Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Orang Desa Naik Pesawat Jakarta-Amsterdam, Minta Nasgor Magelangan

20 Juni 2023   14:49 Diperbarui: 21 Juni 2023   15:15 1982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image pesawat garuda indonesia - boeing 747-400 (foto:wikipedia commons)

Orang Desa Naik Pesawat Jakarta-Amsterdam, Minta Nasgor Magelangan 

Pesawat lepas landas. Desing mesin dan gemuruh roda pesawat terdengar saat pesawat take off, meninggalkan landasarn pacu Bandara Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia. Garuda Indonesia dengan tipe pesawat Boeing 747-400 ini melayani penerbangan Kuala Lumpur ke Amsterdam.

Pesawat ini merupakan pesawat bermesin ganda, dengan empat mesin jet terletak di bawah sayap, berukuran besar, mampu menampung mungkin sekitar 300 -500 penumpang. Pesawat ini membawa saya dan penumpang lain dalam pesawat, menempuh perjalanan sekitar 12 -13 jam perjalanan, melintasi zona waktu berbeda, melintasi benua Asia, menuju tujuan akhir yaitu Bandara Internasional Schiphol Amsterdam, Belanda di Benua Eropa.

Ini adalah pengalaman pertama kali saya yang orang desa (Wong Ndeso) dari lereng Merapi Magelang, naik pesawat ke benua Eropa. Saya memang tak pernah melakukan perjalanan sejauh ini sebelumnya. Kebetulan sebagai jurnalis, saya dan seorang kawan wartawan (namanya saya sembunyikan ya, untuk privasi-red), harus terbang ke  Schiphol Amsterdam, untuk sebuah wawancara khusus dengan seorang narasumber (Narsum) di Belanda. Narsum yang akan kami liput itu, konon tengah menanti kami berdua di Amsterdam, Belanda.

Oiya, disclaimer: saya tidak sedang menceritakan tentang kisah liputan jurnalistik bertemu Narsum khusus di Eropa itu (saya tidak sebutkan namanya, soalnya sensitif, untuk privasi Narsum -red), melainkan saya akan menceritakan kisah perjalanan pertama kali saya naik pesawat ini, perjalanan jauh antar benua, 12-13 jam di udara, nun di kala itu. 

Sebuah durasi terbang yang relatif lama banget. Intinya, ngapain saja sebagai orang ndeso di dalam pesawat, selain tidur? Ini kisahnya. 

ilustrasi suasana di dalam pesawat (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 
ilustrasi suasana di dalam pesawat (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 

Transit di Kuala Lumpur

Sekitar dua jaman kami transit di Kuala Lumpur (KLIA), setelah sebelumnya sebuah pesawat lain membawa kami berdua dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, di Cengkareng. Sebelum pindah ke pesawat transit, pesawat Boeing 747-400 ini, penumpang diminta mengisi form khusus berisi data pribadi dan tujuan perjalanan akhir.

Kami  diminta menyiapkan semua dokumen perjalanan, antara lain paspor berisi visa perjalanan yang telah disetujui oleh kedutaan besar Belanda di Jakarta. Kelengkapan dokumen ini nantinya akan diperiksa oleh petugas imigrasi dan maskapai di tempat transit ini.

Oiya, urusan paspor dan visa perjalanan jurnalistik ini telah diurus sebelumnya oleh saya dibantu seseorang, sehingga dokumen perjalanan ini sudah lengkap saya bawa, termasuk KTP dan ID Card kantor berita televisi dimana saya bekerja.

Penting dicatat, bahwa jangan pernah sekali pun pergi ke luar negeri tanpa membawa dokumen perjalanan yang kompelet yang sah dan valid. Agar tidak mengalami hambatan selama dalam perjalanan.

Saya melihat bahwa Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) adalah bandara internasional modern, ramai, dan multikultural yang menyediakan berbagai fasilitas dan layanan lengkap bagi penumpang. Suasana di bandara ini mencerminkan kehidupan multikultural dengan orang-orang dari berbagai negara dan budaya yang bergerak di sekitar terminal yang luas dan terorganisir dengan baik.

Dengan sentuhan khas budaya Malaysia dalam desainnya, KLIA menawarkan suasana yang unik dan nyaman, dengan berbagai pilihan toko, restoran, dan fasilitas transportasi yang baik.

Saya tidak bisa mengeksplorasi bandara ini lebih detail karena waktu transit di sini terbatas, hanya sekitar dua jaman.

suasana penumpang memasuki badan pesawat (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)
suasana penumpang memasuki badan pesawat (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)

Pemandangan Udara yang Menarik

Rata-rata, pesawat dalam penerbangan jarak jauh seperti ini terbang pada ketinggian antara 9.000 hingga 12.000 meter (30.000 hingga 40.000 kaki) di atas permukaan laut. Ketinggian ini membantu mengoptimalkan efisiensi penerbangan, menghindari gangguan cuaca yang lebih rendah, dan menciptakan stabilitas dalam perjalanan.

Meskipun sebagian besar perjalanan berlangsung di atas awan, penumpang kadang-kadang dapat menikmati pemandangan yang menarik di sepanjang perjalanan. Misalnya pemandangan awan putih berarak seperti gumpalan kapas putih, pegunungan, pulau-pulau, lautan samudera luas, atau pemandangan kota dari ketinggian, terutama saat baru saja take off atau pesawat menjelang landing.

Melintasi Beberapa Negara 

Rute penerbangan Garuda Indonesia Boeing 747-400 dari Kuala Lumpur ke Amsterdam ini melintasi beberapa negara, antara lain:

Malaysia: Penerbangan dimulai dari Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, sehingga pesawat melewati wilayah udara Malaysia pada awal perjalanan.

Thailand: Setelah meninggalkan Kuala Lumpur, pesawat melintasi wilayah udara Thailand. Perjalanan melintasi Thailand terjadi dalam waktu singkat sebelum mencapai perbatasan negara lain.

Kazakhstan: Setelah melewati wilayah udara Thailand, pesawat mengambil jalur penerbangan yang melewati wilayah udara Kazakhstan. Kazakhstan adalah negara di Asia Tengah yang dapat dilintasi dalam perjalanan menuju Eropa.

Setelah melewati Kazakhstan, pesawat memasuki wilayah udara Rusia. Penerbangan ini melintas mencakup sebagian dari wilayah Rusia, sebelum akhirnya mencapai tujuan akhir, yaitu Amsterdam.

Darimana saya memperoleh informasi rute perjalanan itu? Info rute perjalanan ini dapat diakses realtime, oleh setiap penumpang, termasuk saya melalui monitor semacam laptop yang tersedia di depan kursi penumpang masing-masing.

Sesekali saya melihat monitor untuk mengetahui info posisi terakhir pesawat ini. Layar monitor menampilkan jalur yang telah dan akan dilalui pesawat, juga menampilkan info posisi pesawat saat ini berada di negara mana, seperti tampilan di sebuah layar GPS di handphone kita.

ilustrasi suasana di dalam pesawat (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)
ilustrasi suasana di dalam pesawat (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)

Fasilitas Penumpang

Oiya, fungsi monitor yang berada di setiap kursi penumpang dalam pesawat ini, ternyata memang disediakan sebagai layanan hiburan pribadi. Lalu saya mengutak atik, ada apa saja menu dalam perangkat monitor ini?

Hiburan Beragam: monitor memuat pilihan hiburan yang beragam, termasuk film terbaru, acara TV, BBC dokumenter, musik, dan Games sederhana. Hiburan ini membuat saya yang wong ndeso dan baru pertama naik pesawat dalam perjalanan jauh ini, tidak lekas bosan. Saya menonton video lucu lucu "just for laught", seperti pernah tayang di televisi, ANTV atau Indosiar, kapan itu.

Sistem Audio: penumpang juga dapat mengakses musik dari berbagai genre dan artis menggunakan sistem audio yang terintegrasi dengan monitor ini. Hanya saja lagu lagu Didi Kempot kesukaan saya tidak tersedia di monitor. Maklum, lagi lagi sebagai cah ndeso, saya terusik ingin tahu saja apakah lagu lagu Indonesia lainnya, tersedia di pesawat ini. Ternyata tidak ada.

Informasi Penerbangan: Monitor di kursi juga menampilkan informasi terkait penerbangan seperti saya tulis di atas tadi. Lengkapnya, monitor ini berisi info peta rute, informasi cuaca, perkiraan waktu kedatangan, dan informasi tentang bandara tujuan, Schiphol di Amsterdam Belanda.

Fitur Interaktif: Monitor ini memiliki fitur interaktif yang memungkinkan penumpang untuk menyesuaikan pengaturan pribadi, memilih pilihan bahasa, menjelajahi menu hiburan, dan menggunakan fitur setelan audio.

Capek mengulik isi monitor dan menikmati beberapa tayangan, saya mengantuk. Tapi perut kok mendadak  terasa lapar, keroncongan. Mungkin sejumlah mikroorganisme dalam perut saya sudah mulai protes berdemo? Entahlah.

suasana di cabin penumpang Boeing 747-400(foto:wikipedia commons)
suasana di cabin penumpang Boeing 747-400(foto:wikipedia commons)

Menu Beragam, Tak ada Nasgor Magelangan

Baru saja membatin tentang perut lapar, pramugari lewat menawarkan beberapa jenis menu makanan santap malam. Apa saja? Nah bingung saya memilihnya, berbagai pilihan menu makanan khas beberapa negara diperlihatkan dalam beberapa paket kemasan yang tersaji.

Ada nasi lemak Malaysia, ada juga pilihan beberapa menu khas internasional lainnya. Saya tidak mengerti nama makanan yang unik-unik tertempel di setiap paket menu yang ditawarkan. Saya tanya pramugari, apakah ada Nasi Goreng (Nasgor) Magelangan kesukaan saya? Dia jawab dengan tersenyum: tidak ada.

Yomestilah, mana ada di pesawat kelas internasional seperti ini menyediakan bakmi godog, kupat tahu Blabak atau Nasgor Magelangan, atau sate kambing Muntilan, kesukaan saya. (Maaf sahabat Kompasianer. Benar benar orang ndesolah saya ini. Hihihi.)

Saya memilih Nasi Lemak Malaysia, dan minum jus jeruk, bukan minuman wine atau lainnya yang sebenarnya juga ditawarkan oleh pramugari. Langsung saya santap, kenyang, lalu beranjak tidur.

Perbedaan Zona Waktu 

Pesawat mendarat di Bandara Schiphol Amsterdam. Bandara ini adalah bandara utama di Belanda dan salah satu bandara tersibuk di Eropa. Schiphol terletak sekitar 9 kilometer (5,6 mil) di sebelah barat daya Amsterdam.

Tiba di Bandara Internasional Schiphol, saya menyadari ada Perbedaan Zona Waktu: Perjalanan antara Kuala Lumpur dan Amsterdam melibatkan perbedaan zona waktu yang signifikan. Kuala Lumpur berada di Zona Waktu Malaysia (UTC+8), sementara Amsterdam berada di Zona Waktu Tengah Eropa (UTC+2 atau UTC+1 selama musim dingin).

Setiap penumpang mengalami perubahan waktu yang signifikan saat tiba di destinasi. Saya perlu menset ulang pikiran saya agar tidak bingung tentang zona waktu setempat, sambil mengatasi sedikit efek jet lag. Untungnya, sebagai penumpang udik dari desa, saya ternyata tidak terserang mual atau mabuk udara.

Apa saja yang terjadi setelah turun dari pesawat? 

Setelah turun dari pesawat di Bandara Schiphol Amsterdam, penumpang melalui serangkaian langkah berikut:

Keluar dari Pesawat: Setelah mendarat, penumpang akan keluar dari pesawat melalui pintu keluar yang ditentukan. Petugas maskapai memberi petunjuk tentang pintu keluar yang harus digunakan.

Perjalanan ke Terminal: Penumpang mengikuti tanda-tanda dan petunjuk yang mengarahkan ke terminal penumpang. Bandara Schiphol memiliki tiga terminal penumpang: Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3. Tergantung maskapai penerbangan, penumpang akan dibawa menuju ke terminal yang sesuai.

Pemeriksaan Paspor dan Imigrasi: Setelah tiba di terminal, penumpang melewati pemeriksaan paspor dan imigrasi. Ini melibatkan memperlihatkan paspor, kartu imigrasi, dan visa kepada petugas imigrasi. Setelah pemeriksaan selesai, penumpang dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Pemulihan Bagasi (jika diperlukan): Jika penumpang memiliki bagasi yang diperiksa, mereka akan menuju area pemulihan bagasi untuk mengambil bagasi mereka. Di Bandara Schiphol, ada area pemulihan bagasi di setiap terminal. Informasi tentang gerai pemulihan bagasi ditampilkan di layar informasi di bandara.

salah satu kegiatan di Belanda (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 
salah satu kegiatan di Belanda (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 

Dicegat Petugas Imigrasi dan Diinterogasi 

Pada saat mengantre untuk diperiksa di pintu masuk imigrasi, seorang petugas tiba-tiba membawa saya ke sebuah ruang khusus pemeriksaan. Ada apa? Matik aku! pikirku sedikit gugup. 

Setelah ditanya ini itu, saya menjelaskan bahwa tujuan saya adalah untuk urusan tugas jurnalistik di Belanda. Tetapi petugas lalu meminta saya menghapus foto dan video pendek yang berhasil saya curi curi, tadi beberapa jeda waktu sebelumnya, sebagai dokumen pribadi di tempat  itu. Dan itu memang kesalahan vatal saya, sebab hal itu memang dilarang di Schiphol. 

Petugas mengatakan bahwa saya melanggar aturan tentang perekaman gambar di area yang dilarang pihak pengelola maskapai. Dan aksi saya itu diketahui oleh petugas. Nah kann, lemeslah saya... 

Tetapi untung saja saya tidak diminta pulang kembali ke tanah air atau dideportasi, setelah petugas itu berhasil menghapus semua foto dan video yang saya rekam di kamera.

Saya dilepaskan petugas. Plong rasanya. Tapi deg degan juga, waktu itu. Takutnya ada napa napa, dan saya harus dideportasi, pulang ngaplo ke tanah air. Saya lega. 

Kebijakan Ketat di Bandara Internasional Schiphol

Kebijakan di Bandara Schiphol Amsterdam melarang penggunaan kamera atau merekam di beberapa area tertentu, didasarkan pada pertimbangan beberapa alasan, antara lain:

Keamanan: Bandara Schiphol adalah salah satu bandara tersibuk di dunia, dan keamanan merupakan prioritas utama. Larangan penggunaan kamera atau merekam bertujuan untuk mencegah potensi penyalahgunaan, seperti pemotretan infrastruktur penting, proses keamanan, atau penumpang tanpa izin yang dapat mengancam keamanan bandara.

Privasi: Bandara adalah tempat di mana privasi penumpang harus dijaga. Larangan penggunaan kamera bertujuan untuk melindungi privasi individu dan mencegah perekaman tanpa izin yang dapat melibatkan orang lain tanpa persetujuan mereka.

Kebijakan Maskapai: Selain kebijakan bandara, maskapai penerbangan juga memiliki aturan terkait penggunaan kamera atau merekam selama penerbangan. Hal ini berkaitan dengan kebijakan perlindungan privasi penumpang dan aturan penerbangan yang berlaku.

Menurut petugas, memang ada beberapa area di bandara yang membolehkan penggunaan kamera atau merekam, seperti area publik atau area yang ditunjuk khusus, dengan seizin petugas.

Namun, tetap penting untuk menghormati kebijakan dan peraturan yang berlaku di Bandara Schiphol Amsterdam serta menghormati privasi orang lain.

Makanya, jika kamu ke negeri orang, jangan melakukan hal terlarang di bandara seperti yang sempat saya lakukan. Bisa fatal akibatnya. Itulah pelajaran berharga dari perjalanan panjang ini.

Selama proses melewati petugas imigrasi, penting untuk mengikuti petunjuk yang ada di bandara, siapkan kelengkapan dokumen untuk diperiksa petugas, dan memperhatikan papan informasi untuk memastikan rute keluar bandara berjalan lancar.

Akhirnya, di ruang tunggu kedatangan penumpang, Narsum bersama dua orang pengawalnya tampak menjemput kami. Wajahnya gembira sumringah melihat saya dan kawan wartawan saya tiba  dengan selamat di Schiphol Amsterdam Belanda.

"Wibi, selamat datang di negeri yang 350 tahun pernah menjajah Indonesia", kata Narsum singkat. Dan saya pun tertawa!

Selesai
Dan saya pun tertawa. kenang kenangan berfoto di Volendam, Belanda (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)
Dan saya pun tertawa. kenang kenangan berfoto di Volendam, Belanda (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)

kegiatan di Belanda (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)
kegiatan di Belanda (foto:wibhyanto/dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun