Gibran Maju Cawapres, dan Risiko Anak Presiden
JAKARTA, -Pasangan bakal calon presiden Prabowo-Gibran, rencananya mendaftarkan diri secara resmi sebagai pasangan Capres ke KPU, Rabu (25/10) pagi. Sejumlah ketua umum partai pendukung yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan turut hadir di acara itu, seperti diberitakan di banyak media hari ini.
Namun dikabarkan bahwa hingga Selasa (24/10) posisi Gibran masih di Surakarta menjalankan tugas harian sebagai Walikota Solo, dan belum merapat ke Jakarta. Sehingga hal ini mencerminkan bahwa situasi politik masih sangat dinamis, dan membuka asumsi dan spekulasi: mengapa terkesan Gibran seolah tidak antusias menyambut pencalonannya sebagai bacawapres mendampingi Prabowo? Benarkah Gibran bersedia maju sebagai cawapres Prabowo? Manuver politik apa yang sedang dimainkan oleh Gibran? Dan sebagainya.
Kita tunggu saja realitas politiknya Rabu pagi ini, apakah Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subiyanto benar benar hadir di KPU untuk mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres Prabowo-Gibran dan ikut kontestasi pilpres 2024.
Gibran Maju Cawapres: Apa Risikonya sebagai Anak Presiden?
Menurut penulis, bisa saja Gibran tengah mengalami situasi kebatinan tertentu. Dimana dia perlu menimbang untung ruginya jika maju sebagai bacawapres Prabowo di Pilpres 2024.
Realitas sosial bahwa Gibran sebagai anak sulung Presiden Jokowi adalah keniscayaan. Nah, posisi Gibran sebagai anak Presiden Jokowi ini bagaimana pun memiliki potensi untung rugi yang khas, manakala dia mengambil kesempatan sebagai bacawapres Prabowo di pilpres 2024. Beberapa potensi untung rugi itu, antara lain:
Potensi Keuntungan sebagai Anak Presiden
Nama dan Popularitas: Gibran sebagai anak presiden mungkin akan mendapatkan keuntungan dari nama keluarga atau dinasti Jokowi yang sudah dikenal di masyarakat. Hal ini bisa membantu Gibran membangun citra publik yang kuat dan mendapatkan perhatian dari para khalayak pemilih, dengan lebih mudah.
Akses ke Sumber Daya:Â Sebagai anak Presiden Jokowi, Gibran tentu dapat dengan mudah mengakses sumber daya dan mendapat dukungan politik dari partai politik koalisi yang mendukung keluarga atau dinasti Jokowi. Misalnya dukungan dalam hal finansial, jaringan politik, dan infrastruktur saat kampanye.
Pengalaman Keluarga: Gibran sebagai anak presiden memiliki akses ke saran, nasihat dan sharing pengalaman politik dari Jokowi ayahnya secara langsung. Tentu hal ini dapat membantunya dalam menghadapi tantangan-tantangan kampanye dan tugas-tugas kepemimpinan mengurus negara ke depan. Gibran memperoleh mentor politik yang tepat.Â
Bekas Jabatan Orang Tua: Nama baik dan prestise yang terkait dengan citra pak Jokowi ayah Gibran yang telah menjabat dua periode sebagai presiden. Tentu hal ini dapat membantu Gibran membangun citra positif untuk mendapatkan dukungan dari pemilih yang menghormati atau menginginkan kelanjutan kepemimpinan Presiden Jokowi ayahnya ini. Misalnya, dukungan dari relawan Projo.Â
Potensi Kerugian sebagai Anak Presiden
Kontroversi dan Skeptisisme:Â Kehadiran Gibran sebagai anak presiden dalam pilpres, juga berpotensi bisa memicu kontroversi dan skeptisisme. Sebagian masyarakat mungkin melihatnya sebagai upaya untuk menjaga kekuasaan dalam satu keluarga Jokowi. Hal ini bisa mengurangi kepercayaan publik pada sosok Gibran sebagai pribadi.