Guru Bahasa Sekolah SMA Ini, Turut Mewarnai Hidupku
5JAKARTA, -Semasa duduk di bangku SMA, di SMA Seminari Mertoyudan, Magelang, kami memiliki beberapa guru Bahasa. Mereka adalah orang orang hebat, mumpuni di bidangnya, dan mampu memberi kesan kuat pada kami para muridnya.
Hingga kini, kami sangat berkesan pada apa yang telah diajarkan oleh mereka kepada kami nun di kala itu. Setidaknya itu menurutku. Siapa saja mereka? Mereka lima orang guru Bahasa kami.Â
5 Guru Bahasaku Yang Hebat
Pak Gunawan. Guru Sastra Indonesia.Â
Kami memanggilnya pak Gun. Dia guru kami khusus bidang sastra Indonesia. Pak Gun, dengan gaya penampilan seperti sastrawan atau seniman yang berperawakan kurus, berkacamata, dan berambut gondrong, sangat mengesankan bagi kami.
Dari pak Gun, kami para murid diajari dan dikenalkan dunia sastra Indonesia. Kami diperkenalkan pada berbagai model karya sastra puisi, cerpen, novel, drama, dan pelatihan proses kreatif menulis sastra.
Dari pak Gun, kala itu saya menjadi suka membaca, bahkan dipicu untuk cenderung "rakus melahap" buku buku karya sastra Danarto, Budi Darma, Iwan Simatupang, Putu Wijaya, NH Dini, JB Mangunwidjaja, Sindhunata, Linus Suryadi AG, WS Rendra, dan lainnya. Karya dari para sastrawan Indonesia berbobot di kala itu, dan kami sangat suka pada karya sastra mereka.
Termasuk berjilid jilid karya Karl May dalam "Winnetou" kami "lahap membacanya". Â dan boleh mencicipi novelnya Ernest Hemingway "The Old man and The Sea" yang mendunia itu.
Beruntung bahwa sekolah SMA Seminari kami menyediakan semua buku sastra itu sangat melimpah, dimana semua buku tersedia di perpustakaan sekolah dengan koleksi lengkap.Â
Sesekali pak Gun bertutur seperti orang mendongeng di depan kelas. Dia menceritakan kisah film dan novel terkenal di kala itu, berjudul "Papillon", kisah nyata dari penulisnya, yakni Henri Charriere.
Uniknya, gaya pak Gun menceritakan kisah itu, dilakukan secara bersambung, dalam beberapa minggu pertemuan kelas. Ini sangat memesona kami semua. Pak Gun adalah seorang aktor pencerita yang ulung. Itu kesimpulanku, saat itu, hingga sekarang.