Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Tari Jathilan: Terlalu Terpesona, Penonton Bisa Ikut Kesurupan

25 Juni 2023   06:41 Diperbarui: 25 Juni 2023   06:49 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penari memakai Kuda Kepang dalam pertunjukan (foto: wibhyanto/dokumen peibadi)

Tari Jathilan: Terlalu Terpesona, Penonton Bisa Ikut Kesurupan

"Boto rubuh budale wadya gumuruh, rumagang girang girang, cukat ngadang tandang, jumangkah gagah, gumregah liru pernah, wus sumekta siyaga, gya makarya angangkat karyaning praja, murih kerta Harja. Hakk ee hakk ee, hokk ya hokk ya..Hakk ee hokk ya", suara nyanyian sinden.

"Bata rubuh berangkat pasukan bergemuruh, bergerak gesit, melangkah gagah, bangun jiwanya, semangat siaga, mari berkarya mengharumkan bangsa, agar makmur Sentosa. Hake hook ya hakk ee hook yaa..", begitulah terjemahan bebasku.

Tetabuhan gamelan seperti kempul, kenong, kendang, gender, gong, mengiringi nyanyian sinden itu dalam lagu Budalan Boto Rubuh, mengawali barisan penari Jathilan berpasang pasang, memasuki arena pertunjukan. Penonton berkerumun mengelilingi arena pertunjukan.

Para penari itu bergerak lincah dan gagah, sambil menaiki Kuda Kepang, yaitu kuda mainan terbuat dari anyaman kepang bambu. Nama tarian itu Jathilan, berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Saya menelusup di antara barisan penonton, menikmati pertunjukan seni tradisional ini yang sedang dipentaskan di pelataran rumah warga di Maguwoharjo, Yogyakarta.

 Haak ee hakk ee, hook ya hook ya..hakk ee hook yaa..para penari bergerak lincah serperti barisan pasukan prajurit berkuda, mengelilingi arena pertunjukan, membawa Kuda Kepang. Gerakan prajurit berkuda itu seragam, bergerak menari maju mundur, sesekali bersejingkat bersama , berputar dan menari mengelilingi arena.

Pertunjukan semakin meriah, ketika penari lain masuk ke dalam arena dan menari seperti tingkah celeng atau babi hutan. Penari itu menjinjing kepang bermotif celeng, bergerak menari sesuai irama gamelan. Gerakannya srudak sruduk, grusa grusu, kesana kemari, mirip celeng liar.

Penari memakai Kuda Kepang dalam pertunjukan (foto: wibhyanto/dokumen peibadi)
Penari memakai Kuda Kepang dalam pertunjukan (foto: wibhyanto/dokumen peibadi)

Selain celeng, datang lagi sosok topeng kepala banteng, yaitu dua orang berada dalam balutan kain hitam yang bergerak seolah sebagai banteng yang menari.

Pertunjukan Jathilan itu semakin seru. Dan semua penari, yakni pasukan berkuda, pasukan celeng dan banteng, bergerak semakin lincah, ketika irama musik gamelan ditabuh dalam ritme yang semakin cepat.

Ceetharr! Chetharr!  Sesekali bunyi cemeti seperti ledakan mercon berkali kali terdengar di udara. Dan para penonton pun diam terpesona. Seorang anak menonton, sambil  bersembunyi di ketiak ibunya.

Penari Kesurupan

Saya juga takjub ketika menyaksikan bahwa beberapa pemain Jathilan tiba tiba jatuh mendelosor, kejang-kejang, berguling di tanah, sebagian lainnya bergerak liar, gaduh dengan pandangan mata kosong dan lupa diri. Chetharr!! Chetharr! Suara ledakan, cemeti masih  dibunyikan berulang kali.

Dan inilah saat chaos yang ditunggu oleh penonton Jathilan, yaitu adegan puncak tarian rakyat ini, dimana para pemain Jathilan mengalami trance atau kesurupan, bergerak menari tak beraturan lagi.

Kondisi trance para penari itu, sering disebut "ndadi", atau "njathil", yaitu kesadaran penari dalam pengaruh mistis gaib.

Memang pertunjukan Jathilan tidak hanya mencakup gerakan tari yang memikat, tetapi juga melibatkan elemen magis yang menambahkan aura keajaiban pada keseluruhan pertunjukan.

Para penari dalam keadaan trance, "ndadi" atau di bawah pengaruh spiritual, seringkali menampilkan kemampuan di luar nalar.

Misalnya, penari melakukan atraksi seperti menggigit beling, pecahan kaca, menginjak bara api, atau menelan benda tajam tanpa merasakan rasa sakit. Ini memberikan kesan pada penonton bahwa para penari itu memiliki kekuatan magis yang melampaui batas kewajaran.

Kesenian Jathilan tarian tentang keprajuritan dan mistis Jawa (foto: wibhyanto/dokumen pribadi)
Kesenian Jathilan tarian tentang keprajuritan dan mistis Jawa (foto: wibhyanto/dokumen pribadi)

Penonton Bisa Kesurupan

Selama penari mengalami trance, atau kerasukan roh, gamelan pengiring terus dimainkan. Yang menarik adalah penonton juga bisa ikut kesurupan saat menonton pertunjukan yang memukau ini.

Hal ini karena penonton berada terlalu dekat dengan penari Jathilan dan terlalu larut dalam suasana irama pertunjukan. Sehingga ketika penari yang kesurupan itu menyentuh tubuh si penonton itu, sontak saja dia langsung ketularan, turut kesurupan atau turut "ndadi".

Nah dalam pertunjuakan Jathilan di Maguwoharjo ini, di sana sini tampak beberapa penonton sudah turut "ndadi". Untung saja, saya tidak turut kesurupan di pertunjukan Jathilan di Maguwoharjo ini.

Mungkin roh di tempat itu sudah tahu bahwa saya adalah termasuk sosok yang tak mudah untuk dirasuki oleh roh gaib lain itu begitu saja. Entahlah.

Tarian Tua dari Jawa

Tarian Jathilan adalah pertunjukan gerakan yang menirukan prajurit yang sedang menaiki kuda. Konon tarian tradisional ini oleh masyarakat Jawa dianggap sebagai tarian tertua di Tanah Jawa. Mungkin iya, sebab tarian Jathilan ini sudah saya lihat dari sejak saya kecil di Ambarawa. Jathilan dengan melibatkan para penonton yang "ndadi" sering saya lihat juga kala itu di daerah Bandungan, Ungaran, Ambarawa, Banyubiru, Bedono, Pingit, Secang, Temanggung, Magelang.

Di beberapa daerah itu, seni tarian Jathilan memiliki sebutan lokal yang berbeda tetapi inti pertunjukannya sama, yaitu: Jaran Kepang, Jaranan, Jathilan, Reyogan, Reyog, Turonggo Kurdo Budoyo.

Koreografinya mencerminkan semangat heroik dan aspek militer, mengingatkan pada pasukan berkuda atau kavaleri. Gerakan-gerakan yang ritmis, dinamis, dan agresif menirukan gerakan kuda di medan perang, dengan Kepang anyaman bambu yang digerakkan, menggambarkan gerakan pasukan kuda yang mempesona.

Daya Tarik Magis dan Hiburan

Daya tarik magis Jathilan terletak pada keyakinan bahwa tarian ini memiliki kekuatan gaib. Dipercaya bahwa roh yang merasuki penari memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan alam gaib dan memberikan berkah atau perlindungan.

Pertunjukan ini menjadi perjalanan spiritual yang menghubungkan alam manusia dengan dunia spiritual, sebagai wujud kepercayaan dan kearifan lokal.

Seorang pawang pengendali atau semacam dukun pertunjukan Jathilan ini tampak selalu komat kamit, dibantu beberapa Crew pertunjukan, menyembuhkan para pemain dan penonton yang "ndadi".

Sehingga tarian ini walaupun terkesan sangar dan ngeri bagi sebagian yang menontonnya, namun tarian Jathilan itu aman terkendali, dan menghibur.

Dahulu Jathilan dipentaskan khusus dalam upacara ritual atau perayaan, seperti festival panen atau acara Bersih Desa. Namun di era modern sekarang, Jathilan juga menjadi bentuk hiburan rakyat yang populer dipentaskan di acara budaya dan festival. Kesenian Jathilan tetap memukau penonton, sebab tariannya memadukan unsur tari dan magis sekaligus.

Para penari memainkan peran penting dalam Jathilan, karena mereka menjalani latihan yang ketat untuk menyempurnakan gerakan mereka dan mengalirkan energi spiritual. Mereka harus memiliki kecakapan fisik yang baik dan kemampuan untuk masuk ke dalam keadaan trance dengan sukarela.

Hal ini membutuhkan disiplin dan dedikasi yang besar, serta pemahaman yang mendalam tentang makna budaya dan spiritual dari tarian ini.

Jathilan bukan sekadar pertunjukan biasa; ini adalah ungkapan budaya yang mendalam yang mempertahankan warisan leluhur Tanah Jawa. Ini mengingatkan akan keberanian dan keberanian prajurit zaman dahulu, menghidupkan kisah-kisah mereka melalui gerakan yang memukau dan hubungan spiritual.

Hakk ee hake hook ya hook yaa..! para penari berkuda Kepang bersejingkat bersama, satu satu  telah sadar dari kondisi "ndadi", lalu meninggalkan arena pertunjukan Jathilan yang penuh pesona ini.

SELESAI
Tarian keprajuritan dan alam spiritual mistis jawa (foto: wibhyanto/dokumen pribadi)
Tarian keprajuritan dan alam spiritual mistis jawa (foto: wibhyanto/dokumen pribadi)
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun