Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kabel Utilitas, Mirip Sarang Laba-laba atau Menjuntai Bagai Ular Berbahaya

7 Agustus 2023   07:27 Diperbarui: 7 Agustus 2023   07:35 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kabel utilitas tumbuh meranggas, mirip sarang  laba laba atau kerumunan ular berbahaya (Sumber image: Kompas.com ) 

Kabel Utilitas, Mirip Sarang Laba-laba atau Menjuntai Bagai Ular Berbahaya 

Kabel kabel utilitas, tumbuh meranggas, menjuntai, bagai sulur sulur akar tak beraturan, merimbun di tiang tiang listrik jalanan, di gang perkampungan dan perempatan jalan.

Kabel kabel menyengkarut, semrawut bagaikan benang kusut, mewarnai wajah kota yang dikelola entah dalam logika bagaimana. Kabel kabel optik kusut, sebagian kabel mengelupas, menganga.

Kabel-kabel menjuntai di jalanan, seperti sarang laba-laba yang menanti mangsa, siap memerangkap siapa saja, untuk dijadikan santap malamnya. Awas, hati-hati kabel melintang dalam gelap, jalanan berbahaya!

Seperti laba-laba yang memintal jaringnya, kabel-kabel berbaur dalam senyap, siap menjerat tanpa ampun, tak pandang bulu, gerombolan kabel utilitas, adalah sarang laba laba hitam yang sabar menanti korban yang lengah di jalanan, siang malam.

Aku melihat, kabel kabel itu merunduk dalam senyap, mengerumun di sudut kota, membentuk lingkaran besar dan kecil, menumpuk di tiang pancang, di sudut gang dan simpang jalan, kabel kabel seperti seolah bersiaga untuk membegal siapa saja yang terperangkap di jalanan gelap.

Tak terlihat mata, tapi siap melukai, jeratannya kuat, siap melilit leher sulit dilepaskan. Awas, amankan lehermu dari sergapan dan begalan kabel kabel jalanan!

Hati-hati! Jangan sampai terjebak, dalam perangkap kabel yang mengancam, Ingatlah selalu anak istri, hindari godaan berbahaya dari pesona kabel kabel melintang di jalanan. Berhati hati dan waspadalah, agar tak terperangkap dalam jaring jaring kota berbahaya!

Kabel-kabel menjuntai tak terurus, mengelindan semrawut, mewarnai wajah kota yang kusut, seperti rambut gimbal yang tak pernah keramas, tetapi tumbuh menjuntai di jalanan.

Wahai kota berambut gimbal, nyanyian ragae apa yang kau nyanyikan? Tentang kota yang tak ramah atau rambut gimbalmu yang siap membegal? Tanyaku tanpa ada jawaban.

Kabel utilitas menyengkarut, mengintai di jalanan gelap siap merenggut maut, ancaman bagi yang lengah, dalam sengkarut alur yang rumit, kabel kabel yang menjuntai tak kenal ampun, tak berbelas kasihan pada siapa pun.

Sesekali percikan arus listrik mirip kembang api, keluar dari sela sela kabel yang mengelupas, mendesis bagai kepala ular ganas, siap mematuk nyawa siapa saja yang lengah di jalanan. Waspadalah ada percikan kembang api di mana mana!

Kabel-kabel menjulur, menjuntai dan melintang, bukan dekorasi jalanan gebyar kota. Melainkan suatu kerumunan bagai ular berbisa yang menyimpan bahaya, siap memagut maut siapa saja.

Mari kita jaga lingkungan bersama, rapikan dan atur kabel-kabel nyangkut menyengkarut, agar wajah kota teratur, memberi ruang damai, nyaman dan aman bagi setiap warga.

Mari berhati hati di jalanan, jangan tersengat kabel berbahaya, yang mengancam warga kota, siang malam, sebab begitulah wajah kota yang ditata memakai logika entah bagaimana.

Mungkin kerumitan kabel kabel kusut itu, adalah cermin refleksi ruwetnya koordinasi tata kota atau birokrasi yang telah sesat pikir? Entahlah, aku tidak tahu.

Kabel kabel utilitas menggerumbul kusut, saling  memilin, membentuk untaian rambut gimbal. Kerumitan kabel yang tak terurai, menyiratkan makna kehidupan kota tidak sedang baik baik saja. Begitulan kura kura.

Jakarta, 07 Agustustus 2023 

SELESAI 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun