Orang Desa Main Judi Offline di Holland Casino-Amsterdam Belanda. Plonga Plongo!
Amsterdam -Saya dan seorang kolega di Nedherland, Belanda, tiba di suatu tempat perjudian offline bernama Holland Casino, berlokasi di kota Amsterdam, di suatu malam musim salju, kala itu tahun 2005.
Ini adalah salah satu tempat pusat judi terbesar yang dikelola pemerintah Belanda, selain beberapa tempat Casino lainnya di negeri Kincir Angin ini. Tentu saya sebagai orang desa dari lereng Merapi, Magelang, memasuki kawasan asing ini, langsung berdebar debar, khawatir, dan plonga plongo!
“Wong ndeso, masuk kawasan Casino terkenal di Belanda. Ini mimpi atau kenyataan? dunia apa ini?”, begitu pikir saya waktu itu, separuh tak percaya. Masih plonga plongo!
Kolega saya menjelaskan, bahwa perjudian di Belanda termasuk kegiatan bisnis legal, bukan tindakan kriminal. Jadi orang boleh bermain judi di Casino ini terang terangan. Tidak seperti di Indonesia, atau di daerah saya di Magelang, permainan judi seperti: Sabung Ayam, adu Jangkrik, Balap Merpati, Main Dadu, Remi, Ceki, Qiyu-Qiyu, atau Domino misalnya, harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi, takut digerebeg petugas. Sebab jenis perjudian apapun dilarang di Indonesia.
“Jadi, kalem saja. Kita masuk wilayah yang dilindungi oleh pemerintah Belanda, dan permainan di ruangan ini semua legal. Ini bukan kriminal. Jangan khawatir”, begitu ujar kolega saya yang warga Belanda itu meyakinkan saya. Saya manggut-manggut lega, sambil tolah toleh mirip orang kampung bertampang lugu, mengamati keadaan sekitar.
Syarat Ketat, Tapi Tidak Ribet
Syaratnya untuk bermain judi di Holland Casino Amsterdam cukup sederhana, antara lain: sudah cukup umur di atas 18 tahun, menunjukkan KTP atau Passport, tidak membawa narkoba, miras, senjata tajam atau senpi. Dan harus punya duit untuk bermain judi.
Saya bisa lolos masuk ke ruang Casino ini karena semua urusan teknis persyaratan itu telah diatur semua oleh kolega saya itu. Dan saya tahunya beres.
Oiya hampir lupa, disclaimer: Untuk pertimbangan etik dan privasi, sebaiknya tidak saya sebutkan nama kolega saya warga negara Belanda itu di sini. Dan artikel ini adalah bagian kedua dari tulisan saya terdahulu, berjudul: “Orang Desa Naik Pesawat Jakarta-Amsterdam…” (jika suka, baca di sini: SUMBER). Tulisan ini sekadar sharing pengalaman penulis, atau ambil hikmahnya saja. Jadi bukan suatu ajakan promosi untuk berjudi. Oke clear ya Bapak dan Ibu, Budiman Budiwati Kompasianer? Lanjutt mari kita kemon.
Penjagaan Ketat
Tetiba di tempat ini, sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Sebelum masuk lobby utama, setiap orang harus membeli tiket masuk, dan menitipkan barang-barang pribadi terutama jaket musim salju ke petugas. Sesudah itu kami diarahkan oleh petugas untuk memasuki tempat pemeriksaan, untuk memastikan bahwa setiap pengunjung Casino tidak membawa miras, narkoba, senjata tajam atau senpi.
Di level pemeriksaan ini, setiap pengunjung melewati pintu metal detektor, diawasi ketat oleh beberapa petugas satpam, bule Belanda berseragam mirip Paspampres. Dengan melibatkan dua anjing galak, berotot, mata waspada, dada datar, berwarna bulu hitam, dengan tanda cokelat di bagian wajah, dada dan kakinya. Tubuhnya berukuran besar. Ya, yess, saya tahu itu jenis Rottweiler yang keren menewen, sangar dan sangat terlatih!