Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

"Sedekah Bumi", Cara Sederhana Desa Peringati Hari Pangan Sedunia

16 Oktober 2023   15:19 Diperbarui: 16 Oktober 2023   20:30 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kegiatan makan bersama dengan alas daun pisang (sumber:wibhyanto/dokumen pribadi) 

"Sedekah Bumi": Cara Sederhana Desa Peringati Hari Pangan Sedunia 

Ada banyak cara orang memperingati hari pangan sedunia yang jatuh setiap tanggal 16 oktober, seperti hari ini. Dan kami, suatu hari, merayakan peringatan hari pangan sedunia itu dengan cara sederhana, tapi seru. 

Ini terjadi pada beberapa tahun lalu. Kebetulan penulis saat itu menjadi pendamping bagi sedikitnya 13 keluarga petani di sebuah dusun terpencil di daerah Purwakarta, Jawa Barat.

Sedekah Bumi

Peringatan itu kami namai "Sedekah Bumi". Ini semacam kegiatan budaya lokal yang melibatkan unsur kesenian setempat dan upacara makan bersama warga, yang kami lakukan di kampung sederhana di pelosok sebuah desa di kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, nun di kala itu.

Tujuan kegiatan adalah untuk mensyukuri atas segala hasil panen sawah dan kebun di kawasan kampung kami ini, dan berdoa pada Tuhan agar diberikan rejeki berupa panen yang melimpah pada musim tanam di masa datang, yang bertepatan dengan peringatan hari pangan sedunia.

ilustrasi kegiatan kawan kawan petani di desa (sumber: wibhyanto/dokumen pribadi) 
ilustrasi kegiatan kawan kawan petani di desa (sumber: wibhyanto/dokumen pribadi) 

Dan saya katakan pada warga setempat bahwa kegiatan seni budaya ini sekaligus mempromosikan bahan pangan lokal selain beras yang patut dilestarikan bersama ke depan, seperti umbi umbian, talas, singkong, ubi, suweg, ganyong, mbothe, porang, uwi gembili, dan lainnya.

Maka semacam panggung kecil saya siapkan, dibantu warga, membentuk suatu gunungan sederhana berisi segala macam hasil bumi di tempat kami. Antara lain, ada kacang panjang, pete, umbi talas, singkong, padi, buah nanas, pisang, nangka, dan banyak lagi. 

Melibatkan Warga Desa 

Banyak warga sukarela terlibat dalam kegiatan sederhana ini. Para ibu dan emak emak terlibat menyiapkan makanan dan semua menu di dapur umum yang kami siapkan. Rencananya memang kami akan makan bersama, semacam kenduri, dalam rangkaian kegiatan "Sedekah Bumi" ini.

Suatu rundown susunan acara saya siapkan. Sebagian pemuda kawan-kawan saya, yaitu para petani lokal yang biasa terlibat bersama saya menggarap kebun dan sawah di dusun ini, bertugas menyiapkan semua jenis hasil pertanian kami, yang kemudian disusun menjadi bentuk gunungan berisi semua jenis hasil bumi.

Sebagian pemuda lainnya menyiapkan diri dengan berlatih kesenian calung, yaitu alat musik bambu seperti angklung bentuknya. Calung dimainkan dengan cara pemain memukul alat musik ini dengan cara memukulnya memakai alat kayu kecil, secara berirama.   

anak anak desa ikut menari mengisi acara (sumber:wibhyanto/dokumen pribadi) 
anak anak desa ikut menari mengisi acara (sumber:wibhyanto/dokumen pribadi) 

Dan pesta Sedekah Bumi pun Dimulai

Sedikitnya 50 warga setempat, dewasa dan anak anak berkumpul mengelilingi "tumpeng aneka hasil bumi" sebagai pusat kegiatan. Saya memimpin orkestrasi peringatan hari pangan sedunia dalam rupa upacara sederhana "Sedekah Bumi"ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun