Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jika Rabies Menyerang, Ini 5 Cara Melawan!

17 Juni 2023   10:10 Diperbarui: 29 Juni 2023   01:52 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anjing terpapar rabies ( sumber:kompas.com) 

Jika Rabies Menyerang, ini 5 Cara Melawan! 

Rabies ramai diperbincangkan orang akhir-akhir ini. Berita 46 kasus rabies di Jembrana Bali, hingga juni 2023 tertinggi di Kecamatan Negara, Bali. Dilansir dari Detik.com, Jumat kemarin 16/6/2023 ( sumber beritanya) 

Dikabarkan pula bahwa seorang bocah di Timor Tengah Selatan NTT Tewas Digigit Anjing Rabies, Penyebaran Kasus Sampai ke 76 Desa, seperti diberitakan Liputan6.com, Senin 12/6/2023. (Sumber beritanya). Segala Upaya pemerintah dan masyarakat tengah dilakukan untuk mencegah rabies, agar tidak semakin memakan banyak korban. 

Ulasan sederhana ini mencoba  membantu bagaimana kita melawan Rabies jika virus itu menggejala di sekitar kita.

Apa itu Rabies

Rabies adalah penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat pada mamalia, termasuk manusia. Virus rabies secara medis juga dikenal dengan sebutan Rabies lyssavirus. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang umumnya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi rabies.

Rabies adalah penyakit yang sangat serius dan mematikan, tetapi dapat dicegah melalui vaksinasi dan perawatan medis yang tepat setelah paparan. Jika seseorang telah terkena gigitan hewan yang mencurigakan, segeralah berkonsultasi dengan profesional medis, bawa ke rumah sakit.

Hewan Pembawa Rabies

Beberapa hewan yang dikenal sebagai pembawa rabies, di antaranya:

Anjing: Anjing merupakan salah satu pembawa rabies yang paling umum. Infeksi rabies pada anjing dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran dari anjing yang terinfeksi.

Kucing: Kucing juga dapat menjadi pembawa rabies. Kucing liar atau kucing yang tidak divaksinasi memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi rabies dan dapat menularkannya kepada manusia atau hewan lain melalui gigitan atau cakaran.

Kelelawar: Kelelawar adalah pembawa rabies yang signifikan. Banyak spesies kelelawar dapat terinfeksi virus rabies dan dapat menularkannya kepada manusia melalui gigitan atau cakaran. Kontak langsung dengan kelelawar harus dihindari.

Rakun: Rakun juga dikenal sebagai pembawa rabies. Terutama rakun liar memiliki risiko tinggi terinfeksi dan dapat menularkan virus rabies kepada manusia atau hewan lain melalui gigitan atau cakaran.

Rubah: Beberapa spesies rubah dapat terinfeksi rabies dan menjadi pembawa penyakit ini. Kontak dengan rubah liar harus dihindari untuk mencegah penularan rabies.

Musang: Musang juga dapat membawa rabies. Musang liar yang terinfeksi dapat menularkan virus rabies kepada manusia atau hewan lain melalui gigitan atau cakaran.

Perlu dicatat, mungkin hewan lainnya juga dapat membawa rabies. Oleh karena itu, penting untuk tetap berhati-hati dan menghindari kontak dengan hewan liar atau tidak dikenal, terutama jika ada kecurigaan hewan itu terinfeksi rabies.

Ciri Ciri Hewan Terinfeksi Rabies

Berikut adalah beberapa ciri-ciri hewan yang mungkin menunjukkan bahwa mereka terinfeksi rabies:

Perubahan perilaku: Hewan yang terinfeksi rabies dapat mengalami perubahan drastis dalam perilaku mereka. Mereka mungkin menjadi sangat agresif atau teriritasi secara tidak wajar. Hewan yang biasanya jinak dapat menjadi ganas dan menyerang dengan tiba-tiba.

Perubahan suara: Hewan yang terinfeksi rabies mungkin mengeluarkan suara yang tidak biasa atau berbeda dari biasanya. Misalnya, anjing yang terinfeksi rabies dapat mengeluarkan suara serak, mendengus, atau mengerang secara tidak normal.

Gangguan motorik: Hewan yang terinfeksi rabies dapat mengalami gangguan motorik, seperti kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan, atau kelemahan otot yang nyata. Mereka mungkin juga terlihat tidak koordinasi atau tidak stabil saat bergerak.

Perubahan pola makan dan minum: Hewan yang terinfeksi rabies dapat mengalami perubahan pada pola makan dan minum mereka. Mereka mungkin kehilangan nafsu makan atau tidak mampu menelan dengan baik, yang dapat menyebabkan kesulitan minum air.

Hidrofobia: Salah satu tanda khas rabies pada hewan adalah hidrofobia, yaitu ketakutan yang berlebihan terhadap air atau kesulitan menelan air. Hewan yang terinfeksi rabies mungkin menunjukkan ketidaknyamanan atau kepanikan ketika terpapar air atau ketika mencoba minum.

Bukan Virus Menular seperti Flu

Virus rabies tidak menular melalui udara seperti halnya virus flu atau batuk pilek. Rabies menular melalui kontak langsung dengan air liur atau jaringan saraf hewan yang terinfeksi, yang terjadi terutama melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang membawa virus rabies.

Virus rabies dapat menyebar ke manusia melalui kontak langsung dengan air liur hewan yang terinfeksi yang masuk ke luka terbuka, selaput lendir, atau membran mukosa, seperti mata, hidung, atau mulut. Ini dapat terjadi melalui gigitan, menjilat luka terbuka, atau jika air liur terinfeksi masuk ke luka terbuka.

Meskipun rabies tidak menular secara mudah, namun infeksi rabies adalah kondisi yang serius dan berpotensi fatal. Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang tepat harus diambil jika terjadi paparan atau gigitan hewan yang dicurigai membawa rabies.

Tahapan Serangan Virus Rabies dalam Tubuh

Gejala rabies berkembang melalui beberapa tahap. Periode waktu antara terinfeksi virus rabies hingga munculnya gejala, dikenal sebagai periode inkubasi (beberapa minggu atau bulan). Setelah periode inkubasi, gejala biasanya muncul dalam tiga tahap utama:

Tahap prodromal: Tahap ini ditandai dengan gejala yang mirip dengan penyakit flu atau infeksi umum, seperti demam, malaise, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan gangguan tidur. Pada tahap ini, gejala rabies masih tidak spesifik dan mungkin tidak dianggap sebagai tanda penyakit yang serius.

Tahap eksitasional (agitatif): Pada tahap ini, gejala-gejala neurologis yang khas dari rabies mulai muncul. Gejala ini termasuk kecemasan, kebingungan, kegelisahan, kepekaan terhadap rangsangan sensorik seperti cahaya dan suara, kesulitan tidur, dan gangguan perilaku. Seseorang dengan rabies dapat mengalami serangan panik, kejang, dan kesulitan menelan (hidrofobia). Gejala ini sering kali mengarah pada perilaku agresif dan teriritasi.

Tahap paralitik: Pada tahap ini, gejala paralisis atau kelumpuhan berkembang. Hal ini termasuk kelemahan otot, kehilangan koordinasi, kesulitan bernapas, dan gangguan fungsi organ vital. Pada tahap ini, pasien bisa menjadi sangat lemah dan koma, dan kematian biasanya terjadi akibat gagal napas atau kegagalan organ.

Beberapa kasus rabies dapat mengalami perkembangan gejala yang lebih cepat dan lebih parah daripada yang lain. Penting  segera mencari perawatan medis etelah terjadi gigitan hewan yang mencurigakan atau jika ada kecurigaan rabies, karena gejala rabies yang berkembang tidak dapat diobati dan berakhir dengan kematian, alias Game Over! 

Banyak Orang Terkena Rabies Meninggal karena Alasan ini

Keterlambatan dalam mencari perawatan medis: Rabies memiliki periode inkubasi yang bervariasi, yaitu periode antara terinfeksi virus rabies hingga munculnya gejala. Periode ini dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan. Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi rabies selama periode ini. Ketika gejala-gejala rabies mulai muncul, seringkali sudah terlambat untuk menyelamatkan pasien. Jika perawatan medis tidak dicari segera setelah paparan atau munculnya gejala, tingkat kelangsungan hidup menjadi jauh lebih rendah.

Kurangnya akses terhadap perawatan medis: Beberapa daerah, terutama di pedesaan atau daerah dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan, mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap perawatan medis yang diperlukan untuk mengobati rabies. Fasilitas kesehatan yang dilengkapi dengan vaksin dan imunoglobulin rabies mungkin tidak tersedia di tempat-tempat tersebut, sehingga menyulitkan penanganan yang tepat.

Keterbatasan pengobatan yang efektif: Rabies merupakan penyakit yang sangat serius dan mematikan. Sampai saat ini, tidak ada pengobatan yang diketahui dapat menyembuhkan rabies pada manusia setelah gejala muncul. Meskipun ada perawatan simptomatik yang dapat diberikan untuk meredakan gejala dan kenyamanan pasien, infeksi rabies yang terlanjur berkembang biasanya akan berakhir dengan kematian.

Efek destruktif pada sistem saraf pusat: Virus rabies menyerang sistem saraf pusat, termasuk otak dan sumsum tulang belakang. Infeksi rabies merusak dan merusak sistem saraf, menyebabkan perubahan perilaku, gangguan neurologis, dan kerusakan organ vital. Hal ini menyebabkan kematian akibat kegagalan organ atau gangguan fungsi vital.

Pertolongan Pertama

Jika seseorang terkena gigitan atau cakaran hewan yang diduga membawa rabies, berikut adalah beberapa tindakan pertama yang harus segera dilakukan:

Cuci luka dengan sabun dan air: Segera cuci luka gigitan dengan sabun dan air mengalir selama sekitar 10-15 menit. Ini membantu membersihkan area yang terkena dan dapat membantu mengurangi risiko infeksi.

Hubungi profesional medis: Setelah membersihkan luka, segera cari perawatan medis profesional. Beritahu mereka secara rinci tentang gigitan hewan dan riwayat kontak dengan hewan tersebut. Dokter akan mengevaluasi risiko rabies berdasarkan situasi tersebut dan memutuskan tindakan selanjutnya.

Vaksinasi pasca-paparan: Dokter mungkin akan merekomendasikan vaksinasi pasca-paparan untuk mencegah perkembangan infeksi rabies. Vaksinasi pasca-paparan melibatkan rangkaian suntikan vaksin rabies selama beberapa minggu untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus rabies.

Imunoglobulin rabies: Dokter juga dapat merekomendasikan pemberian imunoglobulin rabies, yang merupakan antikor spesifik yang melawan virus rabies. Imunoglobulin rabies biasanya diberikan segera setelah gigitan hewan, di sekitar area luka.

Penting dicatat bahwa tindakan di atas hanya merupakan tindakan awal dan bukan penggantian konsultasi medis langsung dengan profesional yang berkualifikasi.

Setiap gigitan hewan yang diduga membawa rabies harus diperlakukan dengan serius, dan pengobatan yang tepat harus segera dicari untuk mengurangi risiko infeksi rabies yang fatal.

Lima Cara Mencegah dan Melawan Rabies

Pertama. Vaksinasi hewan peliharaan: Vaksinasi teratur adalah langkah pencegahan utama untuk melindungi hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, dari rabies. Pastikan hewan peliharaan Anda mendapatkan vaksin rabies secara teratur sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan.

Kedua. Menghindari kontak dengan hewan liar: Hindari kontak langsung dengan hewan liar, jaga jarak, terutama kelelawar, yang dapat menjadi pembawa rabies. Jangan menyentuh atau memegang hewan liar yang tidak dikenal, dan hindari memelihara atau memberi makan hewan liar di sekitar rumah.

Ketiga. Melaporkan gigitan hewan: Jika Anda digigit atau terkena cakaran hewan, terutama hewan yang mencurigakan atau liar, segera laporkan kejadian tersebut kepada otoritas kesehatan setempat. Gigitan hewan yang mungkin membawa rabies harus ditangani dengan serius, dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, seperti pembersihan luka dan vaksinasi pasca-paparan, harus diambil.

Keempat. Memastikan keamanan rumah: Pastikan rumah aman dari hewan yang dapat membawa rabies. Periksa dan perbaiki dinding, atap, dan jendela yang rusak atau retak yang dapat menjadi akses bagi hewan liar, terutama kelelawar. Hindari membiarkan hewan liar masuk ke dalam rumah.

Kelima. Edukasi dan kesadaran: Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko rabies dan cara mencegahnya. Melalui kampanye edukasi yang efektif, masyarakat dapat memahami pentingnya vaksinasi hewan, tindakan pencegahan yang harus diambil saat berinteraksi dengan hewan, dan langkah-langkah yang harus diambil setelah terkena gigitan hewan yang mencurigakan.

Penting untuk mengikuti panduan dan pedoman yang diberikan oleh petugas kesehatan setempat dan berkonsultasi dengan dokter hewan untuk langkah-langkah pencegahan rabies yang tepat.

Jejak Kasus Rabies di indonesia

Di Indonesia, rabies menjadi masalah kesehatan yang serius. Sejarah kasus rabies yang cukup signifikan, contohnya antara lain:  

Bali, 2008: Pada tahun 2008, Bali mengalami wabah rabies yang sangat parah. Wabah ini pertama kali terdeteksi pada anjing dan menyebar dengan cepat ke manusia. Ribuan anjing di Bali dikorbankan untuk mengendalikan penyebaran virus. Wabah ini menimbulkan kematian pada puluhan orang.

Nusa Tenggara Timur, 2016: Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya pulau Flores, juga mengalami wabah rabies yang serius. Wabah ini dimulai pada tahun 2016 dan menyebabkan kematian pada puluhan anak-anak. Penyebaran virus terkait dengan gigitan anjing dan berlanjut ke manusia.

Sulawesi Selatan, 2019: Pada tahun 2019, Sulawesi Selatan melaporkan sejumlah kasus rabies yang mengkhawatirkan. Provinsi ini menyaksikan peningkatan kasus rabies pada hewan, terutama anjing, dan beberapa kasus manusia yang terinfeksi.

Referensi Ilmiah

Jika kamu mencari literatur atau sumber-sumber ilmiah terkait rabies, penulis sarankan untuk mengakses basis data jurnal ilmiah yang diakui seperti PubMed (www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed) atau Google Scholar (scholar.google.com).

Dengan menggunakan kata kunci seperti "rabies", kamu dapat menemukan makalah, artikel, atau studi ilmiah terkait rabies yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal medis dan ilmiah yang diverifikasi oleh para pakar di bidangnya.

Selesai 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun