan yang berharga. Iya tidak?

Berkompetisi atau Berlomba Menulis, itu Mengasyikkan.

Menurut catatan penulis, menang atau kalah dalam kompetisi menulis di blog Kompasiana atau kompetisi menulis di platform manapun, memiliki aspek-aspek yang sama-sama menarik bagi penulis, dan tentu saja kompetisi itu sendiri adalah pengalaman yang mengasyikkan.

Berikut beberapa alasan mengapa menang atau kalah dalam kompetisi semacam itu bisa menjadi pengalaman yang asyik:

Kesempatan untuk Berkembang: Kompetisi menulis adalah cara yang baik untuk menantang diri sendiri dan terus berkembang sebagai penulis. Meskipun menang tentu akan memberikan kepuasan, tantangan dan pelajaran dari kekalahan juga bisa sangat berharga.

kalimat motivasi Ayo menulis, dari Imam Ghozali (sumber image: gurusiana.id)
kalimat motivasi Ayo menulis, dari Imam Ghozali (sumber image: gurusiana.id)

Artinya, kekalahan patut pula dirayakan dengan gembira. "Asyemik! Kalah kita..hahahaha", begitu ekspresi spontan kita, kira-kira.

Publikasi dan Pengakuan: Menang dalam kompetisi dapat memberikan publikasi yang luas dan pengakuan atas karya kita sebagai penulis. Ini bisa membantu meningkatkan profil kita sebagai penulis dan membuka pintu bagi peluang menulis yang lebih banyak.

Misalnya, kita lebih mudah untuk terlibat dalam penerbitan buku karya karya tulisan kita yang mungkin berguna  bagi banyak orang (pembaca).

Apresiasi dari Pembaca: Bahkan jika tidak memenangkan kompetisi, kita sebagai penulis dapat menerima apresiasi, kritikan dan umpan balik positif dari pembaca. Ini bisa sangat memuaskan dan memotivasi kita penulis untuk terus menulis. Bukan malah membuat semangat kita ngelokro seperti suara pita kaset tua. Hehehe.

Peluang Jaringan: Kompetisi menulis juga bisa menjadi kesempatan kita untuk membangun jaringan dengan penulis lain dan profesional di industri yang relevan. Ini dapat membantu kita penulis mengembangkan kompetensi diri dan relasi sosial yang lebih luas.

Pembelajaran: Keterlibatan dalam kompetisi menulis memungkinkan kita penulis untuk belajar dari pesaing kita dan mendapatkan wawasan tentang tren dan kecenderungan dalam dunia menulis. Hal ini dapat meningkatkan kualitas tulisan kita. Setidaknya itu menurut pandangan penulis pribadi.

Motivasi dan Dedikasi: Kegiatan kompetitif dapat meningkatkan motivasi dan dedikasi kita penulis dalam mengejar hasrat menulis. Baik menang atau kalah, pengalaman ini dapat menjaga semangat kita penulis tetap hidup. Walau terkadang rasanya semangat itu, terasa mengkis-mengkis, atau kembang kempis. Hehehe.

sumber image: tangkapan layar Kompasiana.com
sumber image: tangkapan layar Kompasiana.com

Penciptaan Konten yang Berkualitas: Kompetisi mendorong kita sebagai penulis untuk menciptakan konten yang berkualitas, karena kita harus bersaing dengan penulis lain. Ini dapat memberikan manfaat positif bagi pembaca, komunitas penulis, dan orang lain.

Jadi menurut saya, tidak peduli apakah kita kelak menang atau kalah dalam kompetisi menulis, pengalaman berkompetisi dapat memberikan manfaat berharga dalam pengembangan keterampilan menulis dan pengakuan publik di dunia penulisan.

Yang terpenting adalah tetap bersemangat dan konsisten dalam mengejar hasrat menulis, entah dalam konteks kompetisi atau tidak. Bagaimana pun, setiap karya tulisan kita, tulisan saya atau Anda, akan tetap menjadi jejak digital publikasi yang tersimpan abadi.

Siapa tahu, setiap apa yang kita tuliskan dan publikasi itu menjadi sesuatu yang ADA abadi, berharga dan menjadi sumber pembelajaran yang bermakna bagi generasi sesudah kita, di masa depan. Iya tidak?

Menyudahi ulasan ini, sekali lagi penulis mengajak: "Ayo, menulis di Kompasiana, agar tulisan kita tersimpan abadi, berkualitas rempeyek, remah remah rengginang atau bukan, semogalah tetap berguna mewarnai peradaban dan masa depan. Dan dengan cara begitu kita meng-Ada".

SELESAI - penulis adalah Kompasianer, suka membaca dan menulis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun