Perjalanan Kereta Biru Malam
Di peraduan rel yang tenang gelap,
Berkedip lampu-lampu kereta tanda arah,
Kereta biru berjalan mulai melaju,
Merambat menyusuri garis waktu.
Gerbong-gerbong terpampang megah,
Dilumuri peluh kisah perjalanan susah,
Di setiap jendela tersembunyi rindu,
Dalam kereta biru malam yang berdebu.
Penumpang menatap keluar jendela,
Mendamba hampa di setiap perhentian,
Perjalanan mengarungi waktu dan ruang,
Dalam relung gelap jiwa yang menggebu.
Kereta biru malam melaju semakin jauh,
Merentangkan kenangan di setiap sudut,
Lewat kota-kota yang telah berlalu,
Meninggalkan jejak sepasang mata lelah.
Melodi kereta biru memayungi kalbu,
Menyapa bintang-bintang di angkasa,
Seperti lagu zaman yang terlupa,
Terperangkap dalam rel kereta biru malam.
Berpapasan dengan kota-kota lelap tidur,
Dalam bisikan kereta yang merdu,
Melambai pesona kenangan lalu,
Menepis keraguan yang menyelimuti.
Kereta biru malam, simbol perjalanan,
Membawa kita ke tempat yang tak terjangkau,
Menyatu dengan malam yang begitu dalam,
Mengungkap rahasia hati yang terpendam.
Di ujung perjalanan yang tak berkesudahan,
Kereta biru malam berhenti sejenak,
Menyimpan kisah-kisah yang tak terungkap,
Dalam setiap nafas yang terhirup.
Kereta biru malam berlalu dalam duka,
Melintasi relung gelap yang sunyi,
Meninggalkan jejak di setiap sudut,
Seperti kenangan rapih terukir dalam hati
Dalam gerak lambat, kereta melaju pergi,
Menuju tempat yang tak terjangkau,
Meninggalkan luka dan duka di baliknya,
Menyisakan sejuta tanya dan keraguan.