Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Pentas Wayang Kulit Kreasi Siswa, Merancangnya Bagaimana?

18 Juni 2023   13:58 Diperbarui: 22 Juni 2023   09:48 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka pertanyaannya, bagaimana mendapatkan suara musik yang utuh sebagai pergelaran wayang kulit pada umumnya, walaupun hanya tersedia satu buah kendang saja?

Jawabnya, inilah kunci rahasia pertunjukan wayang minimalis ini. Yaitu, semua musik gamelan yang diperlukan untuk keperluan pertunjukan itu, telah direkam lebih dulu dalam rupa rekaman VCD/DVD atau tersimpan di laptop.

Fungsi alat kendang yang ditabuh ini penting sebagai penampil efek suara transisi fade in dan fade out audio dari suara gamelan di DVD/VCD atau laptop ke suara dalang pertunjukan. Sehingga alur bunyi gamelan seluruhnya menjadi utuh dan hidup.

Sedangkan ketika musik gamelan diperlukan atau tidak selama pertunjukan, crew audioman tinggal tekan ON atau OFF saja di perangkat sound system, atau laptop yang terhubung ke kotak speaker.

Sesederhana itu, tetapi efek gaung suara gamelan ini menggelegar suaranya di dalam ruang galeri tempat kami menonton, sungguh luara biasa. Tak jauh berbeda, seperti suara musik gamelan beneran yang ditabuh dalam wayang kulit. Bisa dibayangkan serunya, kan...?

Peralatan Minimalis

Siapkan seperangkat sound system, DVD/VCD atau laptop, power listrik, lampu blencong, kendang, dan beberapa tokoh wayang kulit. Tidak harus memakai peralatan yang mahal atau canggih, peralatan yang sederhana dan adanya apa, itu sudah cukup bagi pertunjukan ini, asalkan peralatan itu berfungsi dengan baik.

Sosok wayang pun bisa dikreasi sendiri, dari bahan di sekitar yang dibuat bersama oleh guru dan siswa. Ingat tidak, di zaman dalang Slamet Gundono (almarhum), dimana wayang bisa dikreasi dari bahan suket, damen atau batang jerami padi. Wayang minimalis kreasi siswa tidak harus dibuat dari bahan kulit sapi atau kerbau.

Tetapi penulis menyarankan, dalam konteks pertunjukan ini seyogyanya memakai wayang kulit asli, wayang beneran, yang disediakan oleh sekolah, sebagai bahan ajar bidang seni dan budaya yang asli warisan nenek moyang.

Crew Minimalis

Crew pertunjukan wayang ini minimalis: hanya 4 orang, terdiri dari 1 dalang, 1 pengendang, 1 audioman, 1 produser urusan wira wiri selama pertunjukan. Untuk pembelajaran di sekolah, siswa dapat dibagi dalam beberapa kelompok crew, untuk memainkan lakon wayangnya masing-masing.

Oiya, jika di antara siswa ada yang mampu sebagai penyanyi sinden, penting untuk dilibatkan atau dilatih oleh guru seni pendamping. Jika tidak tersedia, maka fungsi sinden di sini cukup diambil alih oleh suara rekaman penyanyi sinden yang telah disiapkan di VCD/DVD atau di laptop.

Pergelaran Wayang

Pergelaran wayang ini menjadi sangat menarik dan seru, jika setiap crew yang bertugas memainkan fungsi dan perannya secara serius dan sungguh-sungguh. Maka kolaborasi peranan antar crew, dengan berpegang pada teks rundown cerita, penting menjadi pedoman bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun