Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menata Desa Layak Anak Kota dalam Program Live-in Sekolah, Bagaimana Caranya?

25 Juli 2023   12:25 Diperbarui: 26 Juli 2023   14:58 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
peserta live-in memanen ikan bersama (sumber:dokumen pribadi) 

Kegiatan semacam ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan kehidupan yang berarti bagi peserta anak anak kota, serta memberikan manfaat bagi warga desa, terutama yang terlibat langsung dalam program tersebut. 

Oiya, manfaat apa saja yang dirasakan oleh warga desa dari kegiatan "kunjungan anak anak kota  ke desa"ini? Mari penulis ajak menilik lebih dekat lagi. (namun kita seruput dulu teh dan kopinya..sruputt!. mantabb surantab..hihihi).

salah satu kegiatan Live-in menjelajah sawah (sumber:dokumen pribadi) 
salah satu kegiatan Live-in menjelajah sawah (sumber:dokumen pribadi) 

Manfaat Ekonomi Bagi Desa

Program "live-in" bagi masyarakat desa, seperti program "live-in siswa sekolah" atau "anak-anak kota ke desa," dapat memberikan berbagai manfaat ekonomi bagi masyarakat desa. Antara lain: 

Pendapatan Tambahan: Dengan adanya "live-in," masyarakat desa dapat menawarkan akomodasi, makanan, dan berbagai layanan kepada peserta program. Pendapatan dari penyediaan fasilitas ini dapat memberikan tambahan penghasilan bagi penduduk desa. Setidaknya warung-warung warga jadi laris oleh pembeli. Maksudnya, warung warga dijamin laris manis tanjung kimpul..hihihi. 

Peningkatan Permintaan Barang dan Jasa: Dengan adanya peserta program yang datang dari kota, permintaan terhadap barang dan jasa di desa dapat meningkat. Hal ini dapat memberikan peluang usaha bagi warga desa setempat, seperti penyediaan jajanan tradisional, transportasi ojek, kerajinan tangan, jual beli buah dan sayuran oleh oleh, dan sebagainya.

Pengenalan Budaya Lokal: Program "live-in" dapat memungkinkan peserta untuk mengenal lebih dekat budaya lokal dan tradisi desa. Dalam konteks ini, masyarakat desa dapat mempromosikan produk-produk lokal atau kerajinan tangan tradisional, yang dapat menarik minat dan dukungan finansial dari peserta program. Misalnya, pada pentas seni calung warga, peserta langsung "nyawer"para pemain kesenian calung oleh warga setempat. Itu yang terjadi di Desa Salem. 

Pembangunan Fasilitas: untuk menyambut program "live-in," masyarakat desa biasanya penulis sarankan untuk perlu meningkatkan fasilitas tempat penginapan, seperti: kamar mandi jangan kotor kumuh atau bolong bolong, jangan ada sarang  laba-laba hitam yang  membuat anak anak kota menjerit. "Kita boleh miskin, tetapi jangan kere kumuh atau kemproh. Itu sungguh nggilani", begitu saran penulis, disambut ngakak beberapa warga Desa Salem.hihihi.lucu lucu pokoknya. 

Upaya-upaya ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak anak kota yang  menginap di rumah warga. Biaya menginap dan makan selama Live-in itu umumnya diterima warga secara tunai dengan gembira. (kalau soal duit, kita selalu sat set sat set..hihi)

Beberapa warga kepada penulis sering nanya: "pak wibi, kapan ada lagi rombongan anak kota dari Jakarta? Tempat saya sudah siap ditempati lho, pak", begitu tawaran warga kepada  penulis. 

Penting untuk mencatat bahwa dampak ekonomi langsung dari program "live-in" dapat bervariasi tergantung pada cakupan dan tujuan program, kondisi ekonomi dan sosial masyarakat desa, serta tingkat partisipasi dan dukungan dari semua pihak yang terlibat. 

makan siang tradisional dan sederhana (sumber:dokumen pribadi) 
makan siang tradisional dan sederhana (sumber:dokumen pribadi) 

Apa yang harus disiapkan atau ditata di pihak desa? 

Untuk menyambut program "Live-in siswa sekolah" atau "anak-anak kota ke desa", pihak desa terutama warga desa yang rumahnya dipakai untuk kegiatan, selain soal kebersihan yang harus di jaga. Secara umum, beberapa hal harus disiapkan atau ditata, antara lain: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun