Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tapaktuan: Pesona Destinasi Wisata Aceh Selatan, Penuh Kenangan Tak Terlupakan

20 Juli 2023   18:02 Diperbarui: 21 Juli 2023   17:41 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
makan siang santai bersama warga yang ramah dan pak Bupati (foto by wibhyanto/dokpri) 

Tapaktuan: Pesona Destinasi Wisata Aceh Selatan, Penuh Kenangan Tak Terlupakan 

Tapaktuan, -Tak pernah terpikir sebelumnya oleh penulis, tetapi akhirnya penulis tiba di tempat ini. Tempat ini bernama Tapaktuan, sebuah kota kecil di Kabupaten Aceh Selatan.

Tapaktuan merupakan tempat yang penuh pesona, sekaligus menjadi ibukota kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia. Tempat destinasi ini menyimpan kenangan akan keindahan alam, budaya dan keramahan warganya, sehingga sayang untuk dilupakan.

Mungkin sebagian di antara kita tidak tahu dimana lokasi Tapaktuan berada di wilayah Indonesia, iya kan? Lagi pula, apa unik dan pesonanya kota yang terkenal di Aceh Selatan ini? Mari penulis ajak menelusuri Tapaktuan ini, lebih dekat lagi.

Rute Perjalanan yang Panjang

Untuk tiba di lokasi ini, perjalanan panjang harus ditempuh lebih dahulu. Dari Jakarta perjalanan diawali dengan naik pesawat menuju Medan, dilanjutkan naik pesawat transit ke arah Meulaboh lebih dahulu di Aceh Barat.

Kota Meulaboh adalah sebuah kota  kecil dengan bandara kecil, satu satunya di Aceh Barat. Jarang ada pesawat terbang langsung dari Medan ke wilayah Aceh Selatan. Maka di Meulaboh inilah kita harus melanjutkan perjalanan via darat, naik mobil selama lebih kurang 5 Jam menuju kota tujuan akhir, Tapaktuan, ibukota Kabupaten Aceh Selatan.

Perjalanan penulis bersama beberapa tim kecil ke Aceh Selatan ini atas undangan khusus bapak Bupati Aceh Selatan, H.T Sama Indra. Pak H.T Sama Indra telah menunggu penulis dan tim di pendopo Bupati, kata beberapa orang yang menjemput dan mengawal penulis di bandara udara Melauboh, nun di kala itu.

Perjalanan darat menuju Aceh Selatan dari Meulaboh sendiri penuh pesona. Rerata jalanan darat ini kondisinya sudah beraspal bagus, mirip jalan tol lintas provinsi di Jawa, dan tidak macet. Hutan kecil yang asri dan hijau, membentang di sepanjang jalur lintas kabupaten ini.

Tetapi bekas jejak terkena bencana tsunami yang melanda aceh di tahun 2004, termasuk paling parah melanda kawasan Meulaboh Aceh Barat ini. Masih terlihat di sana sini. Beberapa bangunan masih belum dibangun secara sempurna, dan beberapa desa (disebut Gampong) yang kami lintasi dalam perjalanan darat ini tampak menampilkan bangunan yang sederhana. Tidak bisa disejajarkan dengan kondisi sepanjang jalur Magelang- Muntilan-Yogyakarta yang sudah maju, misalnya.

Infrasuktur perumahan warga yang memadai memang harus terus dibangun lagi di kawasan ini, terutama di Aceh Barat dan Aceh Selatan.

Tradisi Unik Peternak Sapi

"Sapi dan ternak warga, sesekali melintas di jalan raya lintas Kabupaten ini. Kita harus hati hati. Jangan sampai kita menabrak hewan ternak warga", ujar sopir di samping saya. Bang Sopir yang diutus khusus untuk menjemput kami oleh pak Bupati, H.T Sama Indra ini, lalu menjelaskan keunikan cara beternak warga di Aceh Barat dan Aceh Selatan.

"Jika kita menabrak hewan ternak. Justru yang direpotkan nanti adalah peternak sendiri. Bukan sopir atau pemilik mobil yang menabrak hewan itu di jalanan. Sebab aturan konvensi mirip adat istiadat di sini mengharuskan peternak hewan mengganti kerugian akibat kecelakaan itu, walau pun hewan ternaknya mati oleh tertabrak mobil", ujar Bang Sopir menjelaskan.

Tentu saja saya heran, sebab aturan lokal ini atau lebih sebagai kearifan lokal ini tidak saya jumpai di tempat lain, terutama di Jawa.

Hewan ternak yang tak sengaja tertabrak di jalanan di Jawa, akan dimintakan ganti rugi oleh pemilik ternak kepada sopir atau pemilik mobil si penabrak. Tetapi aturan itu berlaku sebaliknya di dua kabupaten ini. Yaitu: peternak harus mengganti rugi kepada sopir, akibat mobil menabrak hewannya yang dibiarkan berkeliaran di jalanan, sehingga terjadi kecelakaan.

Saya jadi teringat pepatah di kampung saya di lereng Merapi, bahwa "negara mawa tata, desa mawa cara". Artinya, setiap daerah memiliki keunikan aturan adat istiadatnya sendiri yang musti dihormati dan ditaati bersama.

Menginap di Rumah Pendopo Bupati

Menjelang petang kami tiba di Tapaktuan. Ini adalah kota di lereng kaki bukit yang melandai hingga di tepian pantai Lautan Samudra Hindia, di Aceh Selatan.

Belum ada tempat hotel yang gemerlap di kota kabupaten ini, hanya tersedia tempat  menginap sederhana di tengah kota, dan pinggir pantai.

Namun sebagai tamu khusus bapak Bupati, penulis merasa nyaman, sebab fasilitas penginapan khusus bagi para tamu dari Jakarta, memang telah tersedia di areal pendopo rumah dinas Bupati Aceh Selatan. Tempat menginap ini tergolong berbintang, sebab tersedia AC dan fasilitas ruang kamar yang megah.

Penulis harus mengangkat topi khusus, "terimakasih kami ucapkan dan salam hangat, sebab boleh menikmati areal kawasan Tapaktuan yang penuh pesona dan menginap di pendopo Bupati, pak H.T Sama Indra, sahabat saya bapak Bupati Aceh Selatan yang ramah".

keindahan pantai di Tapaktuan , di suatu senja (foto by wibhyanto/dokumen pribadi) 
keindahan pantai di Tapaktuan , di suatu senja (foto by wibhyanto/dokumen pribadi) 

Menjelajahi Pesona dan Keunikan Tapaktuan di Aceh Selatan

Tapaktuan yang populer disebut "Kota Naga" ini terletak di pesisir barat Aceh, menawarkan pesona alam yang menakjubkan serta keunikan budaya dan tradisi yang kaya. Mari kita jelajahi lebih dekat, pesona dan keunikan Tapaktuan yang membuatnya menjadi tempat menarik, dan patut untuk dikunjungi.

Keindahan Pesisir Pantai

Tapaktuan dikenal dengan garis pantai yang indah dan memikat. Pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih menciptakan pemandangan yang luar biasa. Pantai-pantai seperti Pantai Lhok Rukam, Pantai Lhok Ketapang, Pasir Putih, dan Pantai Ujung Tanjung menjadi tempat yang ideal untuk bersantai, dan menikmati matahari terbenam yang spektakuler.

Pantai-pantai lain seperti Pantai Pulau Raja dan Pantai Samadua juga menawarkan pesona alam yang mengagumkan.

Tak ketinggalan, tempat bernama "Tapaktuan Tapa" di pantai kelurahan Pasar, di balik bukit Gunung Lampo yang mempesona, adalah destinasi paling populer di Tapaktuan. Tempat ini berupa batu karang bermotif tapak kaki raksasa, berukuran 6x2,5 meter, tepat menghadap ke Samudra Hindia.

pantai yang asri dan tenang di Tapaktuan (foto by wibhyanto/dokumen pribadi) 
pantai yang asri dan tenang di Tapaktuan (foto by wibhyanto/dokumen pribadi) 

Wisata Alam dan Ekowisata

Selain pantai, Tapaktuan juga memiliki potensi wisata alam lainnya. Taman Nasional Gunung Leuser adalah salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi para pecinta alam dan penikmat petualangan.

Di sini, kita dapat menjumpai berbagai jenis flora dan fauna, termasuk orangutan Sumatera yang terancam punah. Selain juga Destinasi Air Terjun Tingkat Tujuh di Gampong Batu Itam, Pemandian Putri Naga di Gampong Panjupian, Air Terjun Lubuk Simerah dekat Kota Tapaktuan, sayang jika tidak ikut dikunjungi.

mengunjungi hamparan sawah di Aceh Selatan (foto wibhyanto/dokpri)
mengunjungi hamparan sawah di Aceh Selatan (foto wibhyanto/dokpri)

Kuliner Khas

Kuliner khas Aceh dikenal dengan cita rasa pedas dan kaya rempah. Di Tapaktuan, kita dapat menikmati berbagai hidangan khas seperti mie Aceh, nasi goreng Aceh, dan gulai ikan yang rasanya aduhai di lidah. Aneka masakan hidangan ikan laut juga tampil selalu segar, diolah langsung dari hasil tangkapan nelayan setiap hari. Rasakan sensasi pedas yang lezat dari makanan-makanan tradisional ini dan kenikmatan lainnya dari kuliner Aceh, termasuk minuman khas Kopi Tarik Aceh yang nendang rasanya itu.

menu Kuliner, makan siang yang unik di kebun bersama Bapak Bupati H.T Sama Indra (foto by wibhyanto/dokumen pribadi) 
menu Kuliner, makan siang yang unik di kebun bersama Bapak Bupati H.T Sama Indra (foto by wibhyanto/dokumen pribadi) 

Pariwisata Religi

Bagi para peziarah, Tapaktuan juga menyimpan tempat-tempat religi yang penting. Salah satunya adalah Makam Syekh Abdurrauf Al Singkili, seorang ulama terkenal dari abad ke-16 yang dihormati oleh masyarakat setempat. Tapaktuan juga menyimpan sejarah Islam yang kaya.

Di sini terdapat Masjid Tertua di Aceh, yaitu Masjid Tuo atau Masjid Raya Baiturrahman. Masjid ini memiliki arsitektur khas Aceh dan telah berdiri sejak abad ke-16. Bagi para wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan arsitektur Islam, masjid ini menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi.

Di dekat Masjid Tuo terdapat makam Tuan Tapa, yang merupakan leluhur dan tokoh legenda setempat Aceh Selatan.

Tradisi dan Budaya

Tapaktuan juga memiliki keunikan dalam hal budaya dan tradisi. Masyarakat setempat yang ramah dan hangat, sering kali menyelenggarakan berbagai acara budaya suku Jamee (suku asli setempat), seperti pesta adat, seni pertunjukan lokal, dan festival.

Kita dapat merasakan kehangatan dan keramahan masyarakat setempat yang mempertahankan warisan budaya mereka.

Selain itu, kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh Selatan yang masih kental dengan adat dan tradisi suku lokal Jamee dan Bahasa Aneuk Jamee, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin merasakan nuansa autentik dari Aceh.

menyempatkan kunjungan ke daeah terpapar banjir di Aceh Selatan (foto:wibhyanto/dokpri)
menyempatkan kunjungan ke daeah terpapar banjir di Aceh Selatan (foto:wibhyanto/dokpri)

Keramahan Penduduk

Daya tarik yang tak kalah penting dari Tapaktuan adalah keramahan penduduknya. Penduduk setempat Aceh Selatan yaitu suku Jamee, dikenal ramah dan hangat dalam menyambut para tamu dan wisatawan, membuat kunjungan kita di Tapaktuan menjadi lebih menyenangkan dan berkesan.

Dalam kesempatan kunjungan ke Tapaktuan ini, sesekali pak H.T Sama Indra, Bupati Aceh Selatan, mengajak kami makan siang bersama warga, di lokasi kebun pala yang elok pemandangannya, dengan menu khas ikan pedas berbungkus daun pisang, racikan ibu bupati sendiri.

penulis makan siang di kebun pala bersama bapak H.T Sama Indra (berkaos kuning) bersama warga setempat (foto by wibhyanto/dokpri) 
penulis makan siang di kebun pala bersama bapak H.T Sama Indra (berkaos kuning) bersama warga setempat (foto by wibhyanto/dokpri) 

Luar biasa, sebuah makan siang bersama, yang maknyos rasanya. Sungguh kenangan yang tak mungkin terlupakan.

Menyudah Ulasan ini 

Tapaktuan di Aceh Selatan menawarkan pesona dan keunikan yang menarik untuk dijelajahi. Dengan keindahan alamnya, budaya yang kaya, wisata baharinya, dan keramahan penduduknya, Tapaktuan merupakan destinasi yang patut dipertimbangkan bagi para wisatawan yang mencari pengalaman yang berbeda dan tak terlupakan di ujung wilayah Barat Indonesia.

Jelajahi pesonanya dan nikmati segala keunikan yang ditawarkannya! Cobalah ke Tapaktuan.

SELESAI

makan siang santai bersama warga yang ramah dan pak Bupati (foto by wibhyanto/dokpri) 
makan siang santai bersama warga yang ramah dan pak Bupati (foto by wibhyanto/dokpri) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun