Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Adu Kuat: Antraks vs Rabies - Siapa Lebih Ganas?

11 Juli 2023   08:27 Diperbarui: 11 Juli 2023   20:36 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi cover oleh wibhyanto

Antraks Inhalasi (Inhalational Anthrax): Jenis antraks ini terjadi ketika seseorang menghirup spora Bacillus anthracis. Antraks inhalasi lebih langka tetapi jauh lebih serius dan berpotensi fatal.

Gejalanya pada awalnya mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, batuk, dan sesak napas. Namun, setelah beberapa hari, gejalanya memburuk dan dapat melibatkan pernapasan yang parah, pembengkakan kelenjar getah bening, serta munculnya tanda-tanda infeksi sistemik.

Antraks Usus (Gastrointestinal Anthrax): Antraks usus terjadi ketika seseorang mengonsumsi daging yang terkontaminasi oleh spora Bacillus anthracis. Jenis ini juga cukup langka pada manusia.

Gejalanya meliputi mual, muntah, nyeri perut hebat, diare yang berdarah, dan demam. Infeksi antraks usus dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa.

Pendeknya bahwa Antraks dapat muncul dalam beberapa bentuk, antara lain: Antraks kulit, Antraks inhalasi, dan Antraks usus.

Secara keseluruhan, antraks memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi jika tidak ditangani dengan cepat. Namun, dengan pengobatan yang tepat menggunakan antibiotik, prognosisnya bisa jauh lebih baik.

Daya Kekuatan Rabies

Di sisi lain, Rabies adalah penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat mamalia, termasuk manusia. Virus ini umumnya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, terutama anjing, kucing, dan kelelawar.

Virus ini dikenal sebagai Virus Rabies atau Rabies Virus dalam bahasa Inggris. Secara ilmiah, virus ini termasuk dalam genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae. Nama ilmiahnya adalah Rabies lyssavirus.

Setelah virus masuk ke tubuh, gejala rabies dapat berkembang dengan cepat. 

Gejalanya meliputi kegelisahan, sakit kepala, kesulitan menelan, air liur berlebihan, dan perubahan perilaku drastis. Jika rabies mencapai tahap akhir, gejalanya menjadi lebih parah, termasuk gangguan neurologis, agresi, dan kejang.

Nah ini ganasnya Rabies! Rabies tidak memiliki pengobatan yang efektif setelah gejala muncul. Oleh karena itu, jika seseorang terkena Rabies, prediksi perkembangan kondisi medis pasien atau prognosisnya hampir selalu fatal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun