Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Program Live-in di Desa: Praktik Pembelajaran Nilai Pancasila pada Siswa

12 Juni 2023   09:39 Diperbarui: 12 Juni 2023   17:18 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Live-in di Desa: Praktik Pembelajaran Nilai Pancasila pada Siswa

Di beberapa tahun belakangan, terutama sebelum masa pandemi Covid 19 tahun 2019, program Live-in marak diadakan oleh sekolah kelas XI SMA-SMK di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Namun ada kalanya pihak sekolah masih bingung bagaimana menjalankan program ini, terutama mengaitkan dengan praktik pembelajaran nilai-nilai Pancasila pada siswa.

Pertanyaannya, bagaimana merancang program Live-in untuk siswa kelas XI SMA-SMK? Langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk membuat Live-in berkesan, menyenangkan siswa, dan mencapai tujuan Pembelajaran nilai nilai Pancasila pada siswa?

Berikut adalah sharing pengalaman penulis yang kebetulan sempat sebagai pendamping dan fasilitator bagi kegiatan Live-in untuk beberapa sekolah di Jakarta.

(disclaimer dulu: ulasan ini cukup panjang, siapkan waktu khusus, cemilan dan secangkir kopi. Mari kita seruput kopinya dulu..sruputt! lanjuttt..) 

Kegiatan Luar Ruang

Live-in adalah istilah yang mengacu pada pengalaman siswa tinggal atau menginap di lokasi tertentu selama waktu tertentu sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran atau eksplorasi.

Khusus kegiatan Live-in di desa, artinya siswa tinggal bersama dalam satu desa, dengan fasilitas yang tersedia, termasuk tempat pertemuan, dan rumah-rumah warga di desa. Tujuan utama dari Live-in adalah memberikan pengalaman langsung, unik, dan mendalam bagi siswa dalam konteks yang berbeda dari lingkungan kelas atau lingkungan sehari-hari mereka dalam keluarga.

Live-in merupakan kegiatan pengembangan diri yang dirancang untuk memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda (status sosial ekonomi budaya) dalam kehidupan nyata. Selama live-in, siswa dapat terlibat dalam berbagai aktivitas, seperti pembelajaran praktis di luar ruangan, kegiatan sosial, pembentukan tim, refleksi, dan interaksi dengan komunitas lokal.

Dalam kegiatan Live-in, pendamping atau fasilitator bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan siswa, serta menjalankan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan konteks kegiatan tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa manfaat kegiatan live-in mengikuti tujuan kegiatan diadakan. Misalnya meningkatkan kepekaan sosial, pembentukan karakter positif siswa, membentuk sikap kepemimpinan, dan sebagainya.

eksplorasi alam sungai, asyik dan menyenangkan (foto:dokumen pribadi)
eksplorasi alam sungai, asyik dan menyenangkan (foto:dokumen pribadi)

Tujuan Live-in

Tujuan utama Live-in adalah memberikan pengalaman pembelajaran yang mendalam dan mendukung perkembangan siswa di luar ruang kelas. Namun ada beberapa tujuan umum yang dapat ditentukan oleh fasilitator dalam kegiatan Live-in, antara lain:

Pembelajaran Praktis: yaitu, memberikan siswa pengalaman praktis yang tidak dapat diberikan dalam lingkungan kelas konvensional. Mereka dapat belajar melalui pengalaman langsung, observasi, interaksi dengan lingkungan, dan partisipasi dalam kegiatan praktis yang relevan dengan topik atau tujuan pembelajaran.

Pengembangan Keterampilan: bertujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan siswa. Ini termasuk keterampilan sosial, contohnya: kerjasama tim, komunikasi efektif, dan kepemimpinan, serta keterampilan praktis, seperti keterampilan bertahan hidup, orientasi diri, dan problem solving.

Peningkatan Kesadaran dan Penghargaan: Melalui Live-in, siswa dapat meningkatkan kesadaran mereka terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan budaya yang relevan dengan lokasi atau komunitas yang mereka tinggali. Mereka dapat mengembangkan penghargaan terhadap keberagaman, keadilan, keberlanjutan, dan persatuan dalam masyarakat yang berbeda-beda.

Pemberdayaan Siswa: Live-in dapat menjadi kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan rasa tanggung jawab, mandiri, dan kepercayaan diri. Mereka dapat belajar menghadapi tantangan baru, mengelola diri mereka sendiri, dan mengambil inisiatif dalam pengaturan yang berbeda dari lingkungan sehari-hari mereka.

Membangun Hubungan dan Kolaborasi: Live-in memungkinkan siswa untuk membangun hubungan yang kuat dengan sesama siswa, guru pendamping, dan masyarakat desa setempat. Ini dapat memperkuat rasa kebersamaan, meningkatkan kemampuan bekerja sama dalam tim, dan membangun jaringan sosial yang berharga.

Live-in Memakai Metode Experiential Learning

Metode pembelajaran eksperimental, dikenal sebagai experiential learning, adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengalaman langsung dan refleksi siswa terhadap pengalaman tersebut. Metode ini menekankan bahwa pembelajaran yang efektif terjadi melalui interaksi aktif siswa dengan materi pelajaran, lingkungan sekitar, dan rekan sebaya mereka.

Ada empat tahap utama dalam metode pembelajaran eksperimental, yang sering disebut sebagai siklus pembelajaran eksperimental:

Pengalaman Konkrit: Tahap ini melibatkan langsungnya siswa dalam situasi konkret yang terkait dengan materi pembelajaran. Siswa berpartisipasi dalam aktivitas fisik, observasi, eksperimen, atau pengalaman praktis lainnya yang relevan dengan topik yang dipelajari. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memberikan pengalaman langsung yang dapat membentuk dasar refleksi dan pembelajaran siswa.

Refleksi: Setelah mengalami situasi konkret, siswa diberikan kesempatan untuk merefleksikan pengalaman mereka. Ini melibatkan pemikiran kritis, analisis, dan evaluasi terhadap pengalaman yang mereka alami. Siswa dapat berdiskusi, menulis jurnal, membuat catatan, atau berpartisipasi dalam kegiatan refleksi lainnya yang membantu mereka memahami dan mengaitkan pengalaman dengan konsep yang dipelajari.

Konsep dan Analisis: Tahap ini melibatkan pengenalan konsep dan teori yang relevan dengan pengalaman siswa. Guru menyediakan pemahaman konseptual melalui pengajaran langsung, presentasi, atau materi bacaan yang sesuai. Siswa juga diajak untuk menganalisis dan menghubungkan konsep ini dengan pengalaman konkret yang telah mereka alami. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memperkuat pemahaman siswa dan membantu mereka membuat hubungan antara pengalaman dan konsep.

Aplikasi: Tahap terakhir melibatkan penerapan konsep dan pengetahuan yang diperoleh siswa dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Siswa diberikan kesempatan untuk menerapkan konsep-konsep tersebut dalam aktivitas atau masalah nyata. Hal ini membantu siswa melihat relevansi dan kegunaan konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari.

kegiatan bersama warga memanen ikan (foto: dokumen pribadi)
kegiatan bersama warga memanen ikan (foto: dokumen pribadi)

Manfaat Program Live-in

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Live-in di desa. Berikut adalah beberapa manfaat, berdasar pengalaman penulis sebagai pendamping dan fasilitator Live-in:

Pemahaman Budaya dan Warisan: Melalui tinggal di desa, siswa memiliki kesempatan untuk secara langsung terlibat dengan masyarakat lokal dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya, tradisi, dan warisan yang ada. Mereka dapat belajar tentang kehidupan sehari-hari, adat istiadat, seni, dan praktik budaya yang unik.

Interaksi dengan Masyarakat: Tinggal di desa memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan warga lokal dan memperluas jaringan sosial mereka. Ini menciptakan kesempatan untuk saling belajar, berbagi cerita, dan memperoleh perspektif baru tentang kehidupan, nilai-nilai, dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat desa.

Pembelajaran Lingkungan Hidup: Desa seringkali memiliki hubungan erat dengan alam dan lingkungannya. Melalui Live-in di desa, siswa dapat belajar tentang keanekaragaman hayati, konservasi alam, dan pentingnya keberlanjutan lingkungan. Mereka dapat terlibat dalam kegiatan seperti penanaman pohon, pelestarian sumber daya air, atau pemulihan ekosistem.

Keterlibatan dalam Proyek Komunitas: Tinggal di desa dapat melibatkan siswa dalam proyek komunitas yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Mereka dapat berpartisipasi dalam proyek pembangunan infrastruktur, kegiatan sosial karitatif, atau proyek pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat desa setempat.

Peningkatan Keterampilan Sosial dan Kemandirian: Tinggal di desa menghadirkan tantangan baru bagi siswa, termasuk beradaptasi dengan lingkungan baru, belajar bekerja sama dalam kelompok, dan mengatasi hambatan komunikasi. Ini dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial, keberanian diri, dan kemandirian siswa.

Penghargaan terhadap Keberagaman dan Toleransi: Melalui tinggal di desa yang berbeda dari lingkungan mereka, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman budaya dan sosial. Ini dapat membantu memupuk praktik nilai Pancasila, terutama nilai toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan sikap inklusif dalam kehidupan mereka.

Pembelajaran di Luar Ruang Kelas: Kegiatan Live-in di desa memberikan pengalaman pembelajaran yang praktis dan kontekstual di luar ruang kelas. Siswa dapat melihat penerapan konsep dan pengetahuan yang mereka pelajari dalam konteks kehidupan nyata, yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterkaitan mereka dengan materi pelajaran.

Singkatnya, Live-in di sebuah desa dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi siswa, membuka wawasan mereka tentang dunia, mempromosikan kerjasama sosial sesuai nilai nilai Pancasila, dan mengembangkan keterampilan.

Menanamkan nilai nilai Pancasila dalam kegiatan Live-in di desa

Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam program Live-in dapat dilakukan melalui pendekatan berikut:

Pendidikan Nilai Pancasila: Sertakan sesi pendidikan khusus yang membahas nilai-nilai Pancasila sebelum, selama, dan setelah program Live-in. Berikan pemahaman mendalam tentang arti dan relevansi nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, persatuan, kerakyatan, kesetaraan, dan gotong royong. Diskusikan juga bagaimana nilai-nilai ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam komunitas.

Contoh Teladan: Libatkan pemuka masyarakat, tokoh desa, atau tokoh yang menginspirasi dari komunitas desa setempat untuk berinteraksi dengan siswa. Ajak mereka berbagi pengalaman mereka dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka dan menjalankan tugas sosial mereka dengan mengutamakan kepentingan bersama. Hal ini dapat memberikan contoh langsung kepada siswa tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata, terutama di desa.

Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan: Rencanakan kegiatan sosial atau kemanusiaan yang melibatkan siswa dalam membantu masyarakat desa setempat. Misalnya, mereka dapat terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, seperti membantu membangun infrastruktur dasar, membersihkan lingkungan, atau mendukung kegiatan sosial lainnya. Melalui kegiatan ini, siswa dapat merasakan secara langsung pentingnya gotong royong dan kepedulian terhadap sesama.

Diskusi dan Refleksi: Setelah setiap kegiatan Live-in, adakan sesi diskusi dan refleksi kelompok untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan nilai-nilai Pancasila. Ajukan pertanyaan sederhana, seperti bagaimana nilai-nilai Pancasila tercermin dalam interaksi mereka dengan masyarakat desa setempat, apakah mereka telah menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kegiatan mereka, dan bagaimana pengalaman tersebut memengaruhi pemahaman mereka tentang keberagaman, kesetaraan, dan persatuan.

Simulasi Peran: Gunakan simulasi peran, aneka Games atau permainan peran untuk menghadirkan situasi di mana siswa dihadapkan pada pilihan yang melibatkan pertimbangan nilai-nilai Pancasila. 

Misalnya, berikan skenario di mana siswa harus memutuskan tindakan terbaik yang mencerminkan persatuan, keadilan, atau kesetaraan dalam situasi yang kompleks. Hal ini dapat membantu siswa memahami secara praktis bagaimana nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Pilih Games "Ice  Breaking" kelompok yang ringan, menyenangkan dan mudah diikuti setiap siswa.

makan dalam kebersamaan (foto:dokumen pribadi)
makan dalam kebersamaan (foto:dokumen pribadi)

Langkah perencanaan Live-in harus matang

Menurut pengalaman penulis, kegiatan Live-in harus direncanakan secara matang, agar dalam pelaksanaan kegiatan tidak 'kedodoran' atau berantakan. Beberapa langkah-langkah dalam perencanaan program Live-in, antara lain:

Tentukan Tujuan Program: Tentukan tujuan yang jelas dan spesifik. Misalnya, apakah tujuannya untuk memperkenalkan budaya lokal, meningkatkan kesadaran lingkungan, atau mengembangkan keterampilan sosial peserta. Tujuan yang jelas akan membantu dalam perencanaan kegiatan dan evaluasi keberhasilan program.

Identifikasi Lokasi: Pilih lokasi yang sesuai. Pertimbangkan faktor seperti aksesibilitas, keanekaragaman budaya, keindahan alam, dan ketersediaan fasilitas akomodasi. Pastikan bahwa lokasi tersebut dapat memberikan pengalaman yang kaya dan relevan bagi peserta.

Riset dan Koordinasi dengan Desa/Komunitas Setempat: Lakukan riset mendalam tentang desa atau komunitas yang akan menjadi tempat Live-in. Identifikasi kebutuhan, potensi, dan persyaratan khusus masyarakat desa setempat. Koordinasikan dengan pihak desa atau komunitas untuk menjelaskan tujuan program, mendapatkan persetujuan, perijinan dan membangun hubungan kerjasama.

Perencanaan Isi Kegiatan: Merencanakan isi kegiatan yang sesuai dengan tujuan program dan karakteristik desa atau komunitas. Pertimbangkan kegiatan yang melibatkan interaksi dengan masyarakat setempat, seperti belajar tentang kebudayaan, berpartisipasi dalam kegiatan pertanian, aneka kesenian, atau kerajinan lokal, serta kegiatan sosial dan lingkungan.

Penyusunan Rundown dan Jadwal: Buat rundown kegiatan yang rinci, termasuk waktu, tempat, dan peserta yang terlibat dalam setiap kegiatan. Susun jadwal yang memadukan kegiatan pembelajaran, kegiatan sosial, dan waktu luang. Pastikan jadwal tersebut memungkinkan peserta untuk merasakan pengalaman Live-in secara menyeluruh.

Persiapan Fasilitas dan Akomodasi: Pastikan bahwa fasilitas dan akomodasi di lokasi Live-in memadai untuk menerima peserta. Koordinasikan dengan pemilik homestay atau pengelola penginapan (rumah warga) untuk memastikan kesiapan tempat tinggal, makanan, dan fasilitas lainnya yang diperlukan selama program.

Tim Pendamping: Bentuk tim pendamping yang terdiri dari fasilitator atau instruktur yang kompeten dalam bidang yang relevan. Pastikan tim pendamping memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sesuai untuk mendampingi peserta dalam program Live-in dan memfasilitasi kegiatan dengan baik.

Komunikasi dan Informasi Peserta: Sampaikan informasi yang jelas dan lengkap kepada peserta terkait dengan program Live-in, termasuk tujuan, jadwal, persyaratan, dan hal-hal yang perlu mereka siapkan. Pastikan peserta memiliki pemahaman yang baik tentang program dan dapat mengajukan pertanyaan jika ada.

Evaluasi dan Evaluasi: Setelah program selesai, lakukan evaluasi untuk mengevaluasi keberhasilan program dan mendapatkan umpan balik dari peserta, fasilitator, dan pihak desa atau komunitas. Evaluasi ini dapat membantu dalam perbaikan program Live-in di masa mendatang.

Pembagian Hasil Program: Sampaikan hasil program dan pengalaman peserta kepada masyarakat desa setempat dan pihak terkait. Ini dapat memberikan apresiasi kepada masyarakat atas partisipasinya dalam program serta mempromosikan keberlanjutan program Live-in di masa mendatang.

Dengan langkah-langkah perencanaan yang baik, program Live-in dapat dirancang dan diimplementasikan dengan efektif, sehingga memberikan pengalaman berharga dan positif bagi peserta, serta memberikan manfaat yang signifikan bagi desa atau komunitas desa setempat.

berfoto bersama, seru dan penuh kenangan (foto:dokumen pribadi)
berfoto bersama, seru dan penuh kenangan (foto:dokumen pribadi)

Menentukan Desa tujuan Live-in

Menurut penulis, menentukan lokasi desa tujuan Live-in sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti tujuan program, aksesibilitas, keunikan budaya atau lingkungan, dan kebutuhan siswa. Berikut beberapa pertimbangan untuk membantu menentukan lokasi desa yang cocok untuk Live-in:

Keunikan Budaya: Pilih desa yang memiliki warisan budaya yang kaya dan unik. Desa tersebut mungkin memiliki tradisi, festival, tarian, musik, kerajinan, atau ritual khas yang dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi siswa.

Lingkungan Alam yang Menarik: Cari desa yang terletak di landskap yang menarik dan memiliki keanekaragaman ekosistem. Ini dapat mencakup desa yang berdekatan dengan pegunungan, sungai, pantai, hutan, danau, atau area konservasi alam.

Komunitas yang Ramah dan Kolaboratif: Pilih desa dengan masyarakat yang ramah, terbuka, dan bersedia berkolaborasi dengan siswa. Pastikan masyarakat setempat menyambut kedatangan siswa dengan baik dan memiliki minat dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka.

Kegiatan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat: Cari desa yang memiliki beragam kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Ini dapat termasuk proyek-proyek pembangunan, kegiatan pertanian atau perikanan, kegiatan konservasi lingkungan, atau program-program pendidikan masyarakat.

Aksesibilitas dan Keamanan: Pastikan desa tujuan dapat diakses dengan mudah dan memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung tinggal sementara siswa. Perhatikan juga aspek keamanan dan pastikan desa tersebut aman dan nyaman untuk tinggal dalam jangka waktu yang ditentukan.

Potensi Pembelajaran yang Luas: Pertimbangkan desa yang menawarkan berbagai potensi pembelajaran di berbagai bidang, seperti budaya, sejarah, ekologi, pertanian, industri lokal, seni dan kerajinan, atau kegiatan komunitas yang dapat memberikan pengalaman belajar yang kaya dan beragam.

Kemitraan dengan Pemuka Masyarakat: Jika mungkin, lakukan kemitraan dengan pemuka masyarakat desa yang dapat membantu dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan Live-in. Mereka dapat membantu menyambut siswa, mengatur kunjungan ke tempat-tempat menarik, dan memberikan wawasan tentang kehidupan dan budaya desa setempat.

Ingatlah bahwa pemilihan lokasi desa tujuan harus didasarkan pada tujuan program dan kebutuhan siswa. Ada kalanya, melibatkan siswa dalam proses pemilihan lokasi juga dapat memberikan mereka rasa kepemilikan dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam kegiatan Live-in:

permainan atau games kerjasama kelompok (foto:dokumen pribadi)
permainan atau games kerjasama kelompok (foto:dokumen pribadi)

Beberapa contoh Desa tujuan Live-in, antara lain: 

Desa Wisata Nglanggeran - Yogyakarta: Desa Wisata Nglanggeran menawarkan pengalaman Live-in  di tengah lingkungan pegunungan yang indah. Anak-anak sekolah dapat menginap di homestay penduduk setempat, belajar tentang budaya dan kehidupan pedesaan, serta ikut dalam kegiatan seperti hiking, peternakan, dan kerajinan tangan.

Desa Wisata Jatiluwih - Bali: Desa Wisata Jatiluwih di Bali menawarkan pengalaman Live-in di tengah perkebunan dan sawah terasering yang terkenal. Anak-anak sekolah dapat menginap di penginapan tradisional, belajar tentang pertanian organik, ikut dalam kegiatan menyemai padi, serta menjelajahi keindahan alam dan kehidupan desa.

Desa Wisata Mangunan - Dlingo, Bantul, Yogyakarta: Desa Wisata Mangunan menawarkan tempat Live-in yang memungkinkan anak-anak sekolah untuk mengenal kehidupan pedesaan dan pesona alam pegunungan. Mereka dapat menginap di rumah-rumah penduduk, belajar tentang pertanian, dan mengikuti kegiatan seperti panen buah, berkebun, dan mengunjungi air terjun setempat.

Desa Wisata Tembi - Sleman, Yogyakarta: Desa Wisata Tembi menawarkan program Live-in dengan menginap di rumah-rumah penduduk. Anak-anak sekolah dapat belajar tentang budaya Jawa, mengikuti kelas seni dan kerajinan, mengenal alat musik tradisional, serta berinteraksi dengan masyarakat setempat.

Desa Wisata Kalibiru - Kulon Progo, Yogyakarta: Desa Wisata Kalibiru menawarkan pengalaman Live-in dengan menginap di penginapan atau homestay. Anak-anak sekolah dapat belajar tentang kehidupan pedesaan, ikut dalam kegiatan pertanian, menjelajahi alam dengan trekking, dan menikmati pemandangan indah dari spot foto terkenal di desa ini.

Menurut penulis, penting untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai program Live-in di desa-desa tersebut, termasuk fasilitas, kegiatan, dan persyaratan yang diperlukan. Pastikan juga untuk berkoordinasi dengan pihak desa atau penyelenggara program untuk mendapatkan informasi terkini dan melakukan reservasi sebelum mengunjungi desa tersebut.

Beberapa Catatan Penting

Menurut penulis, ada beberapa catatan yang penting untuk diperhatikan dalam program Live-in. Apa saja?

Keselamatan dan Kesehatan: Prioritaskan keselamatan dan kesehatan semua peserta Live-in. Pastikan akomodasi, transportasi, dan kegiatan yang direncanakan aman dan memenuhi standar keamanan. Siapkan peralatan pertolongan pertama dan pastikan ada staf atau pendamping yang terlatih untuk menghadapi situasi darurat.

Persiapan yang Matang: Lakukan persiapan yang matang sebelum kegiatan Live-in dimulai. Termasuk dalam persiapan ini adalah pengecekan perizinan, perencanaan kegiatan, pengaturan akomodasi dan logistik, serta komunikasi dengan pihak terkait seperti pemuka masyarakat atau pemimpin desa.

Pengawasan dan Pendampingan: Pastikan ada guru pendamping yang memadai untuk mengawasi dan mendampingi peserta Live-in selama kegiatan berlangsung. Pendamping harus terlatih dan memiliki pengetahuan tentang kegiatan dan tujuan program, serta mampu memberikan bimbingan dan dukungan kepada siswa.

Penghormatan terhadap Budaya Lokal: Ajarkan dan dorong peserta Live-in untuk menghormati budaya dan adat istiadat lokal. Berikan penjelasan tentang tata krama, norma, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat setempat. Penting untuk menghindari perilaku yang menyinggung atau mengganggu masyarakat desa setempat.

Kerjasama dengan Komunitas Lokal: Bangun hubungan yang baik dengan komunitas setempat. Berkomunikasilah dengan pemuka masyarakat atau tokoh desa untuk mendapatkan persetujuan dan dukungan mereka dalam melaksanakan kegiatan Live-in. Libatkan masyarakat , misalnya karang taruna, dalam kegiatan yang direncanakan dan hormati kebutuhan serta keinginan mereka.

Kebersihan dan Lingkungan: Ajarkan peserta Live-in untuk selalu menjaga kebersihan dan merawat lingkungan selama kegiatan berlangsung. Dorong praktik-praktik ramah lingkungan, seperti penggunaan barang-barang reusable, pengelolaan sampah yang baik, dan pengurangan jejak ekologis.

eksplorasi alam desa di pagi hari (foto:dokumen pribadi)
eksplorasi alam desa di pagi hari (foto:dokumen pribadi)

Evaluasi dan Refleksi: Lakukan evaluasi terhadap kegiatan Live-in setelah selesai. Mintalah masukan dan umpan balik dari peserta, pendamping, dan masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas program di masa depan. Selain itu, lakukan juga refleksi bersama peserta untuk memperkuat pemahaman mereka tentang pengalaman yang telah mereka alami.

Penghormatan dan Keberagaman: Jadikan nilai dasar Pancasila, seperti penghormatan dan keberagaman sebagai landasan dalam kegiatan Live-in. Dorong peserta untuk menghormati perbedaan budaya, agama, dan latar belakang peserta lainnya. Aktifkan diskusi dan kegiatan yang memperkuat pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman.

Komunikasi Efektif: Pertahankan komunikasi yang terbuka dan efektif antara semua pihak yang terlibat. Sampaikan informasi dengan jelas kepada peserta, pendamping, dan masyarakat setempat. Dukung komunikasi dua arah untuk mendengarkan dan menanggapi masukan, pertanyaan, atau kekhawatiran peserta.

Pemantauan dan Evaluasi Keberhasilan: Monitor dan evaluasi keberhasilan kegiatan Live-in dengan memeriksa sejauh mana tujuan dan harapan telah tercapai. Lakukan evaluasi terhadap pelaksanaan, dampak, dan pembelajaran yang dicapai, serta gunakan hasil evaluasi tersebut untuk meningkatkan program di masa depan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kegiatan Live-in dapat dilakukan dengan baik dan memberikan pengalaman yang berharga bagi peserta dan masyarakat desa setempat. Secara keseluruhan sesungguhnya program Live-in dengan sendirinya merupakan sarana pembelajaran nilai-nilai Pancasila secara nyata kepada siswa dan masyarakat setempat. Iya tidak? iya kan. ya iyalah. iya donk.

Akhirnya, semoga ulasan penulis ini ada manfaatnya. Semoga. (mari dicemil makanannya, dan diseruput lagi kopinya..sruuputt!! )

SELESAI // Baca Juga: Kisah Nyata di Desa Perkawinan Bukan Mainan // 

 *Penulis adalah mantan fasilitator Live-in di beberapa sekolah SMA/SMP di Jakarta /founder "Desa rumah Tempa".

Salah satu kegiatan eksplorasi sungai (foto dokumen pribadi)
Salah satu kegiatan eksplorasi sungai (foto dokumen pribadi)
kegiatan refleksi dan tugas kelompok (foto dokumen pribadi)
kegiatan refleksi dan tugas kelompok (foto dokumen pribadi)
tim fasilitator harus berkompeten (dokumen pribadi)
tim fasilitator harus berkompeten (dokumen pribadi)
kompetisi memanen ikan bersama (dokumen pribadi)
kompetisi memanen ikan bersama (dokumen pribadi)
buat games yang mudah dan berkesan (foto: dokumen pribadi)
buat games yang mudah dan berkesan (foto: dokumen pribadi)
makan dalam kebersamaan, sederhana tapi asyik ( foto:dokumen pribadi)
makan dalam kebersamaan, sederhana tapi asyik ( foto:dokumen pribadi)
jelajah sawah, kegiatan kelompok (foto dokumen pribadi) 
jelajah sawah, kegiatan kelompok (foto dokumen pribadi) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun