Selama di SMA itu, pak Gun juga beberapa kali mengajari kami "Membedah Buku" atau meresensi suatu karya sastra, lalu kami para murid diminta membuatnya dalam suatu artikel dan dinilai.
Ilmu dasar sastra tentang unsur unsur Intrinsik dan Ekstrinsik misalnya, saya dapatkan dari pak Gun. Pak Gun menugasi kami, setiap siswa, untuk membuat karya tulis khusus seperti skripsi, tentang unsur Instrinsik dan Ekstrinsik sebuah cerpen.
Luar biasa, sebab di kala itu belum ada komputer dan laptop. Sehingga semua karya tulis musti kami ketik manual. Ini tantangan bagi kami tersendiri. Tetapi tatkala tugas khusus itu rampung kami selesaikan, lega rasanya. Makplong.
Pak Gun telah mewarnai gaya bertutur saya dalam membuat artikel sastra, novel, cerpen, puisi, entah dipublikasi atau tidak. Terimakasih pak Gun, guru sastra Indonesiaku.
Pak Sunaryo. Guru Gramatika Indonesia.Â
Tak kalah hebatnya dari pak Gun. Dia kami panggil pak Naryo. Pak Naryo berperawakan subur, kalem dan ramah. Berbeda dengan pak Gun yang ceking, suka membetulkan letak kacamata, seperti seniman Malioboro.
Pak Naryo guru gramatika Bahasa Indonesia, khusus membidangi spesialis "Diksi dan Gaya Bahasa", dan spesialis logika dasar Bahasa "DM-MD", termasuk logika kalimat "SPOK".
Selama di SMA Seminari kami digembleng oleh pak Naryo, terutama di bidang khusus itu. Uniknya, hampir 80% pertemuan kelas selama di SMA oleh pak Naryo selalu diisi dengan studi kasus dalam satu pertanyaan, dimana setiap siswa diuji untuk memecahkan kasus itu.
Contoh kasus kalimat ujian itu, antara lain:Â "tentukan S-P-O-K, mana Induk Kalimat dan Anak Kalimat dari kalimat majemuk berikut ini", dan "Buat alur DM -- MD nya dari kalimat majemuk itu".
Nah kan, seru tidak? Bayangkan jika kalimat majemuk itu rumit, seperti rangkaian kalimat panjang dalam novel "Burung-Burung Manyar"nya JB Mangunwidjaja, contohnya berikut ini:
"Ataukah karena aku belum berani mengorbankan citra terakhir yang paling indah dari sejarah hidupku, citra Atik? Ingin kutanyakan pada burung burung manyar, tetapi sekarang sudah jarang kulihat mereka". (JB Mangunwidjaja, 1981: 278-279). Tentukan SPOK kalimat ini, buat alur DM-MD nya!