Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kesibukan News Room: Arena Uji Nyali Pekerja Televisi, Ada "Wah dan Wow"-nya

9 Juli 2023   17:19 Diperbarui: 17 Juli 2023   11:18 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peliputan berita bencana alam banjir (foto wibhyanto/dokumen pribadi)

Kesibukan News Room: Arena Uji Nyali Pekerja Televisi, Ada "Wah dan Wow"-nya. 

Di tahun 1990 an, siaran televisi nasional kita didominasi oleh hanya empat stasiun siaran, yaitu TPI (Televisi Pendidikan Indonesia), TVRI, SCTV (Surya Citra Televisi), dan RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Sedangkan perguruan tinggi yang khusus mengelola jurusan Broadcasting televisi pun, di nun kala itu, babar blas belum ada, tak seramai seperti sekarang.

Mata kuliah Broadcasting Televisi termasuk hal langka dan ilmu yang mewah di masa itu, karena diajarkan oleh dosen khusus, atau "dosen terbang" dari Jakarta. Setidaknya itu yang penulis alami ketika menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Fisipol UGM.

Dosen mata kuliah Televisi I dan Televisi II di UGM, diajarkan oleh pak Ishadi SK, direktur TVRI pusat waktu itu, yang datang terbang khusus dari Jakarta ke Yogyakarta. Pak Ishadi SK membagikan ilmu pertelevisian kepada kami mahasiswa. Seneng rasanya.

Itulah mengapa ilmu tentang  televisi siaran, khusus bidang pemberitaan kita katakan sebagai ilmu yang  mewah dan mahal di kala itu. Di sisi ini, penulis bersyukur mendapat ilmu mendasar tentang pertelevisian, langsung dari suhunya televisi siaran di Indonesia. Maturnuwun pak Ishadi SK.

Untungnya, ilmu tentang televisi siaran, khusus bidang berita kini banyak diajarkan di perguruan tinggi, institut, dan Lembaga pelatihan, termasuk kursus singkat pun ada. Kemajuan teknologi dan internet, membuat suatu "lompatan katak" dimana orang mudah mendalami profesi bidang pemberitaan televisi. Misalnya Teknik meliput berita untuk televisi, Teknik menjadi presenter, bagaimana menjadi produser program berita, dan sebagainya.

Untungnya lagi, seiring waktu berjalan, penulis akhirnya keblusuk juga masuk di dunia televisi siaran, khusus bidang pemberitaan, berprofesi sebagai Pengarah siaran (PD-Program Direktor) mengalami di dua stasiun televisi swasta nasional, di nun kala itu.

Artikel singkat ini mengulas tentang kisah di balik layar: suka duka bekerja di dunia televisi siaran, khususnya bidang produksi berita, termasuk bagaimana babak belurnya sebagai crew. Setidaknya sekadar sharing kecil, berdasar pengalaman penulis. Semoga artikel pendek ini bermanfaat dan menghibur.

Oiya, disclaimer dulu ya sahabat K: penulis pernah bekerja 12 tahun di dua stasiun televisi siaran nasional, sebagai Program Director, Pengarah Siaran dan Manager Support News. Di sini sengaja penulis tidak sebutkan nama stasiun televisi itu, untuk pertimbangan etis dan privasi pihak lain. Oke clear ya, sahabat. Saya lanjutkan pak De!

ilustrasi tim liputan berita (foto wibhyanto/dokumen pribadi)
ilustrasi tim liputan berita (foto wibhyanto/dokumen pribadi)

Produksi Program News yang Kompleks

Produksi program news atau khusus bidang berita televisi adalah proses pembuatan produksi berita dan penyampaian berita dari studio siaran televisi ke khalayak luas melalui media televisi. Bidang produksi berita umumnya terbagi dua kategori Daily News dan Weekly News.

Daily News yaitu pemberitaan hard news, berisi berita setiap hari sepanjang waktu siaran. Dilayar kaca contohnya: program berita 30 menitan, Prime Time News, Headline News, Breaking News, Update News, dan Nyas nyus semacam lainnya, masih banyak lagi.

 Weekly News yaitu program mingguan yang umumnya berisi program current affair news seperti program documenter, fetures. Contohnya program: travelling, jelajah, wisata, termasuk program kuliner, dan talk show mingguan.

Semua program berita itu, baik Daily News dan Weekly News, diproduksi melalui proses yang rumit dan profesional, melibatkan semua lini profesi bidang produksi berita yang kompleks. Kita sebut saja mereka adalah Tim Crew Produksi News TV.

Umumnya proses produksi berita televisi meliputi tahapan sebagai berikut:

Satu. Riset dan Perencanaan: Tim Crew Produksi News melakukan penelitian yang mendalam untuk mengidentifikasi berita-berita terkini dan relevan. Mereka memantau sumber berita, melibatkan wartawan atau reporter lapangan dan juru kamera, dan melakukan riset untuk memastikan keakuratan dan keberimbangan informasi. Rencana penyebaran berita dan waktu siaran, juga dibuat dalam tahap ini.

Untuk program Daily News, riset dan perencanaan dilakukan tim redaksi, seperti pemred, korlip dan produser, umumnya dilakukan pagi hari sebelum tim liputan bergerak mencari dan meliput berita hari itu.

Dua. Pengumpulan Berita: Sebagian Tim Crew Produksi News TV, antara lain wartawan, kamerawan dan kru lapangan, biasanya dipimpin oleh koordinator liputan (korlip) yang mengontrol kinerja wartawan langsung dari meja Korlip di Secretariat News, bekerja untuk mengumpulkan informasi dari lokasi peristiwa atau melalui wawancara dan liputan berita.

Mereka mengambil gambar, merekam suara, dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk melengkapi bahan berita. Jurnalisme investigasi, penelusuran sumber, dan verifikasi fakta juga dilakukan dalam tahap ini.

ilustrasi sebuah news room dan studio siaran televisi (sumber wikipedia.org)
ilustrasi sebuah news room dan studio siaran televisi (sumber wikipedia.org)

Tiga. Penyuntingan Berita: Setelah berita dikumpulkan oleh Korlip dari para jurnalis televisi di lapangan, maka tahap penyuntingan dimulai. Jurnalis membuat berita atau liputannya itu kemudian disunting oleh produser yang bertugas hari itu, untuk mengemas semua berita terkumpul dalam satu Rundown siaran berita.

Produser program siaran atau Penyunting berita bekerja untuk memotong rekaman, memilih cuplikan terbaik, dan mengedit materi menjadi berita yang padat dan berimbang, dibantu tim editor gambar di ruangan editing.

Produser juga mengedit judul berita, grafik, dan elemen visual lainnya untuk memperkuat pesan berita. Produser kemudian menyusun Rundown siaran, berisi paket susunan berita yang terkumpul untuk disiarkan. Durasi rundown siaran bisa 5 menit, 30 menit, atau 60 menit, tergantung kebutuhan program siaran itu sendiri.

Empat. Penyajian dan Siaran: Setelah berita disunting, Rundown dan teks naskah disiapkan, tahap penyajian dan siaran dimulai. Siaran dilakukan di studio televisi dengan peralatan studio yang kompleks, istilah kerennya "Peralatan studio standard broadcast". Hal ini melibatkan crew studio, dipimpin oleh seorang Pengarah Siaran (PD) yang bertugas membantu Produser untuk menyajikan siaran langsung berita.

Pengarah Siaran atau PD bertanggungjawab di dalam studio siaran, mengarahkan semua crew termasuk Presenter siaran. Sesuai arahan PD, presenter membacakan teks berita di teleprompter yang menempel di kamera studio. Presenter menjalankan tugas misi siaran, yakni sebagai penghubung antara pemirsa dan konten berita.

Di layar kaca kita melihat presenter tampak berpenampilan cantik dan tampan, menarik, dan komunikatif pada pemirsa. Presenter membacakan setiap Lead berita, mengawali setiap paket VT video berita yang akan ditayangkan.

Produksi berita televisi juga melibatkan elemen-elemen terkait lain,seperti penggunaan grafis, latar belakang visual, musik latar, dan desain studio siaran yang mendukung presentasi berita.

Ilustrasi produksi program feature atau weekly news (foto wibhyanto/dokumentasi pribadi)
Ilustrasi produksi program feature atau weekly news (foto wibhyanto/dokumentasi pribadi)

Semua ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik visual dan pengalaman pemirsa saat menonton berita.

Lima. Proses Monitoring dan Evaluasi: Setelah berita disiarkan, Tim Crew Produksi News juga melakukan monitor dan evaluasi. Tim khusus dibawah pemred dan produser memantau respons pemirsa, melakukan analisis terhadap kualitas siaran, dan menggunakan umpan balik untuk perbaikan dan peningkatan berkelanjutan dalam produksi berita.

Dalam semua tahap produksi berita televisi di atas, Tim redaksi dan crew televisi sadar untuk senantiasa mempertahankan kualitas integritas jurnalistik, objektivitas, dan keberimbangan dalam penyajian berita.

Kecepatan dan ketepatan dalam menyampaikan berita juga menjadi faktor penting. Profesionalisme dan etika jurnalisme wajib dipertahankan untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada pemirsa adalah akurat, terpercaya, terverifikasi (wajib tercentang biru hehehe) dan memiliki nilai berita yang berimbang, serta penting bagi pemirsa (bernilai AU).

Kesibukan News Room, Arena Uji Nyali Kompetesi Diri

Nah, sebagai penonton televisi di rumah, terkadang kita takjub melihat penampilan presenter TV yang cantik dan pintar membacakan berita dan menayangkan isi berita yang aktual, akurat, terkini dan disajikan secara mantab, keren, profesional, dalam aneka bentuk audiovisual yang menawan.

Namun, pernahkah sahabat K membayangkan apa yang sebenarnya terjadi di balik layar berita TV yang keren itu? Bagaimana para crew televisi bekerja di balik layar sebuah program berita? Mari penulis ajak lebih dalam memasuki News Room. Apa itu News Room?

News Room adalah ruang pemberitaan (bukan penderitaan), pusat berita televisi diproduksi. Di sini semua profesi Tim Crew Produksi News bekerja. Sebutlah mereka antara lain: pemimpin redaksi, sekretaris redaksi, produser siaran, koordinator peliputan (Korlip), desk wartawan, kamera person, editor video dan visual grafis, pengarah siaran (PD), presenter, penata rias, termasuk tim crew studio siaran. Sedikitnya belasan crew di News Room terlibat dalam setiap kali siaran langsung News.

Ilustrasi program talkshow di rumah pak SBY di Cikeas, tahun 2004 (foto wibhyanto/dokumen pribadi)
Ilustrasi program talkshow di rumah pak SBY di Cikeas, tahun 2004 (foto wibhyanto/dokumen pribadi)

Pada jam super sibuk, terutama menjelang Deadline berita dan selama siaran berita, semua lini profesi di News Room bekerja cerdas dalam senyap (gak boleh teriak teriak), walau penuh ketegangan karena tekanan waktu Deadline. Sesekali hiruk pikuk News Room tampak mirip seperti kesibukan di ruang Pasar Bursa Efek, yang penuh ketegangan dan aroma uji nyali bagi setiap profesi yang terlibat.

Sebab di News Room inilah semua tetek bengek materi berita itu dikumpulkan, disortir, diolah, disiapkan, sebagian dibuang tak layak tayang, dan akhirnya disiarkan di studio, sesuai Waktu Mati atau Deadline dimulainya siaran.

Zero Human Error

Tak ada waktu bermain-main menjelang Deadline ini. Semua Crew di News Room bekerja dalam tekanan adrenalin tinggi, dan tak jarang menjadi arena uji nyali bagi setiap profesi yang terlibat. Sebab pada waktu itu, masing-masing crew tahu bahwa tak boleh ada kekeliruan alias Zero Human Error.

Dalam ketegangan masing-masing terutama menjelang siaran, ada kalanya tampak Korlip yang gelisah menunggu berita dari lapangan tak kunjung datang. Kamera person bingung mencari dan memilih hasil rekaman gambar penting yang hilang di lapangan. Presenter sibuk merias diri, mencari baju yang pas tidak kedodoran, dipakai sesuai standar siaran. Presenter dibantu tim Wardrobe dan Make up artis, sambil mempelajari setiap teks berita yang nanti dibacakan saat siaran.

Editor mondar mandir mengirim paket video berita pendek ke meja PD atau pengarah siaran. Produser sibuk menyusun Rundowns siaran yang menjadi panduan bagi semua crew, terutama untuk PD bersama tim crew studio siaran, antara lain: switcher, audioman, VT Operator, kameraman studio,operator CG penulis judul berita di layar TV  dan penata lampu.

Semua tim crew studio itu pun menyiapkan teknis siaran, termasuk berkoordinasi dengan Master Control (MC Room), pusat kendali siaran televisi.

Peranan PD di Siaran Berita Televisi

Di saat menjelang Waktu Mati atau Deadline siaran berita, Tim Crew Produksi News di News Room belum ada yang berani bernapas lega. Penulis yang biasa bertugas sebagai petugas partai (eh, maaf, sengaja salah ketik. hihihi) maksudnya petugas PD atau pengarah siaran, menyiapkan semua paket VT video berita sesuai Rundown siaran saat itu, termasuk mengecek kesiapan tim crew studio yang bertugas.

PD lah yang nantinya bertanggung jawab dan memimpin jalannya siaran di studio, sesuai Rundown siaran yang dibuat oleh Produser. PD membawahi semua crew studio saat siaran langsung, dan membantu presenter untuk tampil terbaik di layar kaca.

Tugas utama PD adalah 'menyelamatkan gambar' selama siaran langsung berita televisi, semenjak durasi awal hingga durasi terakhir sebuah program berita.

PD dengan jam terbang siaran yang tinggi, umumnya mampu dengan mudah memimpin siaran langsung. Dia memakai bahasa standar PD sebagai Bahasa komando khusus yang mudah dipahami oleh semua crew studio, misalnya aba-aba: Cue, take, standby all Crew, Camera Take, VT Roll, Presenter standby. Ten second to break, dan sebagainya.

Ada kalanya, sebagai PD penulis mengurangi suasana ketegangan crew studio dengan aba aba seperti pilot dalam pesawat udara. Semua jalur komunikasi studio memakai jalur headset, PD berkata: "standby all crew di sini kapten pilot wibi, kita akan take off bersama Boeing 747 Jumbo Jet, di satu menit ke depan, durasi perjalanan 30 menit,semoga selamat di tujuan".

Lalu 5,4,3,2,1. Take. Cue! Dan semua crew studio tersenyum senang. Begitulah asyiknya jadi PD di studio siaran televisi. Setiap hari. Bertahun tahun. Seru dan asyik kan, kayak bermain video game online..Hihihi.

Di dalam News Room, suasana kegiatan yang sibuk dan berenergi tinggi itu, menurut penulis, sesekali pentingnya rasa humor, agar tim crew tidak mudah terserang stroke, stess, tensi tinggi, atau depresi oleh keadaan pekerjaan yang penuh tekanan.

pengambilan gambar presenter bisa di luar ruang, mengikuti kebutuhan gambar untuk siaran luar ruang (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)
pengambilan gambar presenter bisa di luar ruang, mengikuti kebutuhan gambar untuk siaran luar ruang (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)

Kolaborasi dan Komunikasi
Komunikasi yang efektif dan kolaborasi antar anggota Tim Crew Produksi News sangat penting di News Room. Tim jurnalis, reporter, penyunting, produser, dan presenter perlu berinteraksi secara terus-menerus untuk memastikan aliran informasi yang lancar dan kecepatan respons yang tinggi. Pertemuan berita, diskusi editorial, dan koordinasi dalam menangani berita darurat menjadi rutinitas harian di News Room.

Manajemen darurat
Dalam situasi darurat seperti bencana alam, kerusuhan sosial, keputusan politik pemerintah yang mendadak, atau peristiwa berita penting yang berkembang dengan cepat, News Room harus siap mengambil tindakan cepat dan efektif. Tim darurat Breaking News, biasanya segera diaktifkan untuk memonitor perkembangan, mengoordinasikan respons, dan menyediakan informasi yang diperlukan kepada pemirsa.

Maka jelas kan, bahwa selain rutinitas Daily News, Tim crew produksi berita sewaktu waktu harus siap "Ready to used" siaran langsung, oleh kondisi darurat apapun itu.

Contohnya: Penulis pernah bersama tim siaran luar News, berhari hari ditugaskan dan tidak boleh pulang ke  rumah, karena ada peristiwa penting di kala lengsernya presiden Gus Dur, dan peristiwa kerushan Mei 1998, nun di kala itu.

Kesibukan di News Room siaran televisi sangat dinamis dan berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Tim yang bekerja di sana harus cepat tanggap, terorganisir, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap penyampaian berita yang akurat dan terpercaya kepada pemirsa.

Pribadi berkompeten, yang memiliki keterampilan hard skil dan soft skil yang memadai, serta memiliki sikap profesional yang tinggi, biasanya mampu lolos dalam uji nyali di ruang News Room televisi. Di luar itu, bagi mereka pribadi yang mudah lembek, loyo aleman, dan tak memiliki kompetensi diri sesuai profesi, umumnya segera mengambil career switch "terpental keluar" dari arena News Room dengan sendirinya.

Sebab dia pasti tak betah bekerja dalam arena ritme "permainan waktu yang gila gilaan" seperti itu. Sebagian jurnalis televisi memakai istilah "Welcome to the Jungle" untuk News Room televisi. Ngeri gak sihh..ya enggaklah...! Hihihi.

Ilustrasi peliputan berita bencana alam banjir (foto wibhyanto/dokumen pribadi)
Ilustrasi peliputan berita bencana alam banjir (foto wibhyanto/dokumen pribadi)

Suka Duka Pekerja News Televisi: Ada Wah dan Wow-nya

Profesi di dunia televisi siaran sering kali diidolakan dan dipandang glamor oleh banyak orang. Terlihat begitu mengagumkan ketika kita melihat presenter berkarisma seperti Najwa Shihab atau Ira Koesno, tampil di depan kamera atau reporter yang berani melaporkan berita di tempat-tempat berbahaya.

Namun, di balik kilauan sorotan kamera dan popularitas yang mengikutinya, ada suka duka yang mungkin tidak terlihat oleh para penonton. Mari kita jelajahi dan "Zoom in" lebih dekat, melihat beberapa aspek suka duka dalam profesi ini.

Salah satu suka atau "rasa Wah" yang bisa dirasakan oleh para pekerja televisi siaran adalah kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai orang, di semua lapisan masyarakat. Sebagai seorang presenter atau reporter misalnya, mereka seringkali mendapatkan akses eksklusif ke peristiwa penting, tokoh terkenal, dan tempat-tempat menarik.

Ada kalanya, berkesempatan meliput ke beberapa daerah, terbang naik pesawat bersama para pejabat tinggi, misalnya. Penulis sendiri pernah memiliki kesempatan meliput investigasi di Negeri Belanda dan beberapa negara di Eropa, di kala itu. Seru dan Wah, rasanya.

Tim jurnalis televisi dapat akses mudah untuk mewawancarai ahli di berbagai bidang, dari politikus hingga selebriti, dan mengeksplorasi berbagai topik yang menarik. Pengalaman ini tidak hanya memberi peluang untuk belajar, tetapi juga memperluas jaringan profesional, istilahnya dapat "Link Network" yang lebih luas.

Selain itu, ketika berhasil menyampaikan pesan atau berita yang baik dan berkualitas (se-kualitas AU di Kompasiana.hihihi) Tim crew produksi berita televisi juga dapat "merasakan WAH", atau ekspresi kepuasan pribadi yang tinggi. Rasa itu ada ketika kami dapat menyadari bahwa informasi yang kita berikan ke khalayak itu mampu memengaruhi pandangan, opini dan pemahaman masyarakat yang lebih luas.

Ketika audiens memberikan umpan balik positif dan menghargai pekerjaan Tim Crew Produksi News, biasanya ditunjukkan dari Rating Siaran yang Tinggi. Hal itu dapat menjadi sumber motivasi yang kuat bagi setiap crew pemberitaan, untuk terus berinovasi dan memberikan program berita yang terbaik di depan kamera kepada pemirsa.

Ada "WOW"nya juga

Namun, ada juga duka yang mungkin tidak terlihat oleh penonton. Antara lain: profesi pekerja siaran berita Televisi ini seringkali memerlukan tingkat komitmen dan dedikasi yang tinggi. Jam kerja kantor yang tidak menentu, jadwal yang berubah-ubah, tingkat stress yang tinggi, dan beban kerja siaran yang padat dikejar Deadline, adalah beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pekerja televisi siaran pemberitaan.

Di level ini, tak jarang pekerja siaran televisi merasa jenuh dan rasa "Wow", yakni mental yang ngelokro atau perasaan ngedrop karena hasil karya liputan yang tidak dihargai, misalnya.

Ada kalanya crew harus juga siap untuk bekerja di malam hari, akhir pekan, dan bahkan saat liburan. Ketidakpastian jadwal kerja ini juga dapat mengganggu kehidupan pribadi Tim Crew Produksi News televisi, termasuk harus mengorbankan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Betapa Woww, rasanya hihihi.

Selain itu, tekanan dalam industri televisi siaran dapat menjadi beban yang berat, bagi pribadi crew yang tidak siap mental. Persaingan yang ketat untuk mendapatkan kesempatan tampil di depan kamera atau melaporkan berita terkini, misalnya, dapat menciptakan lingkungan kerja yang sangat kompetitif. Terkadang bisa memicu rasa iri hati atau Baper. Ciyee baper ni yee..!

Para pekerja televisi siaran seringkali harus bekerja di bawah tekanan waktu yang ketat, seperti penulis ilustrasikan di awal tulisan. Termasuk menghadapi tenggat waktu yang ketat untuk menyusun laporan atau mengedit materi berita. Ketegangan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik Tim Crew Produksi News televisi, di jangka pendek maupun jangka panjang.

Selain itu, di dunia televisi siaran, penampilan fisik juga menjadi faktor penting. Standar kecantikan yang tinggi dan tuntutan untuk selalu tampil sempurna di depan kamera, dapat menciptakan tekanan tambahan bagi para pekerja televisi siaran.

Contohnya, presenter seringkali harus menjaga penampilan fisik mereka, menjaga berat badan, lingkar pinggang dan lingkar dada yang serasi, dan menghadapi kritik yang keras terkait penampilan mereka. Semua ini dapat memberikan beban emosional yang signifikan bagi presenter yang bersangkutan. Benar benar "Welcome to the Jungle" rasanya. Ngeri ngeri sedap. Hihihi.

(Kalau pengalaman penulis sih, asyik asyik saja, sebab sebagai PD program berita, rasanya seperti nyopir pesawat di Kokpit Boeing 747 Superjet setiap hari..itulah asyiknya. Ada ketegangan yang baru setiap hari. Dan plong rasanya, setiap berhasil mendaratkan pesawat dengan sempurna alias siaran langsung telah sukses dilaksanakan, dengan Zero Human Error).

Tidak ketinggalan, kadangkala risiko keamanan juga merupakan hal yang harus diperhatikan oleh para pekerja televisi siaran. Reporter seringkali harus melaporkan dari tempat-tempat berbahaya, seperti zona kerusuhan, bencana alam, atau konflik sosial.

Mereka dapat terkena risiko fisik dan psikologis yang serius dalam menjalankan tugas di siaran luar studio. Keberanian mereka untuk melaporkan berita di tempat-tempat berisiko tinggi itu adalah sebuah pengorbanan yang pantas dihargai. Tetapi terkadang, siapa yang mau peduli? Itu kan derita elo, Hihihi. (bayangkan lagu No Comment yang viral di berbagai stadion bola di tik-tok )

Di tengah semua suka dan duka, atau "rasa Wah dan Wow" itu, kreativitas dan inovasi juga menjadi elemen penting dalam profesi televisi siaran. Para pekerja atau Crew harus terus mengembangkan ide-ide baru, menciptakan konten yang menarik, dan menggunakan teknologi terbaru untuk menghadirkan pengalaman yang lebih baik kepada penonton.

Semakin dinamis industri ini, semakin penting bagi para pekerja televisi siaran khusus pemberitan untuk tetap relevan dan beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi.

Menyudahi tulisan ini, mari kita menarik hikmah dari ulasan ini. Yaitu: bahwa meskipun profesi televisi siaran terlihat glamor dan menarik, tetap ada suka duka yang mendasarinya. Para pekerja siaran berita televisi dapat merasakan kegembiraan dan kesempatan yang luar biasa untuk berinteraksi dengan berbagai orang dan masyarakat.

Namun, mereka juga harus menghadapi tantangan seperti jadwal kerja yang tidak menentu, tekanan tinggi, tuntutan akan penampilan fisik yang sempurna, serta risiko keamanan yang signifikan.

Memahami sisi lain dari profesi crew siaran televisi yang penulis sampaikan dari awal tulisan ini, mungkin penting bagi kita sebagai penonton TV untuk menghargai dan memahami upaya yang mereka lakukan di balik layar, demi menyajikan berita yang terbaik bagi kita semua pemirsa layar kaca. Semoga begitulah adanya ke depan.

Selesai * penulis adalah mantan broadcaster program berita televisi siaran di Indonesia.
ilustrasi crew siaran pemberiataan harus standby pada situasi apapun, terutama di kondisi darurat sosial (foto wibhyanto/dokumen pribadi)
ilustrasi crew siaran pemberiataan harus standby pada situasi apapun, terutama di kondisi darurat sosial (foto wibhyanto/dokumen pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun